[list_indonesia] [ppiindia] Re: Kekuatan Militer sebagai Pengimbang dan Penggentar

  • From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Mon, 21 Mar 2005 10:23:12 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


Mas, Angkatan Perang Jepang dan Angkatan Perang Jerman itu dalam 
ukuran internasional, adalah lemah syahwat. Tetapi ekonomi bukan 
main..

Korea Utara, angkatan perang ditakuti, tetapi ekonomi lemah syahwat...

Jadi gak automatis. Saudi Arabia AP juga lemah syahwat, tetapi 
ekonomi kuat, karena minyak, bukan karena kehebatan apa apa..

Gimana nihh?

Salam

Danardono



--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Sandy Dwiyono 
<sandydwiyono2005a@xxxx> wrote:
> Diplomat yang paling ulung adalah Angkatan Perang. Kalau Angkatan 
Perang kuat ekonomi juga akan kuat. Kalau Angkatan Perangnya lemah, 
investor akan ragu memasuki negara tsb. Pemerintah dan DPR harus 
punya target, berapa Skuadron yang HARUS dimiliki tiap lima tahun. 
Toh, kalau Angkatan Perang kita kuat, bukan untuk saya dan bukan saya 
yang menikmati.
>  
> Perkuat terus Angkatan Perang.
>  
> 
> 
> Ambon <sea@xxxx> wrote:
> http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/21/opi02.html
> 
> 
> Kekuatan Militer sebagai Pengimbang dan Penggentar
> 
> 
> Oleh Koesnadi Kardi
> 
> SATU lagi wilayah kedaulatan Indonesia diklaim oleh Malaysia 
setelah mereka 
> berhasil merenggut Sipadan dan Ligitan dari tangan kita melalui 
meja 
> Mahkamah Internasional. Tindakan negara jiran ini membangkitkan 
rasa 
> persatuan masyarakat dengan timbulnya rasa antipati rakyat 
Indonesia kepada 
> Malaysia. Didorong oleh rasa nasionalisme yang tinggi dan keinginan 
yang 
> besar untuk berpartisipasi dalam mempertahankan wilayah kedaulatan 
RI, rasa 
> antipati tersebut akan bisa semakin besar sebagaimana bergulirnya 
bola salju 
> manakala tidak bisa ditangani secara baik dan memuaskan (bagi 
ukuran publik 
> Indonesia).
> 
> Penanganan secara baik atas tragedi ini nampaknya akan selalu 
diupayakan 
> oleh Malaysia dan Indonesia, baik melalui jalur politik-diplomasi, 
namun 
> demikian ada satu kekuatan yang mampu menekan agar penyelesaikan 
damai yang 
> adil dapat segera diwujudkan, yaitu melalui balance of power 
(perimbangan 
> kekuatan). Bagi mereka yang memiliki kekuatan militer yang lebih 
dapat 
> diandalkan, keyakinan akan deterrence power (kekuatan penggentar) 
menjadi 
> lebih besar sehingga mampu memberikan kekuatan menekan -- sebagai 
bargaining 
> power -- dalam penyelesaian politik. Kegagalan dalam bidang 
penyelesaian 
> politik dan diplomasi akan menyebabkan timbulnya clash militer. 
Pada 
> dasarnya, "perang adalah kelanjutan keputusan politik", kata 
Clausewitz.
> 
> Kekuatan Militer sebagai Penggentar
> Dalam konflik dengan Belanda dalam kasus Irian Barat (sekarang 
Papua) di 
> awal 1960-an, adalah kekuatan angkatan perang dan mobilisasi umum 
yang 
> menjadi salah satu penentu perginya Belanda dari wilayah itu. 
Indonesia saat 
> itu memiliki antara lain 1 skadron pesawat pengebom strategis TU-16 
KS dan 
> berbagai macam pesawat tempur Mig, mulai dari Mig 15, Mig 17, Mig 
19, sampai 
> dengan Mig 21.
> 
> Saat itu, peta kekuatan udara ini saja sudah merupakan alat utama 
sistim 
> senjata udara yang diperhitungkan negara manapun di dunia ini, 
termasuk 
> negara seperti Belanda. Sedangkan kekuatan tempur yang dimiliki 
oleh 
> Angkatan Laut RI saat itu adalah sejumlah kapal selam, perusak, 
hingga jenis 
> penjelajah berat yang kesemuanya dalam keadaan siap-siaga dan 
berkemampuan 
> penuh.
> 
> Di masa lalu itu kita telah menerapkan in peace prepare for war, in 
war 
> prepare for peace (dalam damai bersiaplah untuk berperang, dalam 
perang 
> bersiaplah untuk berdamai), seperti dikatakan Sun Tzu dalam bukunya 
yang 
> terkenal The Art of War.
> Penggelaran kekuatan militer besar-besaran Indonesia saat itu 
rupanya telah 
> menarik perhatian Amerika Serikat sebagai sekutu Belanda yang 
kemudian 
> memberikan hasil pengamatan intelijennya ke Belanda berkaitan 
dengan 
> persiapan Indonesia untuk menghancurkan kekuatannya di Irian Barat. 
> Barangkali menyadari kekuatannya sendiri yang lebih lemah dan untuk 
> menghindari risiko yang lebih besar, kapal induk Karel Dorman 
segera ditarik 
> kembali ke Belanda kemudian menyatakan menyerah melalui meja 
perundingan. 
> Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi.
> 
> Sebaliknya, bagaimana dengan kekuatan militer kita saat ini 
dihadapkan 
> dengan masalah Ambalat? Masih bisakah kita mempraktekkan ajaran-
ajaran Sun 
> Tzu yang dua ribu limaratus tahun yang lalu telah mengatakan bahwa 
the true 
> object of war is peace (tujuan perang yang sebenarnya adalah 
damai)? 
> Bagaimana bila memang perang kemudian tidak dapat dihindarkan?
> Sebetulnya, dari makna tersebut dapat disimpulkan bahwa tidak akan 
tercapai 
> suatu perdamaian tanpa membangun kekuatan militer yang kuat, karena 
bila 
> suatu pihak masih merasa dapat mengandalkan kemampuan dan 
kekuatannya yang 
> dianggap melebihi kekuatan lawannya, maka intimidasi dan provokasi 
menuju 
> suatu perang tidak akan dapat terhindarkan.
> 
> Demikian juga Amerika Serikat dan Uni Soviet pada saat perang 
dingin, karena 
> mereka memiliki kekuatan tempur yang berimbang, mereka tidak pernah 
> berperang secara langsung. Mungkin ini pula jawaban mengapa 
Pakistan yang 
> belum menjadi negara kaya dan bahkan tidak lebih dari negara kita, 
tetap 
> memastikan diri untuk membangun kekuatan pertahanannya. Bahkan 
negara 
> Amerika Serikat pun sebagai negara super power yang memiliki 
kekuatan 
> militer lebih besar dari 10 negara-negara dalam urutan kekuatan 
tempur di 
> bawahnya (antara lain Cina, Rusia, India sampai urutan ke sepuluh 
negara 
> lainnya) masih terus meningkatkan kekuatan militernya.
> 
> 
> Peningkatan Kekuatan Udara dan Laut
> Kemampuan angkatan udara dan angkatan laut di era reformasi ini 
sangat 
> memprihatinkan. Kita harus mengambil pilihan yang tepat, dalam 
sistem 
> pertahanan nasional kita, dihadapkan dengan kondisi geopolitik dan 
> geostrategis, dimana kita adalah negara kepulauan terbesar di 
dunia. Bila 
> kita semua bijak terhadap rasa nasionalisme kita sendiri, maka 
sebenarnya 
> secara langsung ataupun tidak, kondisi tersebut telah mengamanatkan 
bahwa 
> kekuatan udara dan laut Indonesia harus selalu ditingkatkan.
> 
> Negara kita yang letaknya sangat strategis saat ini berbatasan 
dengan 9 
> (sembilan) negara tetangga (Malaysia, Singapura, Vietnam, Brunai, 
Filipina, 
> Papua Nugini, Australia, Timor Leste, dan India) di mana tiga dari 
> negara-negara tersebut memiliki perbatasan darat dengan Indonesia.
> Dari letak geografis dan dari pengalaman pengamatan, negara 
Indonesia hanya 
> akan dapat dicapai secara ekonomis melalui lautan dan udara. 
Penguasaan 
> penjajahan Belanda dan Jepang juga terjadi melalui jalur lautan dan 
udara. 
> Dengan demikian untuk memiliki kemampuan pencegahan terhadap 
terjadinya 
> invasi militer ke wilayah kedaulatan Indonesia dan untuk mampu 
mencapai 
> perdamaian seperti apa yang disampaikan Sun Tzu, diperlukanlah 
angkatan 
> udara dan laut yang selalu ditingkatkan kemampuannya.
> Agar efektif dan efisien, upaya peningkatan kekuatan udara dan laut 
harus 
> selalu berkaitan erat dengan sifat dasar operasi udara (the nature 
of air 
> operations) dan sifat dasar operasi maritim (the nature of maritime 
> operations). Kekuatan udara selain dibangun melalui pesawat-pesawat 
buru 
> sergap dan pengebom, juga harus dilengkapi dengan pesawat 
berkemampuan 
> pengintaian atau pengamatan udara dan maritim dan pengendalian 
udara 
> (control of the air) sedangkan kekuatan maritim harus difokuskan 
untuk 
> peningkatan kemampuan pengendalian laut (control of the sea) dan 
proyeksi 
> kekuatan (force projection).
> Apabila kekuatan udara dan kekuatan laut atau kekuatan maritim 
dapat 
> ditingkatkan berarti kekuatan penggentar (deterrence power) sebagai 
salah 
> satu amunisi dalam bernegosiasi secara politik maupun diplomatik 
akan lebih 
> kuat dan berarti pula tujuan perdamaian akan dapat diwujudkan 
selain 
> gangguan dan rongrongan terhadap kedaulatan negara yang kita cintai 
bersama 
> ini akan berkurang atau hilang dengan sendirinya.
> 
> Bila kita harus kembali kepada ajaran Sun Tzu 'In peace prepare for 
war, in 
> war prepare for peace', mungkinkah dengan kekuatan tempur yang kita 
miliki 
> seadanya saat ini, Malaysia akan mundur atau mengurungkan niatnya 
dan 
> mengakui kedaulatan wilayah kita hanya dengan melalui media politik 
dan 
> diplomatik?
> 
> 
> Penulis adalah Marsda TNI, Kepala Badan Pendidikan dan Latihan 
Dephan, 
> Alumni Seskoal, Royal College Defence Studies, London
> 
> 
> 
> 
> 
> 
> 
**********************************************************************
*****
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju 
Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-
india.uni.cc
> 
**********************************************************************
*****
> 
______________________________________________________________________
____
> Mohon Perhatian:
> 
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg 
otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
> 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
> 
> 
> 
> Yahoo! Groups SponsorADVERTISEMENT
> 
> 
> ---------------------------------
> Yahoo! Groups Links
> 
>    To visit your group on the web, go to:
> http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/
>   
>    To unsubscribe from this group, send an email to:
> ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx
>   
>    Your use of Yahoo! Groups is subject to the Yahoo! Terms of 
Service. 
> 
> 
>               
> ---------------------------------
> Do you Yahoo!?
>  Make Yahoo! your home page   
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Re: Kekuatan Militer sebagai Pengimbang dan Penggentar