[list_indonesia] [ppiindia] Re: Air Bersih Bebas Bakteri dan Zat Kimia/TV KOCAK

  • From: "antonhartomo" <antonhartomo@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 22 Mar 2005 02:35:17 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


lucunya, tv METRO semalam
dialog soal Newmont, pembawanya jeng DesyAnwar
tamunya Dwiyanto/walhi dan
LUHUT Pangaribuan pengacara newmont.
Dwiyanto biasa2 saja ujarannya
Luhut, sambil goyang2 kaki (isi hati tercermin)
bicaranya paelol
sayang si DesyAnwar rada bego
tak menguasai masalah
nah begini mutu Metro dan TV kita
pewawancara tak becus
lha wong bicara lingkungan kok
yang dimejengkan buta kimia dan peraturannya
hahaha
zaman "perubahan" mr.don't care pulakah ?
salam
Catatan : Metro ini corong sby-kalla ?


--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, "Ambon" <sea@xxxx> wrote:
> Media Indonesia
> 
>       Selasa, 22 Maret 2005
> 
>       LINGKUNGAN
> 
>       Air Bersih Bebas Bakteri dan Zat Kimia
>      
>       AIR merupakan kebutuhan pokok makhluk hidup. Bila manusia, 
hewan, dan tumbuhan kekurangan air, maka akan mati. Pokoknya, 
pengaruh air sangat luas bagi kehidupan, khususnya air untuk makan 
dan minum. Orang akan dehidrasi atau terserang penyakit bila 
kekurangan cairan dalam tubuhnya.
> 
>       Persoalannya, saat ini kualitas air minum di kota-kota besar 
di Indonesia masih memprihatinkan. Kepadatan penduduk, tata ruang 
yang salah dan tingginya eksploitasi sumber daya air sangat 
berpengaruh pada kualitas air.
> 
>       Pendapat itu diungkapkan dua ahli air bersih dan limbah cair 
Arie Herlambang dan Nusa Idaman Said dari Pusat Pengajian dan 
Penerapan Teknologi Lingkungan BPPT kepada Media baru-baru ini.
> 
>       Nusa Idaman Said menjelaskan pemerintah telah mengeluarkan 
Kepmenkes No 907/Menkes/SK/VII/2002 tentang Syarat dan Pengawasan 
Kualitas Air Minum.
> 
>       ''Syarat air minum sesuai Permenkes itu harus bebas dari 
bahan-bahan anorganik dan organik. Dengan kata lain kualitas air 
minum harus bebas bakteri, zat kimia, racun, limbah berbahaya dan 
lain sebagainya,'' kata Arie.
> 
>       Parameter kualitas air minum yang berhubungan langsung 
dengan kesehatan sesuai Permenkes tersebut adalah berhubungan dengan 
mikrobiologi, seperti bakteri E.Coli dan total koliform. Yang 
berhubungan dengan kimia organik berupa arsenik, flourida, kromium, 
kadmium, nitrit, sianida dan selenium.
> 
>       Sedangkan parameter yang tidak langsung berhubungan dengan 
kesehatan, antara lain berupa bau, warna, jumlah zat padat terlarut 
(TDS), kekeruhan, rasa, dan suhu. Untuk parameter kimiawi berupa 
aluminium, besi, khlorida, mangan, pH, seng, sulfat, tembaga, sisa 
khlor dan amonia.
> 
>       Pencemaran air di kawasan kota-kota besar di Indonesia, 
lanjut Arie, sangat besar. Berdasarkan data statistik BPS (Badan 
Pusat Statistik) DKI Jakarta 1998 sekitar 50% rumah tangga 
menggunakan air ledeng (PDAM), air tanah dengan menggunakan pompa 
sebesar 42,67%, sumur gali 3,16% dan lainnya 0,63%.
> 
>       ''Permasalahan mulai muncul pada produk kualitas air minum. 
Kualitas air sungai dan air tanah kurang memenuhi syarat. Banyak 
orang buang sampah, kotoran maupun limbah ke sungai. Bahkan, ada 
cara lain membuang limbah berbahaya dengan menanam di kedalaman 
beberapa meter,'' kata Arie.
> 
>       Lebih lanjut, ia menjelaskan sumber air bersih di Jakarta 
berasal dari Sungai Citarum (80%), Cisadane (15%) dan sisanya 
Ciliwung. Sungai-sungai tersebut melintasi berbagai pedesaan, 
permukiman, industri, dan transportasi yang cukup padat. Namun, 
kesadaran masyarakat dalam menjaga lingkungan masih rendah, sehingga 
sungai salah satu sumber daya alam rentan tercemar.
> 
>       Di daerah pedesaan pun masyarakat mengalami krisis air layak 
untuk minum. Penggunaan pestisida berlebihan mencemari air di 
persawahan yang kemudian mengalir ke sungai dan dimanfaatkan 
masyarakat untuk kehidupan sehari-hari.
> 
>       Tidak sedikit masyarakat desa pun mencuci dengan deterjen di 
pinggir kali. Demikian juga masyarakat pesisir kesulitan mencari air 
tawar. Akibatnya, mereka menggunakan air laut dengan kadar garam 
tinggi.
> 
>       ''Sementara itu, teknologi pengolahan air minum yang 
digunakan PDAM masih tertinggal. Dalam mengolah air baku menjadi air 
layak minum teknologi yang digunakan PDAM hanya menghilangkan 
bakteri E. Coli dan besi. Sedangkan kandungan karsinogen tidak 
pernah dilakukan,'' ujar Arie.
> 
>       Air dan kesehatan
> 
>       Apa yang dikatakan Arie dibenarkan oleh Nusa yang 
menyelesaikan program master di bidang Enviromental and Sanitary 
Enggineering di Universitas Kyoto Jepang. Ia melihat pengelolaan air 
baku air minum di PDAM masih menyisakan zat karsinogen.
> 
>       ''Karena banyaknya zat organik dan nonorganik di dalam air 
baku, maka PDAM akan memberikan khlor ke dalam air sebagai 
disinfektan. Jumlah yang diberikan cukup banyak karena disesuaikan 
dengan jumlah zat organik yang terkandung di air.''
> 
>       Dosis khlor cukup besar itu, lanjut Nusa, bisa bereaksi 
dengan senyawa lain menjadi khloroform, khlorofenol, dan sebagainya. 
Selama ini PDAM tidak pernah menganalisa senyawa-senyawa baru akibat 
pemberian khlor secara berlebihan itu. Padahal, efeknya bisa 
memunculkan radikal bebas. ''Jadi, munculnya penyakit-penyakit itu 
sebetulnya disebabkan oleh buruknya kualitas air minum,'' kata Nusa.
> 
>       Bahkan, lanjutnya, unsur besi, deterjen, dan polutan lainnya 
masih dijumpai pada air meskipun penampakannya bening dan bersih.
> 
>       Arie menambahkan kontaminasi air minum yang dipasok untuk 
keperluan masyarakat umum dapat terjadi akibat limbah industri, 
limbah domestik, limbah bahan berbahaya dan beracun, korosi dari 
pemipaan dan juga akibat hasil samping dari proses disinfeksi dengan 
senyawa khlor. ''Proses kontaminasi dapat terjadi mulai dari sumber 
air baku, selama proses pengolahan ataupun pada pipa distribusinya.''
> 
>       Oleh sebab itu, lanjut Arie, penduduk Indonesia sampai 
sekarang pun masih sulit terbebas dari penyakit diare, kolera, 
disentri hingga tifus. Sebab, penyakit tersebut berhubungan dengan 
air (waterborne deseases).''
> 
>       Nusa melihat hubungan antara kualitas kesehatan masyarakat 
dengan air bersih yang dikonsumsi saling terkait. Selain diare, 
tifus, kolera maupun disentri, penyakit lain yang banyak dijumpai 
adalah hepatitis A dan poliomelistis anterior akut.
> 
>       Kedua peneliti ini menekankan pentingnya pengetahuan 
masyarakat tentang bahaya zat kimia di dalam air minum. ''Banyak 
dijumpai masyarakat mengalami keracunan air minum karena adanya 
senyawa kimia dalam air minum melebihi ambang batas konsentrasi yang 
diizinkan,'' kata Arie.
> 
>       Sebetulnya senyawa kimia ini bisa secara alamiah maupun 
akibat kegiatan manusia mencemari air minum. Beberapa zat kimia yang 
bersifat racun terhadap tubuh manusia adalah logam berat, pestisida, 
senyawa polutan hidrokarbon, zat-zat radio aktif alami atau buatan 
dan sebagainya.
> 
>       Sebagai contoh adalah nitrat yang biasa ditemukan dalam 
kegiatan pertanian. Pencemaran nitrat disebabkan air limbah 
pertanian mengandung senyawa nitrat akibat penggunaan pupuk nitrogen 
(urea).
> 
>       Senyawa nitrat dalam air minum dalam jumlah besar 
menyebabkan methaemoglobinameia. Penyakit ini adalah kondisi 
haemoglobin di dalam darah berubah menjadi methaemoglobin, sehingga 
darah kekurangan oksigen.
> 
>       Flourida (F) adalah senyawa kimia yang alami pada air di 
berbagai konsentrasi. Pada konsentrasi kecil sekitar 1,5 mg/l akan 
bermanfaat pada kesehatan gigi. Apabila konsentrasi tinggi (lebih 
dari 2 mg/l) menyebabkan kerusakan gigi (gigi bercak-bercak0. ''Bila 
lebih besar lagi 3-6 mg/l menyebabkan kerusakan pada tulang. Dosis 
flourida di dalam air minum maksimal 0,8 mg/l.''
> 
>       Unsur berbahaya lainnya adalah air raksa (merkurium, Hg) 
adalah logam berat berunsur racun terhadap tubuh. Limbah merkurium 
akibat industri pernah menimbulkan korban jiwa pada kasus Minamata 
Jepang, 1950.
> 
>       Air minum pun tidak boleh tercemar kadmium (Cd). Air minum 
biasanya mengandung Cd dengan konsentrasi 1 ug atau kadang-kadang 
mencapai 5 ug. WHO telah mengeluarkan rekomendasi kadar Cd dalam air 
minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan Peraturan Pemerintah No 20/1990 
kadar maksimum Cd dalam air minum sebesar 0,005 mg/l.
> 
>       Zat racun lainnya dalam Selenium yang biasa ditemukan di 
daerah seleniferous (tadah hujan). Di daerah semacam itu kandungan 
selenium dalam air tanah (sumur) ataupun permukaan bisa tinggi. WHO 
menetapkan kadar selenium pada air minum sebesar 0,01 mg/l sedangkan 
Peraturan Pemerintah No 20/1990 merekomendasikan kadar selenium yang 
diperbolehkan 0,01 mg/l. (Nda/V-1
>      
> 
> 
> [Non-text portions of this message have been removed]





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: