** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Muhkito Afiff <muhkito.afiff@xxxx> wrote: Fenomena ini juga mengingatkan kita pada peristiwa masa lalu dalam sejarah Islam yang berujung pada simbah darah akibat perbedaan dalam syariah (baca: fikih) dan akidah. Dikisahkan, bahwa penduduk Jilan yang mengikuti Mazhab Hanbali akan membunuh siapa pun dari pengikut Mazhab Hanafi yang memasuki wilayahnya. Demikian pula pengikut Mazhab Hanafi di wilayah Bukhara, Samarkan dan sekitarnya memandang sebuah masjid pengikut Mazhab Syafi'i sebagai gereja. Sampai pada akhirnya ditutuplah masjid tersebut oleh kelompok Hanafiyah dengan lumpur (al- thin) dan tembok keras (al-labin) [al-Ta'yin, hlm 260]. Kisah sama pernah terjadi dalam masalah akidah. Misalnya, tatkala kelompok Mu'tazilah menghancurkan kelompok Asy'ariyah, Syi'ah versus Sunni dan seterusnya. DH: Saya jadi teringat sejarah yang sama diantara komunitas Kristen kuno, dimana penguasa kala itu, terutama kaisar Justinian dan Konstantin mengadakan beberapa Sidang Gereja untuk memproklamasikan ajaran mereka. Ini mulai dari Konsili di Nicaea sampai Konstantinopel (200 - 550 M). Mereka yang mengajarkan hal yang menyimpang diburu, ditangkap, disalib atau dipanggang. Misalnya nasib seorang akhli Kitab, Origen. "...In 250 persecutions of the Church broke out anew, and this time Origen did not escape. He was tortured, pilloried, and bound hand and foot to the block for days without yielding. These tortures seem to have resulted in his death". Demikian pula nasib Giordano Bruno, yang ajarannya ternyata benar. Mati di barbecue dikota Roma: "He was gagged so that onlookers would not be seduced by any of his heretical statements and burned alive at the Campo de' Fiori on 17 February 1600. It is now generally recorded that Bruno was burned at the stake for his belief that the universe is infinite, but as we have seen the whole affair was considerably more complicated than that." Seringkali, sang kaisar dibantu paus, memanggang ria para akhli akidah yang berpendapat "menyimpang", karena ajaran yang diumumkan para penguasa mutlak perlu guna mempertahankan kekuasaan negara. Ajaran menyimpang membahayakan. Demikian pula, yang paling rajin menggosok sang suami, kaisar Justinian untuk menyingkirkan para akhli yang berpendapat lain, adalah sang istri yang sangat intrigant, Theodora. Salam danardono > > Fenomena al-Idhlal wa al-Takfir > > Oleh Imam Nakho'i > Dosen Ma'had Aly PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo > > Belakangan ini seringkali kita saksikan sekelompok kaum beragama, atas > nama agama telah men-sesatkan, bahkan memandang kufur kelompok lain yang > seagama. Fenomena al-idhlal (penyesatan) dan al-takfir (pengkafiran) ini > akan terus menggelinding di tengah-tengah masyarakat. > > Fenomena ini juga mengingatkan kita pada peristiwa masa lalu dalam > sejarah Islam yang berujung pada simbah darah akibat perbedaan dalam > syariah (baca: fikih) dan akidah. Dikisahkan, bahwa penduduk Jilan yang > mengikuti Mazhab Hanbali akan membunuh siapa pun dari pengikut Mazhab > Hanafi yang memasuki wilayahnya. Demikian pula pengikut Mazhab Hanafi di > wilayah Bukhara, Samarkan dan sekitarnya memandang sebuah masjid > pengikut Mazhab Syafi'i sebagai gereja. Sampai pada akhirnya ditutuplah > masjid tersebut oleh kelompok Hanafiyah dengan lumpur (al-thin) dan > tembok keras (al-labin) [al-Ta'yin, hlm 260]. Kisah sama pernah terjadi > dalam masalah akidah. Misalnya, tatkala kelompok Mu'tazilah > menghancurkan kelompok Asy'ariyah, Syi'ah versus Sunni dan seterusnya. > > Demikianlah sejarah umat terdahulu menyikapi perbedaan dalam masalah > fiqh dan aqidah. Menyedihkan, bahkan meluluhlantakkan kemanusian serta > hak-haknya yang sangat dijunjung tinggi oleh al-Quran. Kita sepakat, > bahwa akidah umat harus dijaga. Al-Quran sebagai wahyu Tuhan harus > diselamatkan dan dipelihara. Umat manusia harus pula dibimbing ke jalan > yang benar. Pertayaannya kemudian, akidah seperti apa yang harus menjadi > keyakinan seluruh umat Islam yang harus diselamatkan? Ajaran agama > (syariah, fikih) mana yang wajib dipertahankan? Hanyakah ada satu jalan > menuju kebenaran atau ada banyak jalan menuju kebenaran yang > diyakininya? Jalan yang mana? Bagaimana pula kita menyikapi kelompok > yang oleh karena dilengkapi akal oleh Allah kemudian mereka menemukan > dan memiliki pemahaman yang berbeda? > > Dalam hal akidah terdapat dua jenis ajaran yang disebut dengan istilah > al-ushul dan al-furu'. Dalam disiplin fikih juga dikenal dua katagori > ajaran, yaitu ajaran yang al-mujma' `alaih dan ajaran yang al- mukhtalaf > fihi. Hemat saya, perbedaan dalam katagori kedua (al-furu', al- mukhtalaf > fiha, al-ijtihadiyah, dan al-dhanniyah) tidak dapat dijadikan alasan > untuk memandang orang lain sebagai kelompok yang berada di luar ajaran > Islam, dalam arti kafir dan sesat. Idhlal dan takfir tidak bisa > diberikan pada seseorang atas dasar ajaran katagori kedua ini. [Syajarah > al-Ma'arif wa al-Ahwal wa Shalih al-Aqwal wa al-A'mal, hlm 478]. > > Dalam sebuah kaidah fikih dikatakan "la yunkaru al-mukhtalafu fihi wa > innama yunkaru al-muttafaq `alaih"/pandangan lain yang masih > diperselisihkan ulama tidak boleh serta merta diingkari, berbeda dengan > pandangan yang telah disepakati ulama maka kita boleh mengingkari > pandangan sebaliknya. [al-Asybah wa al-Nadha'ir, hlm 202]. > > Sementara itu hampir seluruh ulama sepakat bahwa ajaran yang mukhtalaf > fihi jauh lebih banyak dari ajaran yang muttafaq `alaih. Ini artinya > wilayah takfir dan idhlal dalam ajaran Islam sangatlah sempit, tidak > mudah untuk mengkafirkan dan memandang sesat pihak lain. > > Lembaga agama atau seorang ulama berhak memandang kelompok keberagamaan > tertentu atau orang lain telah keluar dari ajaran agama ? dengan > semangat membimbing dan meng-arahkan (al-wa'dlu wa al-irsyad) ? jika > telah menyimpang dari ajaran katagori pertama, yaitu ajaran yang masuk > dalam kategori al-ushul al-`ammah, lubbu al-din, al-mujma' `alaih, > ma'lumun min al-din bi al-dharurah atau ajaran yang al-qhath'iyyah. > [I'anah, I, hlm 23] > > Problem kita adalah tidak adanya kesepakatan di kalangan ulama tentang > ajaran yang masuk dalam katagori mujma' `alayhi dan mana yang mukhtalaf > fihi. Akibatnya tidak ada standard baku atas dasar apa seseorang dapat > dipandang kafir dan sesat. Abu Zahrah dalam bukunya Tarikh al- Madzahib > al-Islamiyyah mengatakan, "bahwa perbedaan mazhab baik dalam akidah, > politik maupun fikih tidak sampai menyentuh inti ajaran agama, > prinsip-prinsip universal Islam dan kewajiban-kewajiban dasar Islam. > Sebab mereka masih sepakat dengan keesaan Allah (wahdaniyatullah), > kerasulan kanjeng Nabi Muhammad, otentisitas al-Quran, kewajiban shalat, > haji, zakat, puasa, keharaman babi dan khamr serta hukum-hukum fikih > yang bersifat qhath'i". Perbedaan di luar masalah tersebut tidak dapat > serta merta dipandang sebagai kekufuran dan kesesatan." [a-Zahrah, hlm.11] > > Perbedaan di luar masalah tersebut berlaku kaidah, "pendapat kita benar > tapi mungkin saja salah dan pandangan orang lain salah tapi juga mungkin > benar" dan kaidah ikhtilafu ummati rahmatun. Inilah toleransi > keberagamaan yang pernah dicontohkan dengan cantik oleh ulama salaf > al-shalih. > > Dalam al-Quran dengan tegas Allah menyatakan, "walau sya'a l-Lahu > laja'alakum ummatan wahidatan"/kalaulah Allah mau pastilah ia menjadikan > kalian menjadi satu ummat saja [al-Nahl: 93]. Firman serupa juga > terdapat dalam surah al-Syura ayat 8 dan al-Ma'idah ayat 48. Tafsir > Jalalain menafsirkan semua kata ummatan wahidah dalam ayat-ayat di atas > dengan "ahla dinin wahid"/pengikut satu agama. Artinya, kalaulah Allah > berkehendak pastilah manusia ini hanya dijadikan satu pemeluk agama > saja. Tetapi Allah tidak menghendakinya. Allah menghendaki sebaliknya, > pluralitas agama. Dan karena pluralitas itu pulalah Allah menciptakan > manusia (wa lidzalika khalaqahum). Keputusan siapakah yang paling benar > bukan terletak di tangan manusia di dunia ini melainkan hanya di > genggaman Allah kelak di akhirat (fa yunabbi'ukum bima kuntum fihi > takhtalifun). > > Tiga kesimpulan penting ayat di atas adalah, pertama, untuk setiap > generasi, setiap umat, Allah menjadikan satu syari'at berbeda dari > generasi atau umat yang lain. Kedua, keragaman syari'at dimaksudkan > untuk memberikan ruang gerak umat manusia menemukan kebaikan- kebaikan > dalam konteks dan zamannya. Ketiga, umat manusia tidak berhak menghakimi > perbedaan-perbedaan itu, sebab hanya Allah yang akan memutuskan > persoalan-persoalan partikular agama yang mereka perselisihkan kelak > dalam kehidupan yang sesungguhnya. > > Tapi apa yang terjadi, kehendak manusia dengan segala kepentingannya > seringkali melampaui kehendak Allah sendiri. Allah tidak ingin seluruh > umat manusia menjadi tunggal dengan satu Syariah, tetapi sebagian > manusia menghendakinya demikian. Mengira hanya ada satu Syariat. > Bukankah itu melampaui kehendak-Nya? Di sisi lain manusia juga sering > kali merebut hak-hak prerogatif Tuhan dengan cara menyesatkan dan > mengkafirkan. Luar biasa! > > Memang betul umat Islam berkewajiban untuk saling amar ma'ruf nahi > munkar, berupaya menghilangkan kemudharatan (kekufuran), kemusyrikan, > kemunafikan dan sejenisnya. Tetapi dengan cara apa? Al-Qur'an > menjawabnya, "dengan cara yang bijaksana dan peringatan yang baik > (dialog)". Bukan dengan kekerasan, intimidasi, pengrusakan atau bahkan > penjarahan. Jika kita akan meluruskan kemungkaran (dharar) ? sebagai > bentuk dari realisasi amar ma'ruf nahi munkar ? maka tidak boleh dengan > cara kemungkaran (merusak, menjarah, dst). Jadi penyelesaian masalah > dengan cara kekerasan, intimidasi, atau penjarahan bukanlah cara- cara > yang ditawarkan ajaran agung Islam. Bahkan bertentangan dengan inti > ajaran Islam itu sendiri. Marilah kita membaca teladan-teladan universal > Rasulullah dalam mengayomi umatnya. Wallahu a'lam bi al-shawab.* > > Artikel bisa dibaca di: http://islamemansipatoris.com/artikel.php? id=367 > ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **