** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** Wah.. Maaf saya tidak pernah menemukan milist itu dan saya sempatkan cari-cari lagi search and search ternyata tidak ada dan malah ketemu perempuan PKS dan yang ini sepertinya memang resmi kan.. mungkin saja sudah di delete kali yaa.. Maaf, lama baru reply mbak, maklum sibuk sikit neh.. :) terus ada masalah juga gara-gara ada anggota organisasi kita seorang wanita yang ketabrak di Mesir dan dalam mengupayakan pengobatannya pihak KBRI mau bantu pembiyaan dan menawarkan untuk dibawa pulang saja ke Indonesia (kesiapan KBRI saya ketahui kemudian setelah rapat). Masalahnya muncul siapa yang menemani pulang..? Tambah runyam lagi ada anggota konsultatif yang memang anggota PKS malah membawa-bawa nama PKS itu dalam masalah ini. Padahal ini organisasi kekeluargaan mahasiswa kalimantan ya.. oknum itu marah-marah sama DP dengan tuduhan tidak melibatkan konsultatif sehingga nuntut rapat lagi, padahal saya sendiri sebagai ketua dewan konsultatif kok dia yang marah-marah bahkan salah satu poin yang tidak mengenakkan, dia bilang sambil marah2in DP, "kalau tidak mampu, serahkan ke PKS saja.." Tentu saya protes "apa hubungannya?!?!" karena saya tahu betul ada udang di balik batu sikapnya itu. Kebetulan dia juga dalam rangk a ingin pulang jadi maunya, dia yang dipilih untuk nemanin pulang wanita malang tersebut..!! Dan maunya lagi, PKS dilibatkan, padahal kita yang urus dan biaya pun memang kesiapan dari KBRI. (anggap saja kritik ya mbak..) Dari perenungan saya selama ini atas sikapnya ini dan beberapa kasus sebelumnya di organisasi ini (KMKM) begitu juga beberapa oknum lainnya (dan maaf, kebetulan memang anggota PKS) lahirlah tulisan perenungan saya ini: Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin, sebuah adagium sufi yang lama terkunci dalam brangkas. Mungkin kebanyakan kita telah terpengaruh dengan gerakan-gerakan yang marak di abad kebangkitan dan selanjutnya yang menyatakan bahwa tasawuf sangat bertanggung jawab terhadap kemunduran umat Islam selama ini. Teori-teori 'uzlah, menerima apa adanya, syukur dan sabar yang dihayati bukan pada nama, dan sebagainya menjadi kambing hitam. Apalagi dengan para sufi itu sendiri yang nampak seperti pemimpi menara gading dan sama sekali tidak punya sense terhadap berbagai kasus permasalahan yang menimpa umat manusia. Sekali lagi mungkin karena itulah banyak ajaran-ajaran sufi yang kemudian kita kunci di brangkas. Suatu ketika di tahun 1996 teman saya memberikan komentar kepada saya yang baru saja membeli buku berjudul 'uzlah. Dia mengatakan, apa gunanya uzlah? kenapa Sufi lebih menekankan ajaran-ajaran seperti itu yang tidak banyak membantu dalam mengatasi problematika yang dihadapi masyarakat kita. Saya tidak ingin meladeninya dengan perdebatan yang tidak ada ujung pangkalnya. Jawaban saya sederhana sebagaimana biasa saya menjawab banyak hal tentang ajaran sufi yang diperdebatkan itu seperti juga persoalan memilih guru, thariqat, dan lain-lainnya. Namun pertanyaan yang dia lontarkan sudah cukup bagi saya sebagai suatu indikasi bagaimana ajaran sufi sudah mendapat perlawanan secara halus dan pada gilirannya menggeser kedudukan Sufi dalam masyarakat. Tidak penting apakah kedudukan Sufi itu bergeser atau tidak, karena Sufi yang sejati tidak pernah mempermasalahkan kedudukannya di depan manusia. Namun yang sangat saya sayangkan, ajaran-ajarannya indah harus kita kunci dalam brangkas kare na terpengaruh kritikan mereka yang kebanyakan sama sekali tidak mengerti seperti apa ajaran Sufi itu sebenarnya. Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin, seketika keluar dari brangkas yang terkunci itu didorong akumulasi berbagai komentar dan peristiwa yang muncul selama ini di sekitar saya. Berawal dari komentar salah seorang teman yang menyayangkan ijazah saya yang sangat layak jual tapi hingga kini tidak menghasilkan uang, kemudian komentar-komentar lain yang tidak kalah provokatifnya dengan komentar teman saya tersebut. Bahkan banyak kejadian yang saya perhatikan baik yang secara langsung berkaitan dengan saya sendiri atau yang tidak berkumpul menjadi satu mendorong laci itu terbuka dan secarik kertas terpampang di bagian paling atas menuliskan dengan tegas, Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin. Cinta dunia pangkal segala dosa... dan bahkan saya tambahkan lagi, menurut tasawuf itu sendiri Cinta Dunia adalah dosa itu sendiri. Pernahkah kita mengukur segala ungkapan dan tindak-tanduk kita dengan ajaran indah ini? Oh Mungkin barangkali banyak dari kita lupa dengan berbagai macam alasan pembenaran yang kita buat-buat untuk menjustifikasi perbuatan dan prilaku kita. Alasan pembenaran paling fatal yang pernah saya temukan adalah komentar seseorang yang menyatakan bahwa statement itu tidak termaktub dalam al-Qur'an. Sedangkan alasan pembenaran yang lain seringkali mengemuka dalam bentuk kritikan terhadap teori ini bahwa kebutuhan seseorang terhadap banyak hal duniawi adalah suatu yang niscaya dan tidak seorang pun mampu menafikannya. Sebuah kritikan yang sama sekali berdasar justifikasi akal semata yang terangkum dari fakta tanpa melihat dan memahami apa maksud dari ajaran itu sebenarnya. Cinta dunia pangkal segala dosa, aplikasinya tidak bisa digambarkan bahwa seseorang harus membuang uang atau harta yang ia miliki. Juga tidak bisa diartikan bahwa seseorang bekerja harus ikhlas tanpa menerima gajih. Dan berbagai penafsiran lain yang keliru seringkali muncul sebagai kritikan terhadap ajaran ini. Padahal inti yang sebenarnya tidak lain bagaimana seseorang mampu menguasai hatinya dan menjaga dari hal-hal yang berakibat pada kesalahan-kesalahan dan dosa-dosa. Dan menjaga hati ini kemudian bisa dicerminkan dalam pilihan sikap agar bisa ditempatkan pada bentuk dan posisinya yang layak sebagaimana mestinya. Itulah yang diinginkan oleh ajaran tasawuf tersebut. Dan pernahkah kita mengukur prilaku kita selama ini dan segala keputusan kita dengan ukuran itu sehingga kita telah benar-benar menempatkan sesuatu sesuai pada tempatnya secara objektif, bukan menempatkan sesuatu sesuai dengan keinginan dan hawa nafsu kita belaka..? Dalam berbagai kesempatan bicara baik dalam even resmi atau diskusi lepas, saya sering mengemukakan bahwa inti persoalan umat manusia di dunia pada dasarnya hanyalah urusan perut dan sekitarnya. Seringkali saya melihat banyak peristiwa kejahatan, peperangan, prilaku yang tidak baik, dan berbagai persoalan yang kita hadapi disebabkan oleh urusan perut dan sekitarnya. Dan seringkali pula, ketika urusan perut dan sekitarnya telah terpenuhi, banyak orang bisa berhenti dari prilaku dan perbuatan yang tidak baik. Namun sangat sedikit, karena sangat tergantung pada bagaimana hati nurani yang dia miliki dan bagaimana dia menjaganya. Poin inilah sebenarnya yang menjadi titik pokok yang menjadi penekanan ajaran-ajaran tasawuf tersebut, salah satunya Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin. Dengan penerapan yang digelindingkan sendiri oleh penghayatan hati masing-masing terhadap ajaran itu, minimal tujuan yang diharapkan tercapai agar setiap individu mampu mengukur apa saja yang diperlukan oleh "perut dan sekitarnya" sendiri dan bagaimana dia mengukur masalah yang berkaitan dengan perut orang lain, dan apa yang menjadi ukuran kebutuhan perut bersama. Sehingga dengan demikian, dia tidak terjerumus dalam kezaliman dan dosa dalam perkara yang merupakan bukan haknya pribadi tapi merupakan hak bersama dan harus diputuskan bersama. Hubbu Dunya tidak sebatas mempertanyakan substansi cinta yang dimaksud sehingga kita selalu merasa sudah terlepas dari penyakit itu karena kita tidak pernah merasakan cinta sebagaimana layaknya kita mencintai gadis. Cinta dunia juga termasuk dalam ambisi-ambisi yang mencemari cita-cita murni dalam mewujudkan sesuatu, juga termasuk ambisi-ambisi bawah sadar yang tidak kita sadari tapi tergambar dengan jelas dalam suatu bentuk prilaku. Ukuran nya, apakah ambisi itu memang tepat untuk kita wujudkan atau karena cinta dunia telah membutakan kita untuk meraih segala keuntungan dalam kesempatan yang tersedia dan menyebutnya sebagai tujuan yang hak bagi kita tanpa memberikan tempat yang layak bagi orang lain yang mungkin lebih berhak dan bahkan tanpa mengukur apakah ambisi itu diwujudkan dalam lingkup kepentingan pribadi atau dalam lingkup kepentingan komunitas atau kepentingan komunitas untuk kepentingan pribadi belaka. Mencermati banyak kejadian di muka bumi ini, bahkan banyak peristiwa-peristiwa itu tak terasa hadir di sekitar kita bahkan pada diri kita sendiri, saya kira sudah saatnya kita membuka kembali brangkas yang telah terkunci rapat itu dan membacanya dengan cermat "Hubbu Dunya Ra'su Kulli Khatiatin" kemudian kembali mengukur apakah yang telah kita perbuat betul-betul bersih dan murni tidak terserang penyakit yang satu ini. Dan pengukuran itu menjadi penting untuk kita mengukur langkah-langkah yang akan kita lakukan ke depan sehingga betul-betul murni dan bersih sebagai bentuk usaha mewujudkan cita-cita pribadi dan atau cita-cita komunitas yang bisa kita nikmati bersama-sama hasilnya. Camkanlah dalam setiap penghayatan hati kita "Cinta dunia itu adalah pangkal segala dosa dan kesalahan." Dan kita sudah pasti tidak ingin perbuatan yang baik menjadi sirna dan sia-sia hanya karena penyakit yang satu ini telah menjadi virus yang tidak terdeteksi scanning dan merusak banyak hal baik yan g sudah dan ingin kita bangun bersama. http://aman.kinana.or.id/index.php?op=ViewArticle&articleId=234&blogId=1 From: "meg4pro" <bright3y3s@xxxxxxxxx> To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx> Sent: Saturday, February 12, 2005 6:58 PM Subject: [ppiindia] Re: MEMAHAMI KARAKTER SALAFI >> Oia Om Aman, kalo hobby cari2 milis, pernah nemu gak milis yg >> judulnya wanita PKS. Ini milis cabul banget. *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Sponsor ADVERTISEMENT -------------------------------------------------------------------------------- Yahoo! Groups Links a.. To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ b.. To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx c.. Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **