[nasional_list] [ppiindia] Re: Kehidupan se-hari-hari

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 17 Feb 2005 09:13:53 -0000

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **


Tak tambahgi yo mBak?

1. secara islam : ........................
2. secara kristen : ......................
3. secara, bukan no.1 : ..................
4. secara, bukan no.2 : ..................
5. dst.. dst..

6. sebagai insan Ilahi..

Hayoo gimana?
Salam

Danardono

--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Listy" <listy@xxxx> wrote:
> 
> pak RMDH, anda baik sekali.. mengajak pindah topik.. tq
> nah kalo memang niat membahas masalah perilaku manusia
> didasarkan pada sendi agama, pakailah seperti berikut,
> 
> 1. secara islam : ........................
> 2. secara kristen : ......................
> 3. secara, bukan no.1 : ..................
> 4. secara, bukan no.2 : ..................
> 5. dst.. dst..
> 
> jadi tidak terkesan, islam lagi.. islam lagi.. sekarang,
> saya duduk manis di sini pak, menyimak.. menyerap ilmu,
> supaya tambah pinter.. :)
> 
> terimakasih..
> 
> cheers..
> 
> 
> -----Original Message-----
> From: RM Danardono HADINOTO [mailto:rm_danardono@xxxx]
> 
> 
> Pindah topik yukk?
> 
> Dari kecam mengecam agama, yang sebenarnya adalah masalah perilaku 
> manusia, kita baca kisah kehidupan se-hari-hari. Selamat membaca:
> 
> -----------------------------------
> Kompas, Kamis, 17 Februari 2005  
>  
>  
>  
> Orang Miskin Takut Sakit... 
> 
> 
> SUSAH benar jadi orang miskin di Jakarta. Dengan berbekal 
pendidikan 
> minimal, mereka mencoba bertahan di Jakarta untuk menafkahi 
> keluarganya, meski hasilnya pas-pasan. Bahkan, sering kali hanya 
> cukup untuk makan. Jika punya anak masih sekolah, biaya yang 
> dikeluarkan harus utang sana sini. Bagaimana kalau sakit?
> 
> "Waaah... kalau cuma batuk pilek sih masih bisa beli obat di 
warung. 
> Kalau harus masuk rumah sakit, yaaa... pikir-pikir dulu," tutur 
> Marsani (38), warga Jalan Semeru, Kelurahan Grogol Petamburan, 
> Jakarta Barat.
> 
> Bagi Marsani, berurusan dengan rumah sakit adalah hal yang mewah. 
> Perempuan beranak dua itu mengaku takut jika mendengar kata rumah 
> sakit. Bukan apa-apa, yang terbayang adalah jutaan rupiah harus 
> dikeluarkan. Dari mana uangnya, sedangkan suaminya hanya berjualan 
> besi tua.
> 
> Karena takut berurusan dengan rumah sakit, ketika Bayu, anak 
> bungsunya yang masih berumur empat tahun sakit diare, Marsani hanya 
> memberikan obat-obatan di warung. Dengan segala keterbatasannya, 
> Marsani dan suaminya mencoba merawat sendiri anaknya. "Anak saya 
> buang air terus selama tiga hari. Dia sampai lemas sekali. Wajahnya 
> kelihatan lesu dan setiap hari tidur-tiduran terus," kata Marsani.
> 
> Akibatnya, Bayu nyaris dehidrasi. Atas petunjuk tetangganya, 
Marsani 
> memberikan teh yang diberi gula dan garam. Untungnya, anak Marsani 
> itu kuat sekali minum sehingga cairan di tubuhnya bisa tergantikan. 
> Meskipun tidak mau makan, Bayu selalu menghabiskan "obat dari 
> ibunya. "Sehari dia menghabiskan sepuluh gelas lebih," kata Marsani.
> 
> LAIN lagi kisah yang dialami Saritem (38), warga Kemayoran, Jakarta 
> Pusat, yang tidak bisa menghindar harus berurusan dengan rumah 
sakit. 
> Anaknya, Kamaludin (7,5), kini terbaring di Rumah Sakit Umum Daerah 
> Tarakan karena terserang demam berdarah dengue (DBD). Padahal, 
sehari-
> hari Saritem hanyalah pemungut sampah.
> 
> Ketika ditemui di bangsal anak beberapa hari lalu, Saritem 
bercerita, 
> sebenarnya dia tidak ingin membawa anaknya ke rumah sakit. Meskipun 
> Kamaludin sudah demam tinggi selama tiga hari, Saritem masih 
mencoba 
> mengobati anaknya dengan obat-obatan warung. Namun Kamaludin tak 
> kunjung sembuh.
> 
> "Saya ketakutan waktu lihat dia (Kamaludin) menggigil," kata 
Saritem. 
> Karena ketakutan, meskipun tidak punya uang Saritem nekat membawa 
> anaknya ke RSUD Tarakan, setelah mendengar ada pengobatan gratis di 
> rumah sakit tersebut untuk pasien DBD.
> 
> Ternyata, Saritem tidak benar-benar mendapat pengobatan gratis. Ada 
> beberapa resep obat, yaitu obat antibiotik dan penurun panas yang 
> harus dia tebus dengan uang tunai. Selain itu, Saritem juga 
> diharuskan membayar uang untuk mengambil trombosit darah. Jumlah 
> keseluruhannya mencapai Rp 100.000 lebih.
> 
> "Suami saya cuma tukang sampah. Dapat gaji cuma Rp 200.000 per 
bulan. 
> Begitu gajian langsung habis untuk bayar utang," kata Saritem. 
Untuk 
> menebus biaya pengobatan hingga Rp 100.000 tentu menjadi sangat 
berat 
> buat Saritem. Ia mengaku takut jika ada keluarganya yang sakit lagi.
> 
> Dinas Kesehatan DKI tahun 2005 ini sudah menganggarkan Rp 98 miliar 
> untuk dana Jaminan Pemeliharaan Kesehatan bagi Keluarga Miskin (JPK 
> Gakin). Tetapi baru sebagian kecil dana itu terserap. Pasalnya, 
> sebagian besar orang miskin di Jakarta tidak memiliki kartu Gakin. 
> Surat Keterangan Tidak Mampu (SKTM) yang menjadi syarat pun sering 
> ditolak rumah sakit. Pantas saja orang-orang seperti Marsani dan 
> Saritem ketakutan jika ada keluarganya yang sakit. (IND)
>  
> ---------------------
> 
> Danardono





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: