[nasional_list] [ppiindia] Re: Diaspora (etnis) yang patut jadi panutan!

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 09 Nov 2005 11:54:30 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, 
"Ambon" <sea@xxxx> wrote:
>
***** Mungkin masalah tawuran di Perancis ini dapat kita cerahi 
dengan membaca tulisan ini:



SUARA PEMBARUAN DAILY
---------------------------------
WashWatch
Seandainya Paris Jadi Poso

Christianto Wibisono
ARI Kamis, 27 Oktober 2005, dua remaja imigran tewas tersetrum 
listrik di Paris.
Masyarakat imigran Arab Muslim menuduh polisi mengejar dan 
membiarkan. Selama seminggu suntuk, 20 kota sekitar Paris dilanda 
kerusuhan berupa pembakaran ratusan mobil. Ini adalah krisis internal 
Prancis yang terserius sejak perang global melawan teror.
Presiden Jacques Chirac, PM Dominique de Villepin dan Mendagri 
Nicolas Sarkozy membatalkan rencana kepergian untuk secara marathon 
mengatasi krisis SARA terberat di Prancis. Hari Sabtu, 29 Oktober, 3 
siswi Kristen dipenggal kepalanya di Poso secara "profesional" oleh 
teroris yang sudah mahir melakukan pembantaian semacam itu.
Poso dan Ambon sudah sekitar lima tahun menjadi ajang konflik 
berdarah. Tapi jarang masuk CNN, sedang Paris segera tertayang di 
seluruh jaringan televisi global. Kekerasan SARA di Paris 
mengurungkan niat Pangeran Charles untuk menggurui Bush agar tidak 
terlalu keras terhadap Islam.

Dalam pidato makan malam kenegaraan, Charles hanya menyinggung soal 
pemanasan global dari wacana lingkungan hidup. Sebelumnya ada pesan 
sponsor dari masyarakat Muslim di Inggris untuk menegur Bush yang 
dianggap terlalu keras terhadap Islam.

Terjemahan bahasa Inggris buku Oriana Fallaci The Force of Reason 
baru saja beredar. Fallaci mengingatkan bahwa Eropa bakal segera 
menjadi koloni Arab.
Januari lalu, pengarang wanita Mesir dengan nama samaran Bat Ye'or 
menulis buku berjudul Eurabia. Europa akan berubah menjadi Eurabia, 
karena kaum imigran Timur Tengah justru berani menuntut hak 
eksklusif, separatis dan sektarian secara agama, sosial dan budaya. 
Mereka memberlakukan syariah di kota-kota, di mana Islam adalah 
mayoritas dan tidak mengakui hukum perdata yang sudah berlangsung
sejak zaman Napoleon.

Imigran sekuler dari Timur Tengah mengeluh bahwa dia lari dari 
negaranya untuk menghindari syariah, tapi malah dipaksa menerima 
syariah oleh pemerintah liberal Eropa yang mengorbankan hukum perdata 
di bawah hukum syariah. Dengan kata lain,justru di pelbagai wilayah 
yang mayoritas Muslim, Darul Islam dan hukum syariah Islam sudah 
diberlakukan di Paris, Hamburg, Denmark, Swedia, Inggris, Italia.
Ekspansi syariah Islam ini juga berlangsung pesat di Detroit 
Michigan, di mana keturunan Arab merupakan mayoritas. Suasana sudah 
mirip Timur Tengah dan bukan Amerika Tengah. Islamisasi secara sosial 
budaya melanda Eropa karena secara demografis penduduk Islam berlipat 
ganda lebih cepat dari masyarakat kulit putih yang tidak berminat 
mempunyai keturunan/anak.

Sebagian besar warga pribumi Eropa juga sudah tidak peduli dengan 
agama Kristen,menjadi sekuler dan atheis yang tidak ambil pusing 
apakah orang lain beragama Kristen atau Islam. Mereka tidak mempunyai 
sistem nilai yang berbobot untuk dipertahankan dan dibela. Karena 
itu, menurut Fallaci, Eropa sedang berubah menjadi Erabia.

Dalam satu generasi Islamisasi di Eropa akan menjadi kenyataan melalui
pemberlakuan syariah secara bertahap dari pelbagai kota (town-
municipalities) disekitar ibukota metropolitan seperti Paris atau 
London.
*
KERUSUHAN di Paris selama seminggu merupakan mata rantai dari konflik 
kebencian yang telah dimulai sejak pembunuhan Theo van Gogh setahun 
lalu di Belanda dan teror bom Bali, Madrid dan London. Paris hanya 
satu bagian mikro dari jihad global kelompok garis keras Islam 
radikal seluruh dunia.

Oriana Fallaci (76 th) sendiri sudah menjadi atheis dan ia mengecam 
Paus dan Gereja Katolik yang dianggap terlalu lemah menghadapi arus 
syariah-isasi dunia dan Eropa. Tentu ia belum memperhitungkan sikap 
prinsipiil Paus Benediktus XVI yang ingin menegakkan kembali moral 
hakiki kebenaran dan keadilan tidak bisa direlatifkan.

Sementara itu, Presiden Bush sedang menghadapi KTT Amerika yang 
paling sulit karena gembong garis keras anti AS, Presiden Hugo Chavez 
dari Venezuela sudah siap jadi penantang AS yang populis dan didukung 
opini public Amerika Latin.
Semuanya sudah capek merasa selalu jadi junior, antek, bawahan, 
penerima bantuan dan sumbangan serta lebih miskin dari AS.
Mereka merasa telah dieksploitasi oleh AS sebagai super power dan 
karena itu merasa harus mandiri, bersatu padu menghadapi AS baru bisa 
berperanan secara setara. Tentu saja tidak banyak yang melakukan 
mawas diri, kenapa Amerika Latin yang 100 tahun lalu sama makmur dan 
pendapatan per kapitanya dengan AS sekarang merosot jadi Dunia Ketiga.
Buenos Aires sebelum Perang Dunia II dikenal sebagai Parisnya Amerika 
Latin dan menjadi kiblat wisatawan. Sekarang kalau orang mendengar 
tentang ibu kota Amerika Latin maka orang takut narkoba, gang, culik, 
bom dan teror serta demo yang jadi kriminal. Konfrontasi Dunia Ketiga 
vs AS sedang berlangsung di Mar del Plata, Argentina selama dua hari 
4-5 November.

Dengan insiden SARA di Paris, dunia harus insaf bahwa perang ideologi 
antara kebenaran, keadilan, dan hukum melawan teror, kebencian dan 
main hakim sendiri adalah tantangan dunia pasca 911. Jika masing-
masing kubu Osama dan Bush mengklaim diri mereka sebagai wakil Allah 
atau Tuhan, tidak mungkin dua-duanya benar. Manusia harus berani 
melakukan mawas diri ke dalam lubuk hati nurani masing-masing.

Apakah dunia ini akan rela diperintah menurut hukum dan moral yang 
manusiawi dengan memberikan imbalan kepada masyarakat awam yang patuh 
hukum serta memberikan hukuman pada mereka yang melanggar hukum. Atau 
dunia akan terpecah menjadi gang-gang sektarian, partisan, primordial 
dan primitive yang sudah bertiwikrama menjadi jaringan global tanpa 
bisa dilokalisasi dan diabaikan.

Selama berabad-abad manusia hidup dalam lingkungan lokal, tribal, 
nasional yang sempit. Semua selalu mengandalkan kekuatan mayoritas 
untuk menundukkan dan menaklukkan yang minoritas. Walaupun belum 
tentu mayoritas itu benar dan adil, jujur dan mewakili hati nurani, 
tapi karena mereka mayoritas maka dibenarkan mewakili suatu bangsa 
(nation state). Sedang minoritas boleh ditindas bila perlu
dibersihkan secara ethnic cleansing Bosnia atau Rwanda.
Sekarang ini nation-state sudah terterobos oleh lalu lintas migrasi 
yang sulit dibendung. 

Imigran Muslim, walaupun minoritas, berani menuntut hak di Eropa dan
AS dan sedang dalam proses menjadi mayoritas di Eropa. Dalam posisi 
minoritas, mereka berhasil menerapkan asas tirani minoritas dengan 
menuntut syariah di pelbagai wilayah dan masalah perdata. Dalam 
posisi mayoritas mereka akan menerapkan full syariah di bumi Eropa.
Masalah besar bagi dunia ialah apakah rezim syariah yang akan 
diterapkan di Eropa itu bisa melanjutkan tradisi demokrasi liberal 
Eropa. Atau akan bermutasi menjadi rezim Timur Tengah yang tidak 
jelas apa dan siapa modelnya. Apakah Prancis setelah dikuasai Islam 
akan menjadi seperti Libia di bawah Khadafi, atau Mesir di bawah 
Mubarak, atau Iran di bawah Khamenei, atau Saudi Arabia?
Kalau Eropa menjadi Erabia dan masuk kubu Timur Tengah, apakah dunia 
akan lebih makmur. Apakah Erabia bisa mempertahankan tingkat 
kesejahteraan sosial ekonomi yang dicapai dengan susah payah 
pembangunan ekonomi pasar dalam asas negara kesejahteraan?
Apakah Erabia bisa mengulangi kisah sukses Harun Al Rasyid (763-809) 
membangun kalifah Baghdad yang makmur, terbuka, toleran, pluralis dan 
mencapai salah puncak keemasan Islam? Harun Al Rasyid memberikan asas 
meritokrasi terhadap sarjana non-Muslim untuk berkarya di Baghdad.
*
RENTETAN pertanyaan yang menggelitik tersebut semakin relevan dengan 
kenyataan pahit, konflik SARA di Paris. Dunia menghadapi pilihan 
untuk memilih rezim dan system sosial politik toleran majemuk 
berdasarkan hukum yang menghormati harkat dan martabat manusia. Atau, 
justru terjebak ingin melestarikan hukum sektarian primordial 
primitif yang hanya berlaku untuk satu suku, agama, bangsa secara
eksklusif.

Artinya, manusia dunia akan dibagi dan dipecah menurut suku dan agama 
yang harus dimenangkan oleh salah satu dengan melenyapkan yang lain 
bila perlu dengan kekerasan. Oriana Fallaci dan Bat Ye'or menilai 
dunia tampak sudah muak, benci dan jenuh terhadap Barat.
Sedang Barat sendiri telah kehilangan assertiveness untuk membela 
nilai-nilai luhur yang dimilikinya. Maka, ideologi paling agresif 
model syariah-lah yang akan menguasai dunia. Kalau Eropa jadi Erabia, 
itu risiko dari kelemahan dan ketakutan Barat yang tidak yakin akan 
sistem nilai sosial budaya dan akar sejarahnya dalam perjuangan 
menegakkan hak asasi manusia.

Fallaci tentu belum memperhitungkan faktor kekuatan ketiga di luar 
Barat dan Islam, yaitu Asia Timur. Inilah yang secara modern disebut 
sebagai skenario Huntington tentang the clash of civilizations. 
Tiongkok tidak asing dengan konflik itu karena sudah pernah mengalami 
sejarah Sam Kok (220-280), perang tiga negara memperebutkan dominasi 
Tiongkok.

Meramal masa depan tanpa membaca sejarah akan berujung kekeliruan. 
Jadi penganut Huntington mesti membaca Sam Kok supaya paham kenapa Hu 
Jintau tenang-tenang saja dalam kondisi Paris menjadi Poso atau 
Detroit menjadi Medina. *







------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: