[list_indonesia] [ppiindia] Re: Islam Hadhari, Mas Danar....

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 22 Mar 2005 13:26:20 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, aris solikhah <fm_solihah@xxxx> 
wrote:

Mas Danar,..... Berbudi baik menurut saya mungkin berbeda dengan mas 
Danar atau mungkin berbeda pula dengan mas Samudjo berbeda pula 
dengan mbak Lina. Jika kebenaran itu diserahkan pada manusia maka 
makna kebaikan itu akan kabur. Oleh karena itulah disadari atau tidak 
kita membutuhkan standar hidup sebagai pedoman dalam berbuat atau 
berbudi baik itu. Disadari atau tidak kita telah memilih standar 
itu.Dan berpendapat berdasar atas standar itu.

DH: 

Mungkin sekali, wawasan kita - para manusia - terhadap apa yang 
dinamakan berbudi baik, agak berbeda. Namun, secara obyektif, budhi 
itu sendiri adalah sama dan universal. Apa yang kita namakan 
standard, atau norma, adalah dimensi manusiawi. Karena kita, dalam 
keterbatasan indrawi, membutuhkan batas. Dimensi. meter, liter, volt, 
dsb.

Budhi luhur adalah sama, bagi anggauta suku Bedui di Tengger, umat 
Muslim di Minangkabau, umat Hindu-Bali ditepi danau Batur, umat 
Kristiani Minahasa dikaki gunung Soputan, saudara Dayak di Kalimantan.

Mungkin, dalam menetapkan "banyak" atau "sedikit" budhi yang kita 
berikan, kita perlukan standard. Sekedar untuk membayangkan. 
Seseorang yang membantu seorang kakek menyeberang jalan, adalah suatu 
budhi yang baik. Sesorang yang menghibur seorang pasien yang 
kesakitan juga melakukan budhi yang baik. Seorang yang tak berada, 
memberikan Rp. 10.000 dari Rp. 70.000 yang ia miliki adalah budhi 
yang besar. Misalnya dibandingkan seseorang yang menyumbangkan Rp. 
150.000.000 dari hartanya yang yang berjumlah beberapa milyard US $.
Namun, budhi adalah budhi.

Apabila kita tiap hari, seperti yang diajarkan sang Sidharta, 
melakukan kebaikan, berpikir baik, berkata baik, sudahlah banyak yang 
kita lakukan. Tak perlu kita harapkan peraturan apapun mengenai apa 
yang baik atau bukan..

------------------------
Mas Danar, dalam islam mengharuskan pemeluknya untuk melakukan 
kebaikan berdasarkan dua hal. Niat lurus tulus karena mencari ridha 
Allah dan melakukan amal atau budi baik itu berdasarkan aturan yang 
telah Allah tetapkan. Jika kita tidak tahu aturannya, kita harus 
belajar. Bila hal ini tak dipenuhi, mohon maaf Allah tak bisa 
menerima amalan tersebut. Sayangnya ini yang kadang terlupa dari
diri kita. Termasuk saya sendiri. Orang yang baik bukanlah sosok 
malaikat, akan tetapi ketika dia melakukan kesalahan dia segera 
menyadari kesalahannya, mohon ampun pada Tuhannya, berusaha keras 
untuk tidak mengulangi kesalahannya dan menutupinya dengan perbuatan 
sholeh. Manusia adalh tempat segala kelalaian dan kekhilafan 
Wallahu'alm bishawab



DH: amal dan budhi yang terbaik, bagi semua agama, adalah yang kita 
lakukan dengan tulus, tanpa pamrih sedikitpun. Tidak pula untuk 
mengharapkan pahala. kebaikan kita lakukan, karena kebaikan itu 
sendiri. Kita tidak mencuri, karena tidak mencuri adalah mulia. BUkan 
karena takut akan hukuman, bukan karena meng-harap harap pahala.

Tentu saja, dalam keterbatasan kita, apa yang kita lakukan tidak 
sempurna, atau mungkin mengandung kekhilafan. Kita cukup berjanji 
pada diri kita, untuk lain kali, melakukan yang lebih baik. Ini akan 
mudah kita lakukan, apabila kita lakukan kesemuanya itu dengan sadar. 
Anumodana dalam bahasa Sanskerta.

Perbuatan yang "saleh" tak akan dapat menutupi kekhilafan kita, 
karena kekhilafan adalah kekhilafan. Lebih penting lagi, kita lakukan 
budhi yang baik, berpangudi luhur, tidak untuk dianggap saleh, tetapi 
karena perbuatan luhur itu sendiri.

Orang lain, mungkin tak tahu, kalau kita bersalah, lalu ber-pura pura 
saleh. Namun indrya kita sendiri akan mengetahuinya. Kita tak mungkin 
lari dari keakuan kita. Orang boleh memuji kita, kalau kita berbuat 
yang "saleh", namun, kita tahu, apa yang kita sebenarnya perbuat.

Kita tak mungkin lari dari akibat apa yang kita perbuat dalam hidup 
ini. Kebahagiaan, ketenangan bathin, kedamaian, hanya kita perolah 
dengan keyakinan, telah berbuat yang baik.

Dalam berbuat dharma, kita tak membutuhkan wasit ataupun jury. Juga 
hanya nurani kita yang sanggup secara jujur memaafkan apa yang kita 
perbuat. Dan, kita yakinlah, bahwa apapun yang kesalahan yang kita 
perbuat, akan berdampak pada diri kita. Hanya kita yang dapat 
membebaskan diri dari kesemuanya ini. Dengan perbuatan yang mulia.

Salam

danardono








------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: