[list_indonesia] [ppiindia] Re: Strategi Busuk di Balik Kenaikan Harga BBM

  • From: "Lina Dahlan" <linadahlan@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 03 Mar 2005 04:24:05 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Memang semua ada resikonya, lagi2 rakyat kecil yang harus 
menanggungnya duluan. Ya wis rakyat kecil sih rasanya bisa survive 
lah, mereka bisa pake kayu bakar kok masak. 

Nah itulah tugas pemerintah: kalau pemerintah sudah mau menyerahkan 
pada swasta, kan tugas pemerintah dan Pertamina berkurang, alihkan 
untuk ngurusi hal dampak kenaikan harga BBM itu. Salah satunya 
pemerintah harus bertanggung jawab kepada para nelayan itu 
(misalnya). Maksud saya sih bukannya nelayan terus dikasih uang 
kesehatan begitu, tapi "kail"nya sebagai sumber nafkah seorang 
nelayan itu harus disubsidi oleh pemerintah.

Soal kenaikan harga makanan pokok & transportasi, menarik sekali 
kalau kita melirik India itu (kok bsia?)...katanya mas RM tuh...dan 
ulasan mas sapa tuh yang harus diusahakan agar harga2 lain tidak 
ikutan naik.

yuk simak dulu.

wassalam,
Lina


--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "irwank2k2" <irwank@xxxx> wrote:
> 
> --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Lina Dahlan" <linadahlan@xxxx> 
wrote:
> > 
> > Nah ini yang saya dan Shakespeare maksud...:-) Kalau namanya
> > berubah jadi swasta selama bisa membawa kebaikan untuk rakyat,
> > mengapa tidak?
> 
> Ya, mengapa tidak..
>  
> > Swasta boleh aja masuk (karena nyatanya kita emang butuh 
swasta), 
> > tapi hendaknya ada keuntungan besar buat bangsa dan rakyat ini
> > (bisa dinikmati oleh rakyat kecil), misalnya bisa membuka 
lapangan
> > kerja yang buanyak, ada perbaikan hidup pada nelayan (wong cilik
> > lainnya), krn jelas katanya nelayan gak bakalan mampu beli BBM.
> 
> Gini deh Mbak Lina.. apa mungkin pemain lain masuk ke sektor hilir
> bbm klo harganya masih murah? jadi masuknya pemain lain itu pasti
> nunggu (kalau enggan dikatakan mendukung atau bahkan menekan)
> pemerintah menaikkan harga bbm dulu.. sekarang aja banyak yang
> udah gak mampu beli bbm apalagi setelah naik?
> 
> Kalaupun ada persaingan bebas (yang belum tentu sehat) apa mungkin
> ada yang jual bbm (mis: premium) dengan harga pasar int'l sementara
> yang lain beda seribu rupiah atau sampai 1/2 harga? 
> Gak mungkin lah.. Non sense tuh. :-(
> 
> > Mungkin mereka yang perlu disubsidi oleh pemerintah karena kan
> > pemerintah gak usah ngurusin harga bensin lagi.
> 
> Yang diprotes itu bukan (semata) harga bbm (bensin)nya.. 
> tapi dampaknya terhadap harga" barang dan jasa yang dikait"kan 
> dengan kenaikan harga bbm..
>  
> > Hmmm...tentunya...orang2 gendut (badut2) di Pertamina gak suka 
> > rencana ini?
> 
> Untuk rencana penggembosan pertamina mungkin saja pandangan 
> di atas benar.. Tapi yang gak suka kenaikan harga bbm logikanya
> mereka yang harus menanggung kenaikan harga barang dan jasa 
> setelah bbm naik..
> 
> Wassalam,
> 
> Irwan.K
>  
> ======
> > --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, radityo djadjoeri 
<radityo_dj@xxxx> 
> > wrote:
> > > Mas Satrio,
> > > Info ini saya rasa sudah basi. Mungkin sekitar 5 tahun lalu, 
> > memang sudah ada rencana bisnis-bisnis Pertamina 
akan 'dipreteli', 
> > artinya swasta (baik nasional maupun MNC) boleh 'jualan bensin 
dll' 
> > disini. Contohnya Malaysia. Kalau ke KL, pompa bensin tuh yang 
punya 
> > macem-macem, ada Shell, Conoco dll. Harganya nya tak seragam. 
> > Mungkin juga di negara lain. Kalau di Indonesia? yang punya 
mitra-
> > mitra Pertamina, swasta tapi ya tetep berlabel Pertamina. 
Pemerintah 
> > tak lagi cawe-cawe ngurusin harga bensin, minyak tanah dll. Soal 
> > subsidi itu warisan 'bom waktu' dari Soeharto......
> > >  
> > > Pertamina juga memang sudah saatnya 'dipangkas' karena cuma 
jadi 
> > ajang KKN. Kalah sama Petronas yang sudah mendunia. Pertamina? 
Cuma 
> > jalan di tempat!
> > >  
> > > 
> > > 
> > > RM Danardono HADINOTO <rm_danardono@xxxx> wrote:
> > > 
> > > Pertanyaan, mas Satrio:
> > > 
> > > a) Pernahkah kita tidak dijajah?
> > > b) Mungkinkah kita tidak dijajah?
> > > c) kalau mungkin, siapa yang memerintah kita (tanpa menjajah)?
> > > 
> > > Mengikuti mas Thukul:
> > > 
> > > a) pernahkah kita melawan? Siapakah yang kita lawan?
> > > b) siapakah yang kita akan lawan?
> > > c) siapakah lawan kita?
> > > 
> > > Mohon pencerahan
> > > 
> > > Danardono
> > > 
> > > 
> > > 
> > > --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Satrio Arismunandar 
> > > <satrioarismunandar@xxxx> wrote:
> > > > Kalau dijajah, baik oleh orang asing atau pun bangsa
> > > > sendiri, ya sama-sama nggak bener....
> > > > 
> > > > (mengutip penyair Wiji Thukul...)
> > > > Hanya satu kata: LAWAN!
> > > > 
> > > >





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: