** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** sidikpam <sidikpam@xxxxxxxxx> wrote: Mas Sidik, Maaf baru sempat bales, esok Senin ada acara, konsentrasi saya terfokus demi kesuksesan acara tersebut. Inilah penyakit akut umat Islam, merasa bahwa penderitaan yang dialaminya adalah akibat perbuatan orang lain. Bukankah itu semua terjadi karena kelemahan kita sendiri, karena kita bodoh? Kalau kita kuat, tentu itu tidak akan terjadi. Itulah sebenarnya inferioritas!! Berhentilah menyalahkan orang lain, berkacalah pada diri sendiri. Saat di bangku kuliah kita pernah diajari analisis SWOT. Tanpa disadari kita menggunakan analisis tersebut untuk berbagai hal. Termasuk dengan kemunduran umat Islam yang mencakup sebuah negara besar. Kayaknya naif bila kita hanya mengambil bagian weakness-nya aja tanpa memandang threatment. Jadi dua-duanya perlu digunakan, bahkan S dan O-nya juga. Keberdayaan sebuah masyarakat tidak muncul karena sebuah hukum yang turun dari langit, tapi karena ada proses belajar yang mencerdaskan dan menyadarkan dalam masyarakat tersebut. Jadi prosesnya bottom-up. Logika yang digunakan mbak Aris, bahwa seluruh negara muslim sekarang hanyalah negeri2 kecil, terpecah belah dan tidak berdasarkan hukum Islam, sehingga lemah, jelas menggunakan pendekatan top-down. Benar sekali mas, bahwa segala sesuatu melalui proses. Sebuah proses itu tidak kentara jika kita tak rajin mengamati secara jeli. Seperti bayi yang beberapa bulan kemudian kita lihat bisa berbicara. Begitu pula dengan hukum langit, sosialisasi memegang peranan penting (pencerdasan dan penyadaran ke masyarakat). Hal itu muskil dilakukan tanpa proses dan penyadaran serta percerdasan. Kekhilafahan juga lho. Coba mas renungkan, sejak kapan mas mendengar istilah ini. Sejak kecil atau pertama kali mendengar dari media yang merupakan istilah asing. Kemudian jika setiap seminggu sekali mas dengar hal ini apa yang terjadi mas jadi familiar. Ini baru sebatas opini umum. Lama-lama akan membentuk kesadaran umum. Tentu saja penyadaran intrapersonal pun sangat penting dilakukan juga. Tapi metode penyadaran intrapersonal ini kan sifatnya bukan terbuka sehingga jarang lah di blow up media dan mas pasti sulit menjumpainya. Kalau saya tangkap, menurut mbak Aris ini menciptakan sebuah masyarakat yang kuat harus dimulai dengan menciptakan sebuah kekhalifahan yang besar, yang berdasar hukum Islam. Naif menurut saya, karena berkaca dari sejarah manapun, penguasa besar dunia mana pun (termasuk Muhammad Saw) dahulu selalu memulainya dari yang kecil. Lha, wang ngurus yang kecil saja gak bisa, gimana mau ngurus yang besar???!!! Sepakat dari yang kecil dulu.Jangan lupakan subtasi dan pelabelan pula. Jangan takut dengan label itu, sebab ini penting untuk mengidentifikasi dan identitas. Dulu juga islam itu asing di masyarakat quraisy tapi karena Rasul dan shahabat konsisten dan terus menerus mensosialisaikan islam (dakwah) maka kita bisa memeluk islam hingga di Indonesia.So, what different. Btw diskusi ini adalah salah satu bentuk sosialisasi he he he . Kalau anda ngotot ingin membentuk khilafah Islam, saya memberi saran, sebaiknya mulailah dengan menguatkan Indonesia, menguatkan Bangladesh, Saudi Arabia, dst. Karena hanya sebuah masyarakat yang kuatlah yang dapat menjalin kerjasama dengan masyarakat lain dengan baik, menjadikannya sebuah kekuatan. Sangat sepakat, jadi penggarapan dan sosialisasi sifatnya hanya lokal saja tapi internasional. Setiap wilayah harus digarap, khususnya oleh penduduk asli masing2 negri setempat. Iya kan mas. Jadi nanti akan jadi kekuatan yang sifatnya nggak lokal saja. Kalau anda katakan bahwa Rasulullah adalah contoh terbaik, berarti anda tidak konsisten dengan pendapat anda! Kalau pendapat anda yang diambil, maka yang dilakukan Rasulullah dulu tentu membangun dulu khilafah Islam, baru kemudian menegakkan syariah Islam. Ternyata, bukan itu yang dilakukan beliau. Beliau memulai penyebaran Islam dengan sebuah kelompok kecil yang solid, yang kemudian meluas hingga ke seluruh dunia, sebuah pendekatan bottom-up. Sepakat juga. Dimulai dari sekelompok kecil orang sadar seperti mas kemudian bergerak, membesar, lantang menyuarakannya. Gitu kali ya. Yang patut direnungi pula, tugas utama umat islam sekarang bukan memuslimkan umat islam tapi menyadarkan kembali mereka akan pilihan agama mereka. Salam, Aris solikhah Mbak Aris wrote: "...hanya saja negeri tersebut Banglades, pakistan, indonesia, malaysia dll mereka akan menjadi semacam propinsi dibawah gubernur (Wali atau qadhi, bahasa kerennya), wali mengatur semua urusan didaerahnya sesuai hasil ijtihad dia .Tentu saja ijtihad diwilayah yang tak bertentangan dengan kekhilafahan atau pemerintah pusat. > > Sementara pemerintah pusat hanya melegalisasi hukum islam yang sifatnya menjaga kesatuan negara saja. Bukan semua hukum diadopsi. Ini tidak boleh karena berarti mematikan kreativitas ijtihad. (ijtihad beda dengan fatwa atau pendapat) menjadi mujtahid itu harus punya ilmu yang mumpuni dan orang seperti ini di dunia sangat langka sekarang." Ini yang saya ngeri membayangkannya. Bagaimana bisa sebuah negara diatur hanya oleh seorang wali ditambah beberapa gelintir mujtahid? Siapa mereka, dan bagaimana mereka dipilih? Lantas apa yang bisa menjamin bahwa fatwa atau ijtihad mereka benar, dan sesuai dengan Al- Qur'an dan Sunnah Rasul? Atas pertanyaan ini, biasanya kawan-kawan mbak Aris akan menjawab bahwa wali itu orang saleh, suci, sudah sampai level maksum. Lha, setahu saya, penilaian seperti itu adalah hak prerogatif Tuhan. Bagaimana mungkin manusia melakukannya???!!! Satu lagi mbak Aris. Pada masa Ali, interpretasi terhadap Al-Quran dan sunnah Rasul sudah demikian beragam. Padahal pada saat itu begitu banyak orang yang masih merasakan hidup bersama Rasul, melihat tingkah laku dan tindak tanduk beliau. Tapi koq bisa mereka berbeda pendapat tentang sesuatu hal??? Kalau mereka saja begitu, bagaimana dengan kita? Sam *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT --------------------------------- Yahoo! Groups Links To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of Service. "Bangkitnya manusia, karena pemikirannya" Kebangkitan ialah perpindahan suatu bangsa,negara, umat dan seorang individu dari satu keadaan ke arah yang lebih baik --------------------------------- Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **