[nasional_list] [ppiindia] Re: Re :Cinta, Tak Sebatas Asmara

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 16 Feb 2005 10:23:44 -0000

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **


Nah, setuju lagi,Mas.

Anda tulis sebagai penutup:

"kalau dibandingkan dengan malaisia dan singapore, tentu sangat 
berbeda
karena di indonesia yang memerintah kan masih merasa sebagai raja
jadi hukumnya juga gaya preman, sedangkan di malaisia dan singapore
hukum itu ditentukan oleh hakim jadi mereka benar-benar menjalan
kan syariat yang mungkin berasal dari agama untuk menghukum orang
yang korupsi dan tindakan tidak mulia lainnya.."

Dizaman penjajahan Belanda, dimana orang kita masih mengalaminya 
lebih dari 2/3 hidup mereka, kita tahu, bagaimana teratur bangsa kita 
ini. Displin dan kerja keras. Coba mas tanya eyang atau paman yang 
masih mengalaminya. 

Jadi, pointnya, disini, bukan hukumnya yang oleng (karena hukum kita 
masih sama), namun manusia yang memimpinnya, yang menjadi panutan.

Disinilah, yang saya ingin garis bawahi, bahwa semangat hidup mulia 
itulah, yang menentukan, bukan kenyataan memeluk agama.

Anda mungkin benar sekali, bahwa bila Muslim mentaati syariat, maka 
tak mungkin hidup tak mulia, alias ngemplang dan korupsi. Kalau kita 
bungkus statement ini dengan statistik, maka, berapa % manusia 
Indonesia yang hidup menurut syariat (walau shalat 5 waktu, naik 
haji, berkurban hewan, dlsb?).

Mas, ini juga berlaku bagi umat agama lain lho, yang rajin ke gereja, 
amal pada yatim piatu, tapi lalu menguras harta bangsa dan negara, 
untuk mengisi pundi pundi setelah amal. Korupsi dahulu, lalu 
mendirikan rumah jompo, panti anak yatim. Dst.

Kita kembalikan pada inti statement (kita baca lagi tulisan Syabab), 
maka tak benar, beragama, lalu langsung menjadi baik.

Amal, adalah kuncinya. Inipun dapat dilakukan tanpa ayat, namun 
menuruti hati nurani yang bersih.

Salam

Danardono









--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Yustam@xxxx wrote:
> 
> 
> 
> "OK, kita sering katakan, bukan agamanya tetapi orangnya, well, ini
> benar, tetapi lalu: apakah manusia yang hampir 200 juta ini (90% x
> 200 juta), semua bermaksiat walau beragama? Buktinya negara ini
> bobrok, dari pemulung sampai mentri? Mengapa? padahal mereka
> menjalankan syariat agama?"
> 
> mas Hadinoto,  persepsi diatas saya tidak sependapat karena,  orang 
yang
> menjalankan syariat agama artinya orang yang melakukan semua 
perintah
> agama, kalo masih korupsi, mengambil hak orang lain mana bisa 
disebut
> menjalankan syariat agama,  karena agama mensyariatkan umatnya untuk
> tidak korupsi dan mengambil hak orang lain ...   yang korupsi kan
> pejabatnya sedangkan rakyatnya yang 200 juta itu setelah dikurangi 
pejabat,
> hak-haknya banyak yang di sunat dan di aniaya  ...  kalau kita 
membawa
> bawa 200 juta rakyat yang telah menderita, sungguh itu tidak fair  
dalam
> menilai  keadaan indonesia yang sebenarnya  ..
> 
> bedanya mungkin pengertian syariat itu  ...
> 
> dulu kan yang memerintah indonesia itu adalah raja-raja yang 
disembah-
> sembah bagaikan tuhan, segala apa yang di omongkannya itu adalah 
hukum
> karena mereka merupakan titisan yang maha kuasa,  maka setelah
> penajajahan,  mereka pula yang di manfaatkan oleh penjajah untuk
> melaksanakan semua perintah penjajah  ... dan sekarang zaman sudah
> merdeka  titisan kekuasaan itu masih saja mengalir  yakni
> memeras rakyat   .....
> 
> kemuliaan itu  bila seseorang  yang kecemplung di sumur duit orang
> lain  tapi tidak sepeserpun duit yang di ambilnya,  karena takut
> akan syariat agama  nah  ini yang disebut orang mulia, karena tahu
> akan hak-nya dan hak orang lain   ...
> 
> kalau dibandingkan dengan malaisia dan singapore, tentu sangat 
berbeda
> karena di indonesia yang memerintah kan masih merasa sebagai raja
> jadi hukumnya juga gaya preman, sedangkan di malaisia dan singapore
> hukum itu ditentukan oleh hakim    jadi mereka benar-benar menjalan
> kan syariat yang mungkin berasal dari agama untuk menghukum orang
> yang korupsi dan tindakan tidak mulia lainnya
> 
> 
> 
> 
> salam
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> Makasih mas. Mas tulis:
> 
> -------------
> "jadi ada umat dari suatu agama yang benar-benar mematuhi
> ajaran agamanya, ada juga yang mbeling. yang mbeling-mbeling
> inilah yang disebut orang yang bermaksiat terhadap agamanya.
> contohnya agama melarang umatnya korupsi, maka dengan
> sendirinya orang yang melanggar aturan ini disebut bermaksiat
> dalam pandangan agama maupun pandangan rakyat dan negara..."
> 
> -------------
> Nah inilah yang benar dan memang terjadi.
> 
> Masalahnya, Syabab menulis, kalau orang menganut agama (dalam 
tulisan
> dia: Islam, artinya menjadi Muslim), maka semua akan menjadi mulia.
> Baik.
> 
> Justeru ini yang saya sanggah. Pemelukan agama itu, seperti terbukti
> dalam perjalanan sejarah bangsa ini, 60 tahun, tidak membawa
> permuliaan atau peningkatan harkat bangsa, malah makin semwarut.
> 
> OK, kita sering katakan, bukan agamanya tetapi orangnya, well, ini
> benar, tetapi lalu: apakah manusia yang hampir 200 juta ini (90% x
> 200 juta), semua bermaksiat walau beragama? Buktinya negara ini
> bobrok, dari pemulung sampai mentri? Mengapa? padahal mereka
> menjalankan syariat agama?
> 
> Agama memang tidak salah, lalu apa yang keliru dalam beragama selama
> ini? 60 tahun?
> 
> Saudara saudara kita yang juga Muslim dari Malaysia dan Singapura
> berhasil memperlihatkan ethik hidup yang berdisiplin dan kerja 
keras,
> dan alhasil: negara yang makmur dan teratur?
> 
> Mengapa Islam berhasil dihayati di Malaysia (yang penduduknya benar
> benar sholeh seperti saya kenal sendiri). Dan di Singapura? Mengapa
> pemimpin pemimpin Muslim di Malaysia mulai dari Tungku Abdurrakhman
> sampai Mahathir ber-sunguh sunguh dalam berkarya? Jujur taat hukum?
> 
> Juga umat Muslim di Singapura yang hidup dalam hukum warisan Inggris
> yang super sekular itu, dan dipimpin oleh pemimpin pemipion umat
> Buddha dan Konghucu, berperformance tinggi? (Saya kenal mereka dalam
> business perusahaan kami, ber-tahun2).
> 
> Manusianya yang salah. OK, Tetapi hampir 200 juta?
> 
> Salam amal
> 
> Danardono
> 
> 
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Yustam@xxxx wrote:
> >
> > apa yan disebut dengan menganut agama adalah orang yang
> > menjalankan syariat agama itu sendiri, tentu semua agama
> > punya syariat, tapi berapa persen-kah orang yang menjalankan
> > syariat agamanya itu,  ini tergantung dari pemahaman individu
> > itu sendiri.  menjalankan syariat agama tentu mempunyai kenikmatan
> > tersendiri.
> >
> > cuma kalau dari sononya syariat agama sudah dikorupsi, maka
> > yang menjalankan agama itu tentu tidak akan merasakan
> > nilmatnya agama,  contoh kalau nabinya berpuasa, tapi umatnya
> > tidak ada ya ng menjalankannya, ini lah yang namanya korupsi.
> >
> > jadi ada umat dari suatu agama yang benar-benar mematuhi
> > ajaran agamanya, ada juga yang mbeling.  yang mbeling-mbeling
> > inilah yang disebut orang yang bermaksiat terhadap agamanya.
> > contohnya agama melarang umatnya korupsi, maka dengan
> > sendirinya orang yang melanggar aturan ini disebut bermaksiat
> > dalam pandangan agama maupun pandangan rakyat dan negara.
> >
> > saya pikir yang dimaksud dengan kemuliaan adalah orang-orang
> > yang benar-benar menjalankan syariat agamanya, tidak korupsi
> > dan perbuatan molimo serta perbuatan tidak benar lainnya..
> >
> > salam
> >
> >
> >
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg
> Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
> 
> Yahoo! Groups Links





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: