** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Batas "pejuang" dengan "penculik" pada situasi perang sulit dibedakan. Makanya jadi reporter di lapangan begini, resikonya gede banget. Harus siap mati. Bisa2 dianggap agen yang menyamar. Jaman begini, siapa yang mau nurut sama kode etik perang. Masih ada kode etik perang? Hukum rimba yang dipake. Kalo memang hukum rimba yang berlaku di Irak sekarang adalah memang harus bisa baca AlQur'an, reporter dari western ya belajar lah kalo ngotot mo ke rimba seperti itu. Tiba2 terbesit dalam fikiran saya, mungkinkah ini yang menyebabkan hukum dalam Islam tidak mengijinkan perempuan menjadi pemimpin suatu negara? Karena begitu negara dalam konflik dan harus perang, seharusnya (tentu dalam moral islami) pemimpin ada di garda depan memimpin perang, bukan nonton di teve sambil minun kopi ato mungkin sedang berselingkuh ketika pasukannya sibuk perang. Tapi kalo kondisi sekarang seorang pemimpin tidak harus ikut perang perempuan boleh aja jadi pemimpin dong. Lah kalo perempuan pada terjun perang, generasi manusia akan musnah karena gak ada yang melahirkan...he..he... Terbesit lagi pikiran karena tugas perempuan yang melahirkan: kalau di barat katanya karena HAM sangat dihargai, jadi homo n lenz diakui keberadaannya dan dilegalkan...saya pikir pada suatu masa nanti barat itu akan mengimport manusia dari timur/arab...ha..ha...HAM yang kebablasan. Jadi pikiran saya, Hukum dari Allah itu adalah untuk kebaikan dan keseimbangan manusia di bumi ini. --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Carla Annamarie" <Carla.Annamarie@xxxx> wrote: > > maybe..all foreign-western reporters who wants to go to iraq or middle east > countries..should learn to read Quran, in case if they got caught by the > Mujahidin, who knows they would be released bcs of that.. :))... > > > > > "ade_kim_hook" > <ade_kimhook2002@ To: "islamkristen" <islamkristen@xxxxxxxxxxxxxxx> > yahoo.com> cc: > Subject: [ppiindia] Wartawati Perancis minta tolong > 03/01/2005 09:14 > PM > Please respond to > ppiindia > > > > > > > > > > foto : Wartawati Perancis minta tolong. > > > Bagi wartawati Perancis, Florence Aubenas, yg sedang bertugas di irak > untuk memantau kejadian sehari-hari disana itu kemudian diculik oleh > mereka-mereka yang menamakan dirinya sebagai pejuang Irak adalah > sebagai bukti bahwa mereka itu samasekali bukan pejuang tapi sebagai > penculik perempuan. Serendah itu harkat mereka. > > Florence yang dikenal sebagai perempuan berkarakter selalu ceria itu, > kini setelah nonggol kembali di depan layar TV, dibawah ancaman para > muslim penculik, benar-benar mengejutkan. > > Kelihatannya Florence sangat kecapaian. Berpakaian kotor dan rambutnya > acak-acakan tidak karuan. > " Nama saya Florence Aubenas. Tolonglah saya..." kata dia tersendat- > sendat didepan kamera yang dipegang oleh teroris muslim di Irak. > " Saya dalam keadaan sakit. Baik kesehatan maupun fisik (karena > trauma )" > kata Florence. > > Ini bukan cerita seperti kedua wartawan Indonesia yang pernah di culik > di Irak seperti Meutya Hafid dan Budiyanto yang baru-baru itu, yang > kemudian dilepaskan dengan begitu saja oleh para penculik. > > Presiden Perancis tidak akan punya argumentasi pembebasan mereka > dengan argument yang seperti di ucapkan oleh presiden ari Indonesia > seperti kalimat " negara Indonesia sbg negara Islam terbesar didunia..." > dan sejenisnya lagi yang akan memberikan keringanan bagi korban > penculikan. > > Juga para penculik tidak akan perduli jika alasan yang diberikan kepada > mereka bahwa negara Perancis sebagai salah satu negara penentang > serangan Amerika ke negara Irak. Alasan seperti itu tidak akan berbobot > apa-apa bagi si penculik. Tidak akan sebobot dengan mengedepankan > alasan bahwa sesama Islam dilarang melakukan penculikan dan pembu- > nuhan. > > Cupet memang. > > _____________________________ > http://indonews.free.fr > > > [Non-text portions of this message have been removed] > > > > > > > > ********************************************************************* ****** > Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg > Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc > ********************************************************************* ****** > _____________________________________________________________________ _____ > Mohon Perhatian: > > 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) > 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. > 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; > 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx > 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx > 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx > > Yahoo! Groups Links ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **