[list_indonesia] Re: [ppiindia] Re: Astini Dieksekusi, Kapan Giliran Koruptor?

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Sun, 20 Mar 2005 20:53:24 -0800 (PST)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Kalau Astini tidak dihukum mati, besok2 dia bisa
ngutang lagi dan membunuh peminjamnya.

Para koruptor sebaiknya juga dihukum mati. Akibat
mereka, banyak murid SD yang bunuh diri tak bisa bayar
SPP, dan banyak rakyat yang stress jadi gila/bunuh
diri.

--- Lina Dahlan <linadahlan@xxxxxxxxx> wrote:

> 
> Kita mutilasiin aja para koruptor yuk? kan kita yang
> sakit ati sama 
> koruptor, pemerintah gak sakit hati sama koruptor
> kok...mereka 
> malahan butuh koruptor...hukum rimba...alias dark
> justice....
> 
> wassalam,
> 
> 
> 
> --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Ambon" <sea@xxxx>
> wrote:
> > REPUBLIKA
> > Minggu, 20 Maret 2005  20:50:00
> > 
> > 
> > Astini Dieksekusi, Kapan Giliran Koruptor?
> > Laporan: Edy M Ya'kub
> > 
> > Surabaya-RoL-- Banyak diam, matanya menerawang,
> rajin salat malam, 
> tak lepas dari tasbih, tajam menatap orang-orang
> dekat, dan berusaha 
> untuk tegar. Itulah hari terakhir Astini menjelang
> nafas terakhir di 
> ujung peluru pada 20 Maret 2005 pukul 01.20 WIB.
> > "Selera makannya tidak berubah, tapi dia ingin
> jaksa menunda 
> hukuman mati untuk memperbanyak taubat kepada Allah
> Yang Maha 
> Kuasa," kata seorang petugas Rumah Tahanan Negara
> (Rutan) Kelas I di 
> Medaeng, Sidoarjo yang melayani terpidana mati itu
> pada 15-19 Maret.
> >          
> > Astini tampaknya tetap seorang manusia, meski ibu
> berusia 51 tahun 
> itu sempat kehilangan "kemanusiaan" saat membunuh
> dan memotong-
> motong tubuh tiga wanita, yakni Sri Astutik dan
> Rahayu (1992-1993) 
> dan Puji Astutik (4 Januari 1996).
> >          
> > Bahkan, faktor yang membuatnya hilang
> "kemanusiaan" itu juga 
> bersumber dari sifat kemanusiaan pula. Dia jengkel,
> karena dia 
> berutang Rp20 ribu untuk anak-anaknya, tapi ditagih
> terus dan diolok-
> olok seperti bukan manusia.
> >          
> > "Balungan kere, utang Rp20 ribu ae kok nggak
> nyaur-nyaur (dasar, 
> memang sudah potongan orang miskin, utang Rp20 ribu
> saja tidak 
> membayar)," kata salah seorang dari ketiga korban
> mutilasi Astini 
> yang selalu mengulang kalimat itu terus-menerus pada
> almarhumah.
> >          
> > Namun, palu hakim di Pengadilan Negeri (PN)
> Surabaya tetap 
> menjatuhkan vonis hukuman mati, karena dia terbukti
> membunuh dengan 
> cara memotong-motong tubuh tiga orang korban yang
> semuanya wanita 
> itu.
> >          
> > Astini alias Bu Lastri (ibunya Sulastri, anak
> pertama Astini) 
> dinyatakan bersalah, karena melakukan mutilasi
> (membunuh dan 
> memotong mayat korban) dengan dimasukkan ke dalam
> tas kresek yang 
> dibuang di beberapa tempat sampah dan sungai di
> Surabaya.
> >          
> > Setelah mendapat vonis mati di PN Surabaya itu,
> Astini pun 
> mengajukan banding sampai ke tingkat MA (Mahkamah
> Agung) dan 
> Peninjauan Kembali (PK), namun ditolak dan
> mengajukan grasi ke 
> presiden dengan grasi terakhir ditolak Presiden
> Megawati pada 9 Juli 
> 2004.
> >          
> > Perjuangan Astini untuk hidup pun berakhir di
> ujung peluru, namun 
> sebagai manusia, Astini yang berasal dari Wonorejo,
> Surabaya mengisi 
> masa isolasi di Rutan Medaeng selama lima hari
> (15-19 Maret) dengan 
> mengajukan permintaan bertemu dengan orang-orang
> yang dicintai 
> menjelang eksekusi.
> >          
> > Secara marathon di Rutan Kelas I Surabaya di
> Medaeng, Sidoarjo, 
> Astini bertemu dengan antara lain guru ngaji di
> Lapas Wanita Malang, 
> dua pembina di Lapas Wanita Malang, Kepala Lapas
> Wanita Malang dan 
> wakilnya, keluarga (suami dan dua anak), dan
> pengacaranya.
> >          
> > Guru ngaji Siti Rohmah datang bersama Martiningsih
> dan Lilik 
> Sulistyowati (dua petugas Lapas Wanita Malang)
> dengan didampingi 
> Kepala Lapas Wanita Kelas II Sukun, Malang Ny
> Purwani Suyatmi dan 
> seorang petugas Lapas Wanita lainnya bernama
> Supiasih.
> >          
> > Mereka datang pada 17 Maret sekitar pukul 14.20
> WIB dan hingga 
> pukul 17.00 WIB belum keluar, bahkan ada 14 petugas
> Lapas Wanita 
> Malang yang datang menyusul untuk bertemu juga.
> >          
> > "Astini memang meminta secara khusus kepada Kepala
> Rutan Medaeng H 
> Wibowo Djoko Harjono Bc.IP SH MM untuk bertemu saya,
> guru ngaji di 
> Lapas, dan dua orang pembina selama di Lapas Wanita
> Malang 
> (Martiningsih dan Lilik Sulistyowati)," Kepala Lapas
> Wanita Kelas II 
> Sukun, Malang, Ny Purwani Suyatmi di Surabaya
> (17/3).
> >          
> > Selang 10 menit dari kedatangan guru ngaji dan
> rombongan Kalapas 
> Wanita Malang itu, keluarganya datang sekitar pukul
> 14.30 WIB yakni 
> Supilin (60, suami), Pandu Fidiarto (21, anak
> ketiga), dan Sulastri 
> (31, anak pertama).
> >     
> > Sementara itu, pengacara terpidana Sudiman
> Sidabukke SH CN MM 
> datang bersama anggota tim pengacara Astini yang
> lain, yakni Ida 
> Sampit Karo Karo SH pada pukul 15.40 WIB dan keluar
> dari dalam Rutan 
> Medaeng sekitar pukul 17.15 WIB.
> >          
> > "Astini meminta kepada Kepala Rutan Medaeng, jika
> eksekusi hendak 
> dilaksanakan, maka dia ingin bertemu pengacara dan
> bahkan ingin ada 
> pengacara yang mendampingi saat eksekusi," kata
> Sudiman Sidabukke.
> >          
> > Satu-satunya permintaan terpidana mati yang sempat
> tertunda adalah 
> bertemu dengan anak keduanya bernama Tedy Maryono,
> namun keinginan 
> Astinya akhirnya terpenuhi di Rutan Kelas I Surabaya
> di Medaeng 
> Sidoarjo pada 18 Maret.
> >          
> > Tedy datang sekitar pukul 10:15 WIB dengan
> mengenakan pakaian 
> celana hitam, T-shirt hitam, jaket hitam, dan topi
> putih. Pertemuan 
> keduanya (Astini dan Teddy) berlangsung sekitar lima
> jam lebih 
> hingga pukul 14:50 WIB di sel khusus wanita No 2.
> >          
> > "Saya sudah lama ingin bertemu ibu, karena
> pertemuan terakhir 
> sudah terjadi dua pekan lalu di Lapas Wanita Sukun
> Malang, karena 
> itu saya semalam (Kamis malam) menghubungi pendeta
> Andreas 
> Nurmandala untuk menanyakan kondisi ibu dan ternyata
> menjawab Ibu 
> ingin bertemu dengan saya sebagai permintaan
> terakhir sebelum 
> eksekusi," katanya, dengan mata berkaca-kaca.
> >          
> > Usai Tedy pulang, Astini juga mendapat kunjungan
> dari kepala 
> keamanan Lapas Wanita Sukun Malang Nunuk Mardiati SH
> dan suaminya 
> serta anaknya yang ketiga. Nunuk membawa surat dari
> karib Astini di 
> Lapas yang bernama Mariam yang isinya meminta maaf
> dan minta kenang-
> kenangan berupa pakaian bekas dan pakaian dalam.
> >          
> > Bahkan, salah seorang anggota eksekutor Jaksa
> Ariana Yuliastutik 
> SH, Astini mengaku sudah ihlas, kemudian berpesan
> kepada anak-
> anaknya agar meningkatkan ibadah dan suaminya tetap
> bersabar dalam 
> 
=== message truncated ===


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Yahoo! Small Business - Try our new resources site!
http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ 


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: