[nasional_list] [ppiindia] Re: Fenomena al-Idhlal wa al-Takfir

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Wed, 09 Nov 2005 12:56:28 -0000

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, 
Muhkito Afiff <muhkito.afiff@xxxx> 
wrote:


Fenomena ini juga mengingatkan kita pada peristiwa masa lalu dalam
sejarah Islam yang berujung pada simbah darah akibat perbedaan dalam
syariah (baca: fikih) dan akidah. Dikisahkan, bahwa penduduk Jilan 
yang mengikuti Mazhab Hanbali akan membunuh siapa pun dari pengikut 
Mazhab Hanafi yang memasuki wilayahnya. Demikian pula pengikut Mazhab 
Hanafi di wilayah Bukhara, Samarkan dan sekitarnya memandang sebuah 
masjid pengikut Mazhab Syafi'i sebagai gereja. Sampai pada akhirnya 
ditutuplah masjid tersebut oleh kelompok Hanafiyah dengan lumpur (al-
thin) dan tembok keras (al-labin) [al-Ta'yin, hlm 260]. Kisah sama 
pernah terjadi dalam masalah akidah. Misalnya, tatkala kelompok 
Mu'tazilah menghancurkan kelompok Asy'ariyah, Syi'ah versus Sunni dan 
seterusnya.


DH: Saya jadi teringat sejarah yang sama diantara komunitas Kristen 
kuno, dimana penguasa kala itu, terutama kaisar Justinian dan 
Konstantin mengadakan beberapa Sidang Gereja untuk memproklamasikan 
ajaran mereka. Ini mulai dari Konsili di Nicaea sampai Konstantinopel 
(200 - 550 M).

Mereka yang mengajarkan hal yang menyimpang diburu, ditangkap, 
disalib atau dipanggang. Misalnya nasib seorang akhli Kitab, Origen.

"...In 250 persecutions of the Church broke out anew, and this time 
Origen did not escape. He was tortured, pilloried, and bound hand and 
foot to the block for days without yielding. These tortures seem to 
have resulted in his death".

Demikian pula nasib Giordano Bruno, yang ajarannya ternyata benar. 
Mati di barbecue dikota Roma:

"He was gagged so that onlookers would not be seduced by any of his 
heretical statements and burned alive at the Campo de' Fiori on 17 
February 1600. It is now generally recorded that Bruno was burned at 
the stake for his belief that the universe is infinite, but as we 
have seen the whole affair was considerably more complicated than 
that."

Seringkali, sang kaisar dibantu paus, memanggang ria para akhli 
akidah yang berpendapat "menyimpang", karena ajaran yang diumumkan 
para penguasa mutlak perlu guna mempertahankan kekuasaan negara. 
Ajaran menyimpang membahayakan. 

Demikian pula, yang paling rajin menggosok sang suami, kaisar 
Justinian untuk menyingkirkan para akhli yang berpendapat lain, 
adalah sang istri yang sangat intrigant, Theodora.

Salam

danardono





>
> Fenomena al-Idhlal wa al-Takfir
> 
> Oleh Imam Nakho'i
> Dosen Ma'had Aly PP Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo Situbondo
> 
> Belakangan ini seringkali kita saksikan sekelompok kaum beragama, 
atas 
> nama agama telah men-sesatkan, bahkan memandang kufur kelompok lain 
yang 
> seagama. Fenomena al-idhlal (penyesatan) dan al-takfir 
(pengkafiran) ini 
> akan terus menggelinding di tengah-tengah masyarakat.
> 
> Fenomena ini juga mengingatkan kita pada peristiwa masa lalu dalam 
> sejarah Islam yang berujung pada simbah darah akibat perbedaan 
dalam 
> syariah (baca: fikih) dan akidah. Dikisahkan, bahwa penduduk Jilan 
yang 
> mengikuti Mazhab Hanbali akan membunuh siapa pun dari pengikut 
Mazhab 
> Hanafi yang memasuki wilayahnya. Demikian pula pengikut Mazhab 
Hanafi di 
> wilayah Bukhara, Samarkan dan sekitarnya memandang sebuah masjid 
> pengikut Mazhab Syafi'i sebagai gereja. Sampai pada akhirnya 
ditutuplah 
> masjid tersebut oleh kelompok Hanafiyah dengan lumpur (al-thin) dan 
> tembok keras (al-labin) [al-Ta'yin, hlm 260]. Kisah sama pernah 
terjadi 
> dalam masalah akidah. Misalnya, tatkala kelompok Mu'tazilah 
> menghancurkan kelompok Asy'ariyah, Syi'ah versus Sunni dan 
seterusnya.
> 
> Demikianlah sejarah umat terdahulu menyikapi perbedaan dalam 
masalah 
> fiqh dan aqidah. Menyedihkan, bahkan meluluhlantakkan kemanusian 
serta 
> hak-haknya yang sangat dijunjung tinggi oleh al-Quran. Kita 
sepakat, 
> bahwa akidah umat harus dijaga. Al-Quran sebagai wahyu Tuhan harus 
> diselamatkan dan dipelihara. Umat manusia harus pula dibimbing ke 
jalan 
> yang benar. Pertayaannya kemudian, akidah seperti apa yang harus 
menjadi 
> keyakinan seluruh umat Islam yang harus diselamatkan? Ajaran agama 
> (syariah, fikih) mana yang wajib dipertahankan? Hanyakah ada satu 
jalan 
> menuju kebenaran atau ada banyak jalan menuju kebenaran yang 
> diyakininya? Jalan yang mana? Bagaimana pula kita menyikapi 
kelompok 
> yang oleh karena dilengkapi akal oleh Allah kemudian mereka 
menemukan 
> dan memiliki pemahaman yang berbeda?
> 
> Dalam hal akidah terdapat dua jenis ajaran yang disebut dengan 
istilah 
> al-ushul dan al-furu'. Dalam disiplin fikih juga dikenal dua 
katagori 
> ajaran, yaitu ajaran yang al-mujma' `alaih dan ajaran yang al-
mukhtalaf 
> fihi. Hemat saya, perbedaan dalam katagori kedua (al-furu', al-
mukhtalaf 
> fiha, al-ijtihadiyah, dan al-dhanniyah) tidak dapat dijadikan 
alasan 
> untuk memandang orang lain sebagai kelompok yang berada di luar 
ajaran 
> Islam, dalam arti kafir dan sesat. Idhlal dan takfir tidak bisa 
> diberikan pada seseorang atas dasar ajaran katagori kedua ini. 
[Syajarah 
> al-Ma'arif wa al-Ahwal wa Shalih al-Aqwal wa al-A'mal, hlm 478].
> 
> Dalam sebuah kaidah fikih dikatakan "la yunkaru al-mukhtalafu fihi 
wa 
> innama yunkaru al-muttafaq `alaih"/pandangan lain yang masih 
> diperselisihkan ulama tidak boleh serta merta diingkari, berbeda 
dengan 
> pandangan yang telah disepakati ulama maka kita boleh mengingkari 
> pandangan sebaliknya. [al-Asybah wa al-Nadha'ir, hlm 202].
> 
> Sementara itu hampir seluruh ulama sepakat bahwa ajaran yang 
mukhtalaf 
> fihi jauh lebih banyak dari ajaran yang muttafaq `alaih. Ini 
artinya 
> wilayah takfir dan idhlal dalam ajaran Islam sangatlah sempit, 
tidak 
> mudah untuk mengkafirkan dan memandang sesat pihak lain.
> 
> Lembaga agama atau seorang ulama berhak memandang kelompok 
keberagamaan 
> tertentu atau orang lain telah keluar dari ajaran agama ? dengan 
> semangat membimbing dan meng-arahkan (al-wa'dlu wa al-irsyad) ? 
jika 
> telah menyimpang dari ajaran katagori pertama, yaitu ajaran yang 
masuk 
> dalam kategori al-ushul al-`ammah, lubbu al-din, al-mujma' `alaih, 
> ma'lumun min al-din bi al-dharurah atau ajaran yang al-qhath'iyyah. 
> [I'anah, I, hlm 23]
> 
> Problem kita adalah tidak adanya kesepakatan di kalangan ulama 
tentang 
> ajaran yang masuk dalam katagori mujma' `alayhi dan mana yang 
mukhtalaf 
> fihi. Akibatnya tidak ada standard baku atas dasar apa seseorang 
dapat 
> dipandang kafir dan sesat. Abu Zahrah dalam bukunya Tarikh al-
Madzahib 
> al-Islamiyyah mengatakan, "bahwa perbedaan mazhab baik dalam 
akidah, 
> politik maupun fikih tidak sampai menyentuh inti ajaran agama, 
> prinsip-prinsip universal Islam dan kewajiban-kewajiban dasar 
Islam. 
> Sebab mereka masih sepakat dengan keesaan Allah (wahdaniyatullah), 
> kerasulan kanjeng Nabi Muhammad, otentisitas al-Quran, kewajiban 
shalat, 
> haji, zakat, puasa, keharaman babi dan khamr serta hukum-hukum 
fikih 
> yang bersifat qhath'i". Perbedaan di luar masalah tersebut tidak 
dapat 
> serta merta dipandang sebagai kekufuran dan kesesatan." [a-Zahrah, 
hlm.11]
> 
> Perbedaan di luar masalah tersebut berlaku kaidah, "pendapat kita 
benar 
> tapi mungkin saja salah dan pandangan orang lain salah tapi juga 
mungkin 
> benar" dan kaidah ikhtilafu ummati rahmatun. Inilah toleransi 
> keberagamaan yang pernah dicontohkan dengan cantik oleh ulama salaf 
> al-shalih.
> 
> Dalam al-Quran dengan tegas Allah menyatakan, "walau sya'a l-Lahu 
> laja'alakum ummatan wahidatan"/kalaulah Allah mau pastilah ia 
menjadikan 
> kalian menjadi satu ummat saja [al-Nahl: 93]. Firman serupa juga 
> terdapat dalam surah al-Syura ayat 8 dan al-Ma'idah ayat 48. Tafsir 
> Jalalain menafsirkan semua kata ummatan wahidah dalam ayat-ayat di 
atas 
> dengan "ahla dinin wahid"/pengikut satu agama. Artinya, kalaulah 
Allah 
> berkehendak pastilah manusia ini hanya dijadikan satu pemeluk agama 
> saja. Tetapi Allah tidak menghendakinya. Allah menghendaki 
sebaliknya, 
> pluralitas agama. Dan karena pluralitas itu pulalah Allah 
menciptakan 
> manusia (wa lidzalika khalaqahum). Keputusan siapakah yang paling 
benar 
> bukan terletak di tangan manusia di dunia ini melainkan hanya di 
> genggaman Allah kelak di akhirat (fa yunabbi'ukum bima kuntum fihi 
> takhtalifun).
> 
> Tiga kesimpulan penting ayat di atas adalah, pertama, untuk setiap 
> generasi, setiap umat, Allah menjadikan satu syari'at berbeda dari 
> generasi atau umat yang lain. Kedua, keragaman syari'at dimaksudkan 
> untuk memberikan ruang gerak umat manusia menemukan kebaikan-
kebaikan 
> dalam konteks dan zamannya. Ketiga, umat manusia tidak berhak 
menghakimi 
> perbedaan-perbedaan itu, sebab hanya Allah yang akan memutuskan 
> persoalan-persoalan partikular agama yang mereka perselisihkan 
kelak 
> dalam kehidupan yang sesungguhnya.
> 
> Tapi apa yang terjadi, kehendak manusia dengan segala 
kepentingannya 
> seringkali melampaui kehendak Allah sendiri. Allah tidak ingin 
seluruh 
> umat manusia menjadi tunggal dengan satu Syariah, tetapi sebagian 
> manusia menghendakinya demikian. Mengira hanya ada satu Syariat. 
> Bukankah itu melampaui kehendak-Nya? Di sisi lain manusia juga 
sering 
> kali merebut hak-hak prerogatif Tuhan dengan cara menyesatkan dan 
> mengkafirkan. Luar biasa!
> 
> Memang betul umat Islam berkewajiban untuk saling amar ma'ruf nahi 
> munkar, berupaya menghilangkan kemudharatan (kekufuran), 
kemusyrikan, 
> kemunafikan dan sejenisnya. Tetapi dengan cara apa? Al-Qur'an 
> menjawabnya, "dengan cara yang bijaksana dan peringatan yang baik 
> (dialog)". Bukan dengan kekerasan, intimidasi, pengrusakan atau 
bahkan 
> penjarahan. Jika kita akan meluruskan kemungkaran (dharar) ? 
sebagai 
> bentuk dari realisasi amar ma'ruf nahi munkar ? maka tidak boleh 
dengan 
> cara kemungkaran (merusak, menjarah, dst). Jadi penyelesaian 
masalah 
> dengan cara kekerasan, intimidasi, atau penjarahan bukanlah cara-
cara 
> yang ditawarkan ajaran agung Islam. Bahkan bertentangan dengan inti 
> ajaran Islam itu sendiri. Marilah kita membaca teladan-teladan 
universal 
> Rasulullah dalam mengayomi umatnya. Wallahu a'lam bi al-shawab.*
> 
> Artikel bisa dibaca di: http://islamemansipatoris.com/artikel.php?
id=367
>






------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Get fast access to your favorite Yahoo! Groups. Make Yahoo! your home page
http://us.click.yahoo.com/dpRU5A/wUILAA/yQLSAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Re: Fenomena al-Idhlal wa al-Takfir