[nasional_list] Re: [ppiindia] Re: MEMAHAMI KARAKTER SALAFI

  • From: "Aman FatHa" <fatha@xxxxxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Thu, 17 Feb 2005 01:19:18 +0200

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

Wah.. Maaf saya tidak pernah menemukan milist itu dan saya sempatkan cari-cari 
lagi search and search ternyata tidak ada dan malah ketemu perempuan PKS dan 
yang ini sepertinya memang resmi kan.. mungkin saja sudah di delete kali yaa.. 

Maaf, lama baru reply mbak, maklum sibuk sikit neh.. :) terus ada masalah juga 
gara-gara ada anggota organisasi kita seorang wanita yang ketabrak di Mesir dan 
dalam mengupayakan pengobatannya pihak KBRI mau bantu pembiyaan dan menawarkan 
untuk dibawa pulang saja ke Indonesia (kesiapan KBRI saya ketahui kemudian 
setelah rapat). Masalahnya muncul siapa yang menemani pulang..? Tambah runyam 
lagi ada anggota konsultatif yang memang anggota PKS malah membawa-bawa nama 
PKS itu dalam masalah ini. Padahal ini organisasi kekeluargaan mahasiswa 
kalimantan ya.. oknum itu marah-marah sama DP dengan tuduhan tidak melibatkan 
konsultatif sehingga nuntut rapat lagi, padahal saya sendiri sebagai ketua 
dewan konsultatif kok dia yang marah-marah bahkan salah satu poin yang tidak 
mengenakkan, dia bilang sambil marah2in DP, "kalau tidak mampu, serahkan ke PKS 
saja.." Tentu saya protes "apa hubungannya?!?!" karena saya tahu betul ada 
udang di balik batu sikapnya itu. Kebetulan dia juga dalam rangk
 a ingin pulang jadi maunya, dia yang dipilih untuk nemanin pulang wanita 
malang tersebut..!! Dan maunya lagi, PKS dilibatkan, padahal kita yang urus dan 
biaya pun memang kesiapan dari KBRI. (anggap saja kritik ya mbak..) Dari 
perenungan saya selama ini atas sikapnya ini dan beberapa kasus sebelumnya di 
organisasi ini (KMKM) begitu juga beberapa oknum lainnya (dan maaf, kebetulan 
memang anggota PKS) lahirlah tulisan perenungan saya ini:

Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin
Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin, sebuah adagium sufi yang lama terkunci dalam 
brangkas. Mungkin kebanyakan kita telah terpengaruh dengan gerakan-gerakan yang 
marak di abad kebangkitan dan selanjutnya yang menyatakan bahwa tasawuf sangat 
bertanggung jawab terhadap kemunduran umat Islam selama ini. Teori-teori 
'uzlah, menerima apa adanya, syukur dan sabar yang dihayati bukan pada nama, 
dan sebagainya menjadi kambing hitam. Apalagi dengan para sufi itu sendiri yang 
nampak seperti pemimpi menara gading dan sama sekali tidak punya sense terhadap 
berbagai kasus permasalahan yang menimpa umat manusia. Sekali lagi mungkin 
karena itulah banyak ajaran-ajaran sufi yang kemudian kita kunci di brangkas. 

Suatu ketika di tahun 1996 teman saya memberikan komentar kepada saya yang baru 
saja membeli buku berjudul 'uzlah. Dia mengatakan, apa gunanya uzlah? kenapa 
Sufi lebih menekankan ajaran-ajaran seperti itu yang tidak banyak membantu 
dalam mengatasi problematika yang dihadapi masyarakat kita. Saya tidak ingin 
meladeninya dengan perdebatan yang tidak ada ujung pangkalnya. Jawaban saya 
sederhana sebagaimana biasa saya menjawab banyak hal tentang ajaran sufi yang 
diperdebatkan itu seperti juga persoalan memilih guru, thariqat, dan 
lain-lainnya. Namun pertanyaan yang dia lontarkan sudah cukup bagi saya sebagai 
suatu indikasi bagaimana ajaran sufi sudah mendapat perlawanan secara halus dan 
pada gilirannya menggeser kedudukan Sufi dalam masyarakat. Tidak penting apakah 
kedudukan Sufi itu bergeser atau tidak, karena Sufi yang sejati tidak pernah 
mempermasalahkan kedudukannya di depan manusia. Namun yang sangat saya 
sayangkan, ajaran-ajarannya indah harus kita kunci dalam brangkas kare
 na terpengaruh kritikan mereka yang kebanyakan sama sekali tidak mengerti 
seperti apa ajaran Sufi itu sebenarnya.

Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin, seketika keluar dari brangkas yang terkunci 
itu didorong akumulasi berbagai komentar dan peristiwa yang muncul selama ini 
di sekitar saya. Berawal dari komentar salah seorang teman yang menyayangkan 
ijazah saya yang sangat layak jual tapi hingga kini tidak menghasilkan uang, 
kemudian komentar-komentar lain yang tidak kalah provokatifnya dengan komentar 
teman saya tersebut. Bahkan banyak kejadian yang saya perhatikan baik yang 
secara langsung berkaitan dengan saya sendiri atau yang tidak berkumpul menjadi 
satu mendorong laci itu terbuka dan secarik kertas terpampang di bagian paling 
atas menuliskan dengan tegas, Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin.

Cinta dunia pangkal segala dosa... dan bahkan saya tambahkan lagi, menurut 
tasawuf itu sendiri Cinta Dunia adalah dosa itu sendiri. Pernahkah kita 
mengukur segala ungkapan dan tindak-tanduk kita dengan ajaran indah ini? Oh 
Mungkin barangkali banyak dari kita lupa dengan berbagai macam alasan 
pembenaran yang kita buat-buat untuk menjustifikasi perbuatan dan prilaku kita. 
Alasan pembenaran paling fatal yang pernah saya temukan adalah komentar 
seseorang yang menyatakan bahwa statement itu tidak termaktub dalam al-Qur'an. 
Sedangkan alasan pembenaran yang lain seringkali mengemuka dalam bentuk 
kritikan terhadap teori ini bahwa kebutuhan seseorang terhadap banyak hal 
duniawi adalah suatu yang niscaya dan tidak seorang pun mampu menafikannya. 
Sebuah kritikan yang sama sekali berdasar justifikasi akal semata yang 
terangkum dari fakta tanpa melihat dan memahami apa maksud dari ajaran itu 
sebenarnya.

Cinta dunia pangkal segala dosa, aplikasinya tidak bisa digambarkan bahwa 
seseorang harus membuang uang atau harta yang ia miliki. Juga tidak bisa 
diartikan bahwa seseorang bekerja harus ikhlas tanpa menerima gajih. Dan 
berbagai penafsiran lain yang keliru seringkali muncul sebagai kritikan 
terhadap ajaran ini. Padahal inti yang sebenarnya tidak lain bagaimana 
seseorang mampu menguasai hatinya dan menjaga dari hal-hal yang berakibat pada 
kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa. Dan menjaga hati ini kemudian bisa 
dicerminkan dalam pilihan sikap agar bisa ditempatkan pada bentuk dan posisinya 
yang layak sebagaimana mestinya. Itulah yang diinginkan oleh ajaran tasawuf 
tersebut. Dan pernahkah kita mengukur prilaku kita selama ini dan segala 
keputusan kita dengan ukuran itu sehingga kita telah benar-benar menempatkan 
sesuatu sesuai pada tempatnya secara objektif, bukan menempatkan sesuatu sesuai 
dengan keinginan dan hawa nafsu kita belaka..?

Dalam berbagai kesempatan bicara baik dalam even resmi atau diskusi lepas, saya 
sering mengemukakan bahwa inti persoalan umat manusia di dunia pada dasarnya 
hanyalah urusan perut dan sekitarnya. Seringkali saya melihat banyak peristiwa 
kejahatan, peperangan, prilaku yang tidak baik, dan berbagai persoalan yang 
kita hadapi disebabkan oleh urusan perut dan sekitarnya. Dan seringkali pula, 
ketika urusan perut dan sekitarnya telah terpenuhi, banyak orang bisa berhenti 
dari prilaku dan perbuatan yang tidak baik. Namun sangat sedikit, karena sangat 
tergantung pada bagaimana hati nurani yang dia miliki dan bagaimana dia 
menjaganya. Poin inilah sebenarnya yang menjadi titik pokok yang menjadi 
penekanan ajaran-ajaran tasawuf tersebut, salah satunya Hubbu Dunya Ra'su Kulli 
Khatiatin.

Dengan penerapan yang digelindingkan sendiri oleh penghayatan hati 
masing-masing terhadap ajaran itu, minimal tujuan yang diharapkan tercapai agar 
setiap individu mampu mengukur apa saja yang diperlukan oleh "perut dan 
sekitarnya" sendiri dan bagaimana dia mengukur masalah yang berkaitan dengan 
perut orang lain, dan apa yang menjadi ukuran kebutuhan perut bersama. Sehingga 
dengan demikian, dia tidak terjerumus dalam kezaliman dan dosa dalam perkara 
yang merupakan bukan haknya pribadi tapi merupakan hak bersama dan harus 
diputuskan bersama. Hubbu Dunya tidak sebatas mempertanyakan substansi cinta 
yang dimaksud sehingga kita selalu merasa sudah terlepas dari penyakit itu 
karena kita tidak pernah merasakan cinta sebagaimana layaknya kita mencintai 
gadis. Cinta dunia juga termasuk dalam ambisi-ambisi yang mencemari cita-cita 
murni dalam mewujudkan sesuatu, juga termasuk ambisi-ambisi bawah sadar yang 
tidak kita sadari tapi tergambar dengan jelas dalam suatu bentuk prilaku. Ukuran
 nya, apakah ambisi itu memang tepat untuk kita wujudkan atau karena cinta 
dunia telah membutakan kita untuk meraih segala keuntungan dalam kesempatan 
yang tersedia dan menyebutnya sebagai tujuan yang hak bagi kita tanpa 
memberikan tempat yang layak bagi orang lain yang mungkin lebih berhak dan 
bahkan tanpa mengukur apakah ambisi itu diwujudkan dalam lingkup kepentingan 
pribadi atau dalam lingkup kepentingan komunitas atau kepentingan komunitas 
untuk kepentingan pribadi belaka.

Mencermati banyak kejadian di muka bumi ini, bahkan banyak peristiwa-peristiwa 
itu tak terasa hadir di sekitar kita bahkan pada diri kita sendiri, saya kira 
sudah saatnya kita membuka kembali brangkas yang telah terkunci rapat itu dan 
membacanya dengan cermat "Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin" kemudian kembali 
mengukur apakah yang telah kita perbuat betul-betul bersih dan murni tidak 
terserang penyakit yang satu ini. Dan pengukuran itu menjadi penting untuk kita 
mengukur langkah-langkah yang akan kita lakukan ke depan sehingga betul-betul 
murni dan bersih sebagai bentuk usaha mewujudkan cita-cita pribadi dan atau 
cita-cita komunitas yang bisa kita nikmati bersama-sama hasilnya. Camkanlah 
dalam setiap penghayatan hati kita "Cinta dunia itu adalah pangkal segala dosa 
dan kesalahan." Dan kita sudah pasti tidak ingin perbuatan yang baik menjadi 
sirna dan sia-sia hanya karena penyakit yang satu ini telah menjadi virus yang 
tidak terdeteksi scanning dan merusak banyak hal baik yan
 g sudah dan ingin kita bangun bersama.  

http://aman.kinana.or.id/index.php?op=ViewArticle&articleId=234&blogId=1

 


From: "meg4pro" <bright3y3s@xxxxxxxxx>
To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
Sent: Saturday, February 12, 2005 6:58 PM
Subject: [ppiindia] Re: MEMAHAMI KARAKTER SALAFI

>> Oia Om Aman, kalo hobby cari2 milis, pernah nemu gak milis yg 
>> judulnya wanita PKS. Ini milis cabul banget. 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx




      Yahoo! Groups Sponsor 
            ADVERTISEMENT
           
     
     




--------------------------------------------------------------------------------

Yahoo! Groups Links

    a.. To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
      
    b.. To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx
      
    c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. 



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: