** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Menurut saya, tentara kita sudah hebat. Nggak percaya? Buktinya banyak rakyat yang takut dan gentar terhadap tentara kita...:) Seharusnya Indonesia dari dulu mengembangkan sendiri senjata, peralatan perang, dan pesawat tempurnya. Jadi kalau diembargo seperti sekarang tidak perlu bingung dan mengemis2 ke Amerika. --- Sandy Dwiyono <sandydwiyono2005a@xxxxxxxxx> wrote: > Diplomat yang paling ulung adalah Angkatan Perang. > Kalau Angkatan Perang kuat ekonomi juga akan kuat. > Kalau Angkatan Perangnya lemah, investor akan ragu > memasuki negara tsb. Pemerintah dan DPR harus punya > target, berapa Skuadron yang HARUS dimiliki tiap > lima tahun. Toh, kalau Angkatan Perang kita kuat, > bukan untuk saya dan bukan saya yang menikmati. > > Perkuat terus Angkatan Perang. > > > > Ambon <sea@xxxxxxxxxx> wrote: > http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/21/opi02.html > > > Kekuatan Militer sebagai Pengimbang dan Penggentar > > > Oleh Koesnadi Kardi > > SATU lagi wilayah kedaulatan Indonesia diklaim oleh > Malaysia setelah mereka > berhasil merenggut Sipadan dan Ligitan dari tangan > kita melalui meja > Mahkamah Internasional. Tindakan negara jiran ini > membangkitkan rasa > persatuan masyarakat dengan timbulnya rasa antipati > rakyat Indonesia kepada > Malaysia. Didorong oleh rasa nasionalisme yang > tinggi dan keinginan yang > besar untuk berpartisipasi dalam mempertahankan > wilayah kedaulatan RI, rasa > antipati tersebut akan bisa semakin besar > sebagaimana bergulirnya bola salju > manakala tidak bisa ditangani secara baik dan > memuaskan (bagi ukuran publik > Indonesia). > > Penanganan secara baik atas tragedi ini nampaknya > akan selalu diupayakan > oleh Malaysia dan Indonesia, baik melalui jalur > politik-diplomasi, namun > demikian ada satu kekuatan yang mampu menekan agar > penyelesaikan damai yang > adil dapat segera diwujudkan, yaitu melalui balance > of power (perimbangan > kekuatan). Bagi mereka yang memiliki kekuatan > militer yang lebih dapat > diandalkan, keyakinan akan deterrence power > (kekuatan penggentar) menjadi > lebih besar sehingga mampu memberikan kekuatan > menekan -- sebagai bargaining > power -- dalam penyelesaian politik. Kegagalan dalam > bidang penyelesaian > politik dan diplomasi akan menyebabkan timbulnya > clash militer. Pada > dasarnya, "perang adalah kelanjutan keputusan > politik", kata Clausewitz. > > Kekuatan Militer sebagai Penggentar > Dalam konflik dengan Belanda dalam kasus Irian Barat > (sekarang Papua) di > awal 1960-an, adalah kekuatan angkatan perang dan > mobilisasi umum yang > menjadi salah satu penentu perginya Belanda dari > wilayah itu. Indonesia saat > itu memiliki antara lain 1 skadron pesawat pengebom > strategis TU-16 KS dan > berbagai macam pesawat tempur Mig, mulai dari Mig > 15, Mig 17, Mig 19, sampai > dengan Mig 21. > > Saat itu, peta kekuatan udara ini saja sudah > merupakan alat utama sistim > senjata udara yang diperhitungkan negara manapun di > dunia ini, termasuk > negara seperti Belanda. Sedangkan kekuatan tempur > yang dimiliki oleh > Angkatan Laut RI saat itu adalah sejumlah kapal > selam, perusak, hingga jenis > penjelajah berat yang kesemuanya dalam keadaan > siap-siaga dan berkemampuan > penuh. > > Di masa lalu itu kita telah menerapkan in peace > prepare for war, in war > prepare for peace (dalam damai bersiaplah untuk > berperang, dalam perang > bersiaplah untuk berdamai), seperti dikatakan Sun > Tzu dalam bukunya yang > terkenal The Art of War. > Penggelaran kekuatan militer besar-besaran Indonesia > saat itu rupanya telah > menarik perhatian Amerika Serikat sebagai sekutu > Belanda yang kemudian > memberikan hasil pengamatan intelijennya ke Belanda > berkaitan dengan > persiapan Indonesia untuk menghancurkan kekuatannya > di Irian Barat. > Barangkali menyadari kekuatannya sendiri yang lebih > lemah dan untuk > menghindari risiko yang lebih besar, kapal induk > Karel Dorman segera ditarik > kembali ke Belanda kemudian menyatakan menyerah > melalui meja perundingan. > Irian Barat kembali ke pangkuan Ibu Pertiwi. > > Sebaliknya, bagaimana dengan kekuatan militer kita > saat ini dihadapkan > dengan masalah Ambalat? Masih bisakah kita > mempraktekkan ajaran-ajaran Sun > Tzu yang dua ribu limaratus tahun yang lalu telah > mengatakan bahwa the true > object of war is peace (tujuan perang yang > sebenarnya adalah damai)? > Bagaimana bila memang perang kemudian tidak dapat > dihindarkan? > Sebetulnya, dari makna tersebut dapat disimpulkan > bahwa tidak akan tercapai > suatu perdamaian tanpa membangun kekuatan militer > yang kuat, karena bila > suatu pihak masih merasa dapat mengandalkan > kemampuan dan kekuatannya yang > dianggap melebihi kekuatan lawannya, maka intimidasi > dan provokasi menuju > suatu perang tidak akan dapat terhindarkan. > > Demikian juga Amerika Serikat dan Uni Soviet pada > saat perang dingin, karena > mereka memiliki kekuatan tempur yang berimbang, > mereka tidak pernah > berperang secara langsung. Mungkin ini pula jawaban > mengapa Pakistan yang > belum menjadi negara kaya dan bahkan tidak lebih > dari negara kita, tetap > memastikan diri untuk membangun kekuatan > pertahanannya. Bahkan negara > Amerika Serikat pun sebagai negara super power yang > memiliki kekuatan > militer lebih besar dari 10 negara-negara dalam > urutan kekuatan tempur di > bawahnya (antara lain Cina, Rusia, India sampai > urutan ke sepuluh negara > lainnya) masih terus meningkatkan kekuatan > militernya. > > > Peningkatan Kekuatan Udara dan Laut > Kemampuan angkatan udara dan angkatan laut di era > reformasi ini sangat > memprihatinkan. Kita harus mengambil pilihan yang > tepat, dalam sistem > pertahanan nasional kita, dihadapkan dengan kondisi > geopolitik dan > geostrategis, dimana kita adalah negara kepulauan > terbesar di dunia. Bila > kita semua bijak terhadap rasa nasionalisme kita > sendiri, maka sebenarnya > secara langsung ataupun tidak, kondisi tersebut > telah mengamanatkan bahwa > kekuatan udara dan laut Indonesia harus selalu > ditingkatkan. > > Negara kita yang letaknya sangat strategis saat ini > berbatasan dengan 9 > (sembilan) negara tetangga (Malaysia, Singapura, > Vietnam, Brunai, Filipina, > Papua Nugini, Australia, Timor Leste, dan India) di > mana tiga dari > negara-negara tersebut memiliki perbatasan darat > dengan Indonesia. > Dari letak geografis dan dari pengalaman pengamatan, > negara Indonesia hanya > akan dapat dicapai secara ekonomis melalui lautan > dan udara. Penguasaan > penjajahan Belanda dan Jepang juga terjadi melalui > jalur lautan dan udara. > Dengan demikian untuk memiliki kemampuan pencegahan > terhadap terjadinya > invasi militer ke wilayah kedaulatan Indonesia dan > untuk mampu mencapai > perdamaian seperti apa yang disampaikan Sun Tzu, > diperlukanlah angkatan > udara dan laut yang selalu ditingkatkan > kemampuannya. > Agar efektif dan efisien, upaya peningkatan kekuatan > udara dan laut harus > selalu berkaitan erat dengan sifat dasar operasi > udara (the nature of air > operations) dan sifat dasar operasi maritim (the > nature of maritime > operations). Kekuatan udara selain dibangun melalui > pesawat-pesawat buru > sergap dan pengebom, juga harus dilengkapi dengan > pesawat berkemampuan > pengintaian atau pengamatan udara dan maritim dan > pengendalian udara > (control of the air) sedangkan kekuatan maritim > harus difokuskan untuk > peningkatan kemampuan pengendalian laut (control of > the === message truncated === Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __________________________________ Do you Yahoo!? Make Yahoo! your home page http://www.yahoo.com/r/hs ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **