** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Mbah, Kalo menurutku sih Tuhan itu sendiri Eksklusif, karena Dia mengatakan bahwa Dia Maha Esa itu artinya gak bisa disamain sama apapun didunia ini. Dia Maha Benar, Dia Maha Berdiri Sendiri, etc..etc...Kemahaannya itulah keeksklusifan Tuhan. Jadi kalau dikatakan Islam itu eksklusifpun, buat aku sih memang iya. Itu kan mengapa aku memilihnya sebagai keyakinanku. Tapi tidak berhenti disitu saja, Ajaran Islam itu mengandung juga inklusifisme. Jadi...Islam itu eksklusif sekaligus inklusif, begitulah ajaran dari Sang Eksklusif yang universal kan? Saya orang yang selalu mencoba berfikir positif, begitu juga terhadap Cak Nur. Cak Nur and the gang berusaha untuk mencari jalan tengah untuk kesatuan umat. Menurutku dia juga berusaha menyatukan Akidah antara agama, yang ku rasa impossible..kecuali kalau ada akidah suatu agama yang dia mau rubah. Wassalam, --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "RM Danardono HADINOTO" <rm_danardono@xxxx> wrote: > > Gimana nihh kawan kawan, setuju dengan cak Nur? > > Lucu juga kalau romo Magnis bicara mengenai siapa yang diselamatkan > Tuhan atau tidak, manusia yang ngatur nihh? Aneh, kalau manusia yang > menafsirkan Tuhan ini maunya apa..yang Dia kasihi yang mana..yang > inklusif-lah yang exklusif-lah..dsb. > > Salam > > Danardono > > > > > > --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Ambon" <sea@xxxx> wrote: > > http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/21/utama/1631299.htm > > > > Senin, 21 Maret 2005 > > > > Islam Inklusif Nurcholish Melampaui Indonesia > > > > Jakarta, Kompas - Rohaniwan Katolik Franz Magnis- Suseno > berpendapat pemikiran Nurcholish Madjid yang paling penting sekaligus > amat banyak ditentang dan dicela adalah gagasannya tentang Islam > inklusif yang maknanya jauh melampaui Indonesia. Pemikiran ini sangat > relevan bukan hanya di kalangan Islam, tetapi juga di semua agama > wahyu (Yahudi, Kristen-Katolik maupun Protestan-dan Islam) yang > mengusung pendakuan keberlakuan universal. > > > > Pada hari ketiga Simposium Refleksi Pemikiran Prof Dr Nurcholish > Madjid di Kampus Universitas Paramadina, Jakarta, Sabtu (19/3), > Magnis-Suseno mengutip pendapat Banawiratma dari Universitas Sanata > Dharma yang dengan tepat membandingkan faham inklusif Nurcholish > dengan faham Kristen anonim Karl Rehner (1904-1984), ahli teologi > Katolik terbesar abad ke-20, yang mau mengatasi pikiran sempit bahwa > di luar Gereja tak ada keselamatan kekal. > > > > Dengan faham inklusif ini, kata Magnis-Suseno, Nurcholish berusaha > keluar dari pandangan eksklusivistik tentang Islam. Menurut pandangan > eksklusivistik, orang dikatakan Islam asal ia mengucapkan syahadat. > Semua orang yang tidak mengucapkan syahadat dengan sendirinya berada > di luar, karena itu harus dianggap kafir. Eksklusivisme sangat > meragukan apakah orang-orang di luar kalangannya bisa lolos dari > neraka. Nurcholish pelan-pelan membuka ketertutupan itu. > > > > Dalam usaha ini, menurut Magnis-Suseno, Nurcholish memperlihatkan > bahwa kriteria keberkenaan kepada Allah bukan keanggotaan formal > seseorang pada suatu agama an sich-secara sederhana: masuk Islam atau > tidak-melainkan sikap hati orang itu. Islam menurut sosok yang > dikenal sebagai Guru Bangsa itu juga berarti "penyerahan" kepada > Tuhan. Karena itu, siapa pun yang menyerahkan diri kepada Tuhan, > meski secara formal di luar agama Islam dan dalam pengertian agama > Islam di luar kepenuhan kebenaran, tetap dapat berkenan kepada Allah > dan akan diselamatkan. > > > > "Pemikiran teologis yang kreatif dan mendalam ini adalah usaha > memikirkan pandangan lebih terbuka dan luas menyangkut tiga perempat > umat manusia yang tidak beragama Islam," kata Magnis-Suseno. > > > > Guru besar Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta itu > menempatkan Islam inklusif yang digagas Nurcholish sebagai faham > tingkat dunia yang, karena diungkapkan dalam bahasa Indonesia, > dikenal terbatas di dalam Indonesia dan Malaysia. Oleh karena itu, ia > mengusulkan supaya pemikiran besar tersebut diterjemahkan paling > tidak ke dalam bahasa Inggris dan bahasa Arab sehingga dunia tahu > bahwa gagasan-gagasan yang sampai di cakrawala baru mengenai > keagamaan lahir dari seorang pemikir Indonesia. > > > > Pemikiran Nurcholish Madjid mengenai keinklusifan itu juga > dipandang sangat maju. Magnis-Suseno membandingkan Gereja Katolik > yang menyuarakan keinklusifan itu melalui Konsili Vatikan II (Nostra > Aetate) pada tahun 1965 setelah hampir 20 abad usia gereja, tetapi > Nurcholish Madjid menyuarakannya ketika Islam masih berusia 14 abad. > > > > Ia mengingatkan, keinklusifan yang digagas di sini tidak dengan > sendirinya melahirkan kesimpulan bahwa agama apa pun sama saja. > Gereja Katolik tidak menarik kesimpulan seperti itu dari Konsili > Vatikan II, Nurcholish Madjid pun tidak menarik kesimpulan demikian > dari gagasannya tentang Islam inklusif. > > > > "Gereja Katolik tetap percaya bahwa semua orang diselamatkan, entah > dibaptis entah tidak, karena Yesus Kristus dan Nurcholish Madjid > mempertahankan bahwa mereka yang di luar agama Islam dalam arti > formal diselamatkan karena mereka Islam, menyerahkan diri kepada > Allah," katanya. > > > > Selain Magnis-Suseno, pada hari penutup simposium yang berlangsung > tiga hari itu, pembicara lain adalah aktivis hak- hak asasi manusia > MM Billah, dosen Universitas Katolik Atma Jaya Alois Nugroho, dan M > Syafi'i Anwar dari jurnal Ulumul Quran. > > > > Sebagai orang yang pernah bersama dengan Nurcholish Madjid di > Komisi Nasional Hak-hak Asasi Manusia, Billah mengatakan, frekuensi > dan intensitas Nurcholish di dalam dan tentang hak-hak asasi manusia > sangat kurang dibandingkan dengan frekuensi dan intensitas > pemikirannya tentang pembaruan Islam. > > > > M Syafi'i Anwar yang mengangkat topik "Kritik Cak Nur terhadap > Nalar Fundamentalisme Islam" mengatakan, komitmen pada teologi > inklusif dan sekularisme Nurcholish sudah sampai pada terminal yang > menghasilkan Mazhab Paramadina, yang ditandai dengan lahirnya gagasan- > gagasan derivat dengan semangat yang sama dari kalangan lebih muda > yang tumbuh di lingkungan diskusi Paramadina. > > > > "Yang menggembirakan adalah Paramadina sebagai institusi bukan saja > bisa menjadi penopang gagasan dan pemikiran Nurcholish Madjid, tetapi > juga berhasil menjadi 'kaki' dan persemaian yang subur bagi > intelektual muda Muslim yang fasih menerjemahkan gagasan Nurcholish > ke dalam diskursus intelektual yang berbobot," kata Anwar seraya > menyebut nama Komaruddin Hidayat, Zainul Kamal, Budhy Munawar- > Rahman, Luthfi Assyaukanie, Kautzar Azhari, M Wahyuni Nafis, Sukidi, > dan Mun'im A Sirry. (SAL) > > > > > > [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **