[nasional_list] Re: [ppiindia] Re: Perdagangan Wanita dan Pelacuran

  • From: Nugroho Dewanto <ndewanto@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 03 Oct 2006 12:57:14 +0700

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **
Ayaan

Ayaan, anak gadis yang kelak membuat heboh Eropa 
itu, memulai pemberontakannya di sebuah gedung 
bioskop. Itu terjadi ketika ia, asal Somalia, 
bersama ibu, kakak, dan adiknya tinggal sebagai 
keluarga pengungsi di Kenya pada akhir tahun 1980-an.

Pada umur belasan tahun itu ia jatuh cinta kepada 
seorang pemuda yang ia beri nama rahasia 
?Yussuf?. Bagi keluarga Ayaan, hubungan itu 
salah. Pemuda itu orang Kenya. Tapi seandainya 
pun bukan, pacaran adalah perbuatan cela bagi gadis muslimah seperti dia.

Maka di dalam gelap di depan layar putih itulah 
Ayaan menemukan jalan bagaimana bisa duduk 
berdampingan dengan ?Yussuf?. Mereka bersentuhan 
tangan. Tapi hatinya berdebar keras oleh gairah 
dan juga rasa bersalah. Di depan mereka 
adegan-adegan A Secret Admirer--sebuah film 
komedi Hollywood buat remaja--diputar, dan mereka 
melihat bagaimana anak-anak muda nun di ?Barat? 
itu berciuman di bibir, tanpa ketakutan, dan akhirnya bahagia.

Ayaan bukannya tak datang dari sebuah keluarga 
terpelajar. Ayahnya, Hirsi Magan Isse, seorang 
pakar bahasa dan bahkan pernah belajar di AS. 
Lelaki ini percaya bahwa demokrasi penting, 
begitu juga pendidikan untuk perempuan. Ia jadi 
seorang aktivis. Somalia berada di bawah 
kediktatoran Mohammad Said Barre, dan Hirsi 
melawan. Ia dipenjarakan. Ketika itu Ayaan lahir. 
Keluarga itu meninggalkan tanah kelahiran mereka.

Anak gadis itu kemudian bersekolah di Nairobi, di 
sebuah sekolah buat muslimah kecil. Ia menutup 
tubuhnya brukut dari ubun sampai ke jempol kaki 
dan dengan bersemangat ikut demonstrasi mengutuk Salman Rushdie.

Tapi perubahan dalam dirinya terjadi, secara 
radikal, yang kemudian membawanya ke Belanda, 
menjadikannya seorang yang menuding Islam sebagai 
asal penindasan perempuan dan ketidakbebasan 
manusia untuk berpikir. Dari sinilah berkobar 
konfrontasi yang sengit yang berakhir (mungkin 
juga tak berakhir) pada pembunuhan Theo van Gogh 
di sebuah jalan Amsterdam pada suatu pagi awal 
November 2004. Dalam Murder in Amsterdam 
(terbitan The Penguin Press, New York, 2006), Ian 
Buruma dengan sensitif, cerah, dan memukau 
menampilkan sosok Ayaan serta problem yang 
dihadapi hampir siapa pun di Belanda dan Eropa 
kini: dilema, ketakutan, rasa curiga dan benci, 
juga hipokrisi, ketika di negeri yang pernah 
bangga akan Pencerahan itu harus menghadapi 
kenyataan, bahwa ide-ide tentang kebhinekaan, 
toleransi, dan ke-universal-an terbentur dengan realitas yang baru.

Kita tentu masih ingat peristiwa pembantaian itu. 
Pembuat film, penyelenggara acara debat talk-show 
yang terkenal dengan ucapannya yang kasar itu, 
Theo van Gogh, ditembak, disembelih, dan ditikam 
Mohammad Bouyeri di tepi jalan. Di pisau kecil 
yang tertancap di dada korbannya itu, sang pemuda 
Belanda keturunan Maroko menyematkan selembar 
surat. Isinya dialamatkan Ayaan Hirsi--yang telah 
meninggalkan agamanya, memilih jadi atheis, dan 
kemudian bersama Van Gogh membuat film 12 menit 
berjudul Submission yang memang dimaksudkan untuk 
menunjukkan buruknya Islam--akan jadi sasaran pembantaian berikutnya.

Apa gerangan yang terjadi pada Ayaan?

Dalam kisah yang dicatat Buruma, perjalanan itu 
cukup berliku. Dari Somalia, anak tapol itu 
bersama keluarganya hidup sebagai pelarian di 
seberang pelbagai perbatasan. Sebelum di Kenya, 
mereka tinggal di Arab Saudi, di mana Ayaan 
bertemu ayahnya yang menghilang dari negerinya. 
Di sana, di lingkungan ajaran Wahabi, ia, seperti 
tiap perempuan, praktis tidak bisa berada di luar 
rumah. Tapi tak serta-merta Ayaan membangkang. 
Malah sesampai di Kenya, setelah Sudan, ia 
tertarik ke dalam ide-ide Ikhwanul Muslimin yang 
baginya memberi idealisme. Tapi ia juga telah 
menyaksikan dari dekat, dari hidupnya sendiri, 
betapa perempuan ditampik sebagai sesama yang 
berhak. Pada usia 22, Ayaan diperintah jadi istri 
seorang sepupu yang hidup di Kanada. Ia dikirim 
ke sana. Tapi melarikan diri ke Belanda.

Ia bekerja di pabrik, dan bersua dengan seorang 
pacar yang memberinya buku ?Manifesto Atheis?. 
Mulai tumbuh sikap berontak terhadap imannya yang 
lama, dan ia jadi aktivis, masuk politik, jadi 
anggota parlemen--dan jadi seorang penantang.

?Yang dibutuhkan kebudayaan Islam,? begitu 
tulisnya, ?adalah buku, lakon, puisi dan lagu 
yang?mengejek aturan agama.? Ia ingin berperan 
sebagai Voltaire yang menghajar Gereja Katolik 
dan dengan demikian membuka pintu Pencerahan. 
Eropa bisa bangkit karena meninggalkan imannya 
dan masuk ke pemikiran yang universal, terbuka, dan merangkum.

Ayaan melihat, Islam terus-menerus menampik untuk 
menjabat dunia yang diciptakan beraneka, dan ia 
tak sendirian menyaksikan itu. Yang tak dilihat 
segera ialah Eropa sendiri--dengan prestasi 
Pencerahan--belum juga memecahkan soal itu. Para 
imigran, seperti Ayaan, mengalami Eropa yang tertutup.

Goenawan Mohamad
(Catatan Pinggir Majalah Tempo, 2 Oktober 2006)



At 09:57 PM 10/2/2006, you wrote:

>Lalu, dimanakah gerangan posisi gerakan wanita yang tepat? Posisi
>Hizbut Tahir yang menginginkan wanita selalu men-subordinate diri,
>atau posisi, yang memperjuangkan kepentingan wanita agar mendapat
>perlakuan yang setara?
>
>Dimanakah posisi wanita Indonesia yang benar? seperti di Afganistan
>dizaman Taliban (sampai kini) atau seperti di Mesir atau Jordania,
>atau Jerman, Canada atau Australia?
>
>Salam
>
>Danardono




[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> Your email settings:
    Individual Email | Traditional

<*> To change settings online go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/join
    (Yahoo! ID required)

<*> To change settings via email:
    mailto:ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 
    mailto:ppiindia-fullfeatured@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: