** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Ambon" <sea@xxxx> wrote: > ***** Mungkin masalah tawuran di Perancis ini dapat kita cerahi dengan membaca tulisan ini: SUARA PEMBARUAN DAILY --------------------------------- WashWatch Seandainya Paris Jadi Poso Christianto Wibisono ARI Kamis, 27 Oktober 2005, dua remaja imigran tewas tersetrum listrik di Paris. Masyarakat imigran Arab Muslim menuduh polisi mengejar dan membiarkan. Selama seminggu suntuk, 20 kota sekitar Paris dilanda kerusuhan berupa pembakaran ratusan mobil. Ini adalah krisis internal Prancis yang terserius sejak perang global melawan teror. Presiden Jacques Chirac, PM Dominique de Villepin dan Mendagri Nicolas Sarkozy membatalkan rencana kepergian untuk secara marathon mengatasi krisis SARA terberat di Prancis. Hari Sabtu, 29 Oktober, 3 siswi Kristen dipenggal kepalanya di Poso secara "profesional" oleh teroris yang sudah mahir melakukan pembantaian semacam itu. Poso dan Ambon sudah sekitar lima tahun menjadi ajang konflik berdarah. Tapi jarang masuk CNN, sedang Paris segera tertayang di seluruh jaringan televisi global. Kekerasan SARA di Paris mengurungkan niat Pangeran Charles untuk menggurui Bush agar tidak terlalu keras terhadap Islam. Dalam pidato makan malam kenegaraan, Charles hanya menyinggung soal pemanasan global dari wacana lingkungan hidup. Sebelumnya ada pesan sponsor dari masyarakat Muslim di Inggris untuk menegur Bush yang dianggap terlalu keras terhadap Islam. Terjemahan bahasa Inggris buku Oriana Fallaci The Force of Reason baru saja beredar. Fallaci mengingatkan bahwa Eropa bakal segera menjadi koloni Arab. Januari lalu, pengarang wanita Mesir dengan nama samaran Bat Ye'or menulis buku berjudul Eurabia. Europa akan berubah menjadi Eurabia, karena kaum imigran Timur Tengah justru berani menuntut hak eksklusif, separatis dan sektarian secara agama, sosial dan budaya. Mereka memberlakukan syariah di kota-kota, di mana Islam adalah mayoritas dan tidak mengakui hukum perdata yang sudah berlangsung sejak zaman Napoleon. Imigran sekuler dari Timur Tengah mengeluh bahwa dia lari dari negaranya untuk menghindari syariah, tapi malah dipaksa menerima syariah oleh pemerintah liberal Eropa yang mengorbankan hukum perdata di bawah hukum syariah. Dengan kata lain,justru di pelbagai wilayah yang mayoritas Muslim, Darul Islam dan hukum syariah Islam sudah diberlakukan di Paris, Hamburg, Denmark, Swedia, Inggris, Italia. Ekspansi syariah Islam ini juga berlangsung pesat di Detroit Michigan, di mana keturunan Arab merupakan mayoritas. Suasana sudah mirip Timur Tengah dan bukan Amerika Tengah. Islamisasi secara sosial budaya melanda Eropa karena secara demografis penduduk Islam berlipat ganda lebih cepat dari masyarakat kulit putih yang tidak berminat mempunyai keturunan/anak. Sebagian besar warga pribumi Eropa juga sudah tidak peduli dengan agama Kristen,menjadi sekuler dan atheis yang tidak ambil pusing apakah orang lain beragama Kristen atau Islam. Mereka tidak mempunyai sistem nilai yang berbobot untuk dipertahankan dan dibela. Karena itu, menurut Fallaci, Eropa sedang berubah menjadi Erabia. Dalam satu generasi Islamisasi di Eropa akan menjadi kenyataan melalui pemberlakuan syariah secara bertahap dari pelbagai kota (town- municipalities) disekitar ibukota metropolitan seperti Paris atau London. * KERUSUHAN di Paris selama seminggu merupakan mata rantai dari konflik kebencian yang telah dimulai sejak pembunuhan Theo van Gogh setahun lalu di Belanda dan teror bom Bali, Madrid dan London. Paris hanya satu bagian mikro dari jihad global kelompok garis keras Islam radikal seluruh dunia. Oriana Fallaci (76 th) sendiri sudah menjadi atheis dan ia mengecam Paus dan Gereja Katolik yang dianggap terlalu lemah menghadapi arus syariah-isasi dunia dan Eropa. Tentu ia belum memperhitungkan sikap prinsipiil Paus Benediktus XVI yang ingin menegakkan kembali moral hakiki kebenaran dan keadilan tidak bisa direlatifkan. Sementara itu, Presiden Bush sedang menghadapi KTT Amerika yang paling sulit karena gembong garis keras anti AS, Presiden Hugo Chavez dari Venezuela sudah siap jadi penantang AS yang populis dan didukung opini public Amerika Latin. Semuanya sudah capek merasa selalu jadi junior, antek, bawahan, penerima bantuan dan sumbangan serta lebih miskin dari AS. Mereka merasa telah dieksploitasi oleh AS sebagai super power dan karena itu merasa harus mandiri, bersatu padu menghadapi AS baru bisa berperanan secara setara. Tentu saja tidak banyak yang melakukan mawas diri, kenapa Amerika Latin yang 100 tahun lalu sama makmur dan pendapatan per kapitanya dengan AS sekarang merosot jadi Dunia Ketiga. Buenos Aires sebelum Perang Dunia II dikenal sebagai Parisnya Amerika Latin dan menjadi kiblat wisatawan. Sekarang kalau orang mendengar tentang ibu kota Amerika Latin maka orang takut narkoba, gang, culik, bom dan teror serta demo yang jadi kriminal. Konfrontasi Dunia Ketiga vs AS sedang berlangsung di Mar del Plata, Argentina selama dua hari 4-5 November. Dengan insiden SARA di Paris, dunia harus insaf bahwa perang ideologi antara kebenaran, keadilan, dan hukum melawan teror, kebencian dan main hakim sendiri adalah tantangan dunia pasca 911. Jika masing- masing kubu Osama dan Bush mengklaim diri mereka sebagai wakil Allah atau Tuhan, tidak mungkin dua-duanya benar. Manusia harus berani melakukan mawas diri ke dalam lubuk hati nurani masing-masing. Apakah dunia ini akan rela diperintah menurut hukum dan moral yang manusiawi dengan memberikan imbalan kepada masyarakat awam yang patuh hukum serta memberikan hukuman pada mereka yang melanggar hukum. Atau dunia akan terpecah menjadi gang-gang sektarian, partisan, primordial dan primitive yang sudah bertiwikrama menjadi jaringan global tanpa bisa dilokalisasi dan diabaikan. Selama berabad-abad manusia hidup dalam lingkungan lokal, tribal, nasional yang sempit. Semua selalu mengandalkan kekuatan mayoritas untuk menundukkan dan menaklukkan yang minoritas. Walaupun belum tentu mayoritas itu benar dan adil, jujur dan mewakili hati nurani, tapi karena mereka mayoritas maka dibenarkan mewakili suatu bangsa (nation state). Sedang minoritas boleh ditindas bila perlu dibersihkan secara ethnic cleansing Bosnia atau Rwanda. Sekarang ini nation-state sudah terterobos oleh lalu lintas migrasi yang sulit dibendung. Imigran Muslim, walaupun minoritas, berani menuntut hak di Eropa dan AS dan sedang dalam proses menjadi mayoritas di Eropa. Dalam posisi minoritas, mereka berhasil menerapkan asas tirani minoritas dengan menuntut syariah di pelbagai wilayah dan masalah perdata. Dalam posisi mayoritas mereka akan menerapkan full syariah di bumi Eropa. Masalah besar bagi dunia ialah apakah rezim syariah yang akan diterapkan di Eropa itu bisa melanjutkan tradisi demokrasi liberal Eropa. Atau akan bermutasi menjadi rezim Timur Tengah yang tidak jelas apa dan siapa modelnya. Apakah Prancis setelah dikuasai Islam akan menjadi seperti Libia di bawah Khadafi, atau Mesir di bawah Mubarak, atau Iran di bawah Khamenei, atau Saudi Arabia? Kalau Eropa menjadi Erabia dan masuk kubu Timur Tengah, apakah dunia akan lebih makmur. Apakah Erabia bisa mempertahankan tingkat kesejahteraan sosial ekonomi yang dicapai dengan susah payah pembangunan ekonomi pasar dalam asas negara kesejahteraan? Apakah Erabia bisa mengulangi kisah sukses Harun Al Rasyid (763-809) membangun kalifah Baghdad yang makmur, terbuka, toleran, pluralis dan mencapai salah puncak keemasan Islam? Harun Al Rasyid memberikan asas meritokrasi terhadap sarjana non-Muslim untuk berkarya di Baghdad. * RENTETAN pertanyaan yang menggelitik tersebut semakin relevan dengan kenyataan pahit, konflik SARA di Paris. Dunia menghadapi pilihan untuk memilih rezim dan system sosial politik toleran majemuk berdasarkan hukum yang menghormati harkat dan martabat manusia. Atau, justru terjebak ingin melestarikan hukum sektarian primordial primitif yang hanya berlaku untuk satu suku, agama, bangsa secara eksklusif. Artinya, manusia dunia akan dibagi dan dipecah menurut suku dan agama yang harus dimenangkan oleh salah satu dengan melenyapkan yang lain bila perlu dengan kekerasan. Oriana Fallaci dan Bat Ye'or menilai dunia tampak sudah muak, benci dan jenuh terhadap Barat. Sedang Barat sendiri telah kehilangan assertiveness untuk membela nilai-nilai luhur yang dimilikinya. Maka, ideologi paling agresif model syariah-lah yang akan menguasai dunia. Kalau Eropa jadi Erabia, itu risiko dari kelemahan dan ketakutan Barat yang tidak yakin akan sistem nilai sosial budaya dan akar sejarahnya dalam perjuangan menegakkan hak asasi manusia. Fallaci tentu belum memperhitungkan faktor kekuatan ketiga di luar Barat dan Islam, yaitu Asia Timur. Inilah yang secara modern disebut sebagai skenario Huntington tentang the clash of civilizations. Tiongkok tidak asing dengan konflik itu karena sudah pernah mengalami sejarah Sam Kok (220-280), perang tiga negara memperebutkan dominasi Tiongkok. Meramal masa depan tanpa membaca sejarah akan berujung kekeliruan. Jadi penganut Huntington mesti membaca Sam Kok supaya paham kenapa Hu Jintau tenang-tenang saja dalam kondisi Paris menjadi Poso atau Detroit menjadi Medina. * ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **