[list_indonesia] Re: [ppiindia] Re: Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Mon, 21 Mar 2005 11:38:50 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Mereka itu wakil Tuhan di bumi. Sebagai wakil perarti menjadi penyambung 
lidah Tuhan, jadi tentunya  mempunyai authority berbicara seperti Tuhan 
tentang Dirinya serta sabdaNya :-))

----- Original Message ----- 
From: "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxxxxxx>
To: <ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx>
Sent: Monday, March 21, 2005 10:22 AM
Subject: [ppiindia] Re: Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia


>
>
> Gimana nihh kawan kawan, setuju dengan cak Nur?
>
> Lucu juga kalau romo Magnis bicara mengenai siapa yang diselamatkan
> Tuhan atau tidak, manusia yang ngatur nihh? Aneh, kalau manusia yang
> menafsirkan Tuhan ini maunya apa..yang Dia kasihi yang mana..yang
> inklusif-lah  yang exklusif-lah..dsb.
>
> Salam
>
> Danardono
>
>
>
>
>
> --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Ambon" <sea@xxxx> wrote:
>> http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/21/utama/1631299.htm
>>
>> Senin, 21 Maret 2005
>>
>>  Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia
>>
>> Jakarta, Kompas - Rohaniwan Katolik Franz Magnis- Suseno
> berpendapat pemikiran Nurcholish Madjid yang paling penting sekaligus
> amat banyak ditentang dan dicela adalah gagasannya tentang Islam
> inklusif yang maknanya jauh melampaui Indonesia. Pemikiran ini sangat
> relevan bukan hanya di kalangan Islam, tetapi juga di semua agama
> wahyu (Yahudi, Kristen-Katolik maupun Protestan-dan Islam) yang
> mengusung pendakuan keberlakuan universal.
>>
>> Pada hari ketiga Simposium Refleksi Pemikiran Prof Dr Nurcholish
> Madjid di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (19/3),
> Magnis-Suseno mengutip pendapat Banawiratma dari Universitas Sanata
> Dharma yang dengan tepat membandingkan faham inklusif Nurcholish
> dengan faham Kristen anonim Karl Rehner (1904-1984), ahli teologi
> Katolik terbesar abad ke-20, yang mau mengatasi pikiran sempit bahwa
> di luar Gereja tak ada keselamatan kekal.
>>
>> Dengan faham inklusif ini, kata Magnis-Suseno, Nurcholish berusaha
> keluar dari pandangan eksklusivistik tentang Islam. Menurut pandangan
> eksklusivistik, orang dikatakan Islam asal ia mengucapkan syahadat.
> Semua orang yang tidak mengucapkan syahadat dengan sendirinya berada
> di luar, karena itu harus dianggap kafir. Eksklusivisme sangat
> meragukan apakah orang-orang di luar kalangannya bisa lolos dari
> neraka. Nurcholish pelan-pelan membuka ketertutupan itu.
>>
>> Dalam usaha ini, menurut Magnis-Suseno, Nurcholish memperlihatkan
> bahwa kriteria keberkenaan kepada Allah bukan keanggotaan formal
> seseorang pada suatu agama an sich-secara sederhana: masuk Islam atau
> tidak-melainkan sikap hati orang itu. Islam menurut sosok yang
> dikenal sebagai Guru Bangsa itu juga berarti "penyerahan" kepada
> Tuhan. Karena itu, siapa pun yang menyerahkan diri kepada Tuhan,
> meski secara formal di luar agama Islam dan dalam pengertian agama
> Islam di luar kepenuhan kebenaran, tetap dapat berkenan kepada Allah
> dan akan diselamatkan.
>>
>> "Pemikiran teologis yang kreatif dan mendalam ini adalah usaha
> memikirkan pandangan lebih terbuka dan luas menyangkut tiga perempat
> umat manusia yang tidak beragama Islam," kata Magnis-Suseno.
>>
>> Guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta itu
> menempatkan Islam inklusif yang digagas Nurcholish sebagai faham
> tingkat dunia yang, karena diungkapkan dalam bahasa Indonesia,
> dikenal terbatas di dalam Indonesia dan Malaysia. Oleh karena itu, ia
> mengusulkan supaya pemikiran besar tersebut diterjemahkan paling
> tidak ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab sehingga dunia tahu
> bahwa gagasan-gagasan yang sampai di cakrawala baru mengenai
> keagamaan lahir dari seorang pemikir Indonesia.
>>
>> Pemikiran Nurcholish Madjid mengenai keinklusifan itu juga
> dipandang sangat maju. Magnis-Suseno membandingkan Gereja Katolik
> yang menyuarakan keinklusifan itu melalui Konsili Vatikan II (Nostra
> Aetate) pada tahun 1965 setelah hampir 20 abad usia gereja, tetapi
> Nurcholish Madjid menyuarakannya ketika Islam masih berusia 14 abad.
>>
>> Ia mengingatkan, keinklusifan yang digagas di sini tidak dengan
> sendirinya melahirkan kesimpulan bahwa agama apa pun sama saja.
> Gereja Katolik tidak menarik kesimpulan seperti itu dari Konsili
> Vatikan II, Nurcholish Madjid pun tidak menarik kesimpulan demikian
> dari gagasannya tentang Islam inklusif.
>>
>> "Gereja Katolik tetap percaya bahwa semua orang diselamatkan, entah
> dibaptis entah tidak, karena Yesus Kristus dan Nurcholish Madjid
> mempertahankan bahwa mereka yang di luar agama Islam dalam arti
> formal diselamatkan karena mereka Islam, menyerahkan diri kepada
> Allah," katanya.
>>
>> Selain Magnis-Suseno, pada hari penutup simposium yang berlangsung
> tiga hari itu, pembicara lain adalah aktivis hak- hak asasi manusia
> MM Billah, dosen Universitas Katolik Atma Jaya Alois Nugroho, dan M
> Syafi'i Anwar dari jurnal Ulumul Quran.
>>
>> Sebagai orang yang pernah bersama dengan Nurcholish Madjid di
> Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia, Billah mengatakan, frekuensi
> dan intensitas Nurcholish di dalam dan tentang hak-hak asasi manusia
> sangat kurang dibandingkan dengan frekuensi dan intensitas
> pemikirannya tentang pembaruan Islam.
>>
>> M Syafi'i Anwar yang mengangkat topik "Kritik Cak Nur terhadap
> Nalar Fundamentalisme Islam" mengatakan, komitmen pada teologi
> inklusif dan sekularisme Nurcholish sudah sampai pada terminal yang
> menghasilkan Mazhab Paramadina, yang ditandai dengan lahirnya gagasan-
> gagasan derivat dengan semangat yang sama dari kalangan lebih muda
> yang tumbuh di lingkungan diskusi Paramadina.
>>
>> "Yang menggembirakan adalah Paramadina sebagai institusi bukan saja
> bisa menjadi penopang gagasan dan pemikiran Nurcholish Madjid, tetapi
> juga berhasil menjadi 'kaki' dan persemaian yang subur bagi
> intelektual muda Muslim yang fasih menerjemahkan gagasan Nurcholish
> ke dalam diskursus intelektual yang berbobot," kata Anwar seraya
> menyebut nama Komaruddin Hidayat, Zainul Kamal, Budhy Munawar-
> Rahman, Luthfi Assyaukanie, Kautzar Azhari, M Wahyuni Nafis, Sukidi,
> dan Mun'im A Sirry. (SAL)
>>
>>
>> [Non-text portions of this message have been removed]
>
>
>
>
>
>
> ***************************************************************************
> Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia 
> yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
> ***************************************************************************
> __________________________________________________________________________
> Mohon Perhatian:
>
> 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
> 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
> 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
> 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
> 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
> 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
>
> Yahoo! Groups Links
>
>
>
>
>
>
> 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: