[list_indonesia] [ppiindia] Awas Penculikan Anak tuk Dijadikan Pengamen Jalanan

  • From: A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, lisi <lisi@xxxxxxxxxxxxxxx>, yisc_al-azhar <yisc_al-azhar@xxxxxxxxxxxxxxx>
  • Date: Sun, 20 Mar 2005 21:01:04 -0800 (PST)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Penculikan anak merajalela. Anak2 dipaksa mengamen dan
mencari uang oleh para preman di perempatan jalan,
terminal, dan bis2.

Seharusnya pemerintah merazia anak2 pengamen tsb dan
mengumpulkannya di panti negara. Sehingga orang tua
anak2 yang diculik bisa mencari anaknya di situ.

Ada pun bagi masyarakat, hentikan pemberian kepada
anak2 kecil tsb. Semakin besar omset mereka, semakin
giat pula para mafia penculik anak menculik anak2 agar
dapat uang lebih banyak.

From:  Ùþáÿ <ubay@xxxxxxxxxxxxx> 
Date:  Sun Mar 20, 2005  8:27 pm 
Subject:  Waspada, Penculik Mengintai Anak Anda!

 
FYI

> AWAS WASPADA MODUS TERBARU UNTUK ANAK-ANAK PENTING
UNTUK DIBACA
>
>
> Waspada, Penculik Mengintai Anak Anda!
>
> 14/3/2005 03:16 - Sepertinya selain iklan Waspada
Demam Berdarah
> Mengintai Anak Anda juga harus disertai iklan
Waspada Penculik
> Mengintai Anak Anda. Sedikitnya sudah ada lima kasus
penculikan dari
> Januari hingga Februari 2005.
>
> Liputan6.com, Jakarta: Rozak Trihartono Nugroho,
delapan tahun, siang
> itu tengah dalam perjalanan sepulang bermain sepak
bola bersama
> teman-teman sebayanya di kawasan Tanah Kusir,
Jakarta Selatan.
> Keceriaan mereka dalam perjalanan pulang tiba-tiba
terusik saat
> seorang pemuda berbadan besar memanggil mereka.
>
> Kedatangan pemuda tak dikenal itu membuat Rozak dan
teman-temannya
> ketakutan. Sontak, saat itu juga mereka berlarian
terbirit-birit.
> Malang nasib Rozak. Bocah berkulit gelap ini
tersandung. Rozak
> kemudian dengan mudah dibawa pemuda itu ke dalam
mobil. Murid kelas
> dua Sekolah Dasar Negeri Kebayoran Lama Utara 09
Pagi ini sempat
> berontak. Tetapi sapu tangan berbius yang dibekapkan
ke dalam hidung
> membuat Rozak terkulai tak sadarkan diri.
>
> Cerita semakin pahit ketika Rozak disekap di sebuah
gudang bersama 20
> bocah lainnya. Di tempat itu Rozak dan teman senasib
lainnya diberi
> latihan mengamen, mengemis serta menjadi joki three
in one.
>
> Pusat-pusat keramaian di Ibu Kota seperi Jatinegara,
Senen, Monas
> (Monumen Nasional), Bendungan Hilir (Benhil), Slipi,
Blok M dan
> Tanahabang akhirnya menadi tempat kegiatan Rozak
sehari-hari. Bocah
> dari pasangan Sikah Winarni dan Adi Suprayitno ini
harus menyetor uang
> antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu kepada pemuda
botak dan beranting
> ini setiap hari. Rozak memanggil pemuda itu dengan
sebutan Om Botak.
>
> Nasib baik masih memihak Rozak. Penderitaan
sepertinya harus berakhir
> dan cukup tersiksa hampir tiga bulan. Awal Februari
silam, seorang
> tetangga melihat Rozak sedang mengamen di sebuah
halte bus di kawasan
> Benhil, Jaksel. Setiba di rumahnya, tetangga itu
kemudian
> memberitahukan penemuannya itu kepada orang tua
Rozak. Keesokan
> harinya, Sikah dan Adi menjemput korban dengan
menggunakan mobil
> taksi. Rozak sempat berontak dan seakan tidak
mengenali kedua orang
> tuanya itu. Bocah ini baru sadar setelah mendapatkan
pertolongan
> seorang paranormal.
>
> Rozak adalah satu dari sekian puluh bahkan mungkin
sekian ratus anak
> yang diculik dan dipaksa menjadi mesin uang bagi
jaringan penculikan
> anak di Jakarta. Rozak telah kembali. Namun,
kembalinya Rozak harus
> dibayar mahal. Kini Rozak harus berjuang melewati
masa-masa trauma
> psikologis pascapenculikan. Selama dalam penguasaan
penculik Rozak
> diajari kata-kata kotor sembari disiksa seperti
disulut rokok.
>
> Sikah memang harus lebih sabar dan meluangkan waktu
lebih banyak untuk
> anak ketiganya ini. Perilaku Rozak kini berubah
total, lebih agresif.
> Memori otaknya masih dibayang-bayangi teror yang
menimpanya saat ia
> dipaksa penculik menjadi anak jalanan. Misalnya,
ketika diajak bermain
> boneka, Rozak lebih memilih mobil, sepeda motor dan
polisi-polisian.
>
> Ketika permainan berganti, alam bawah sadar Rozak
pun belum beralih
> dari dunia kekerasan. Rozak memilih macan, harimau
dan binatang buas
> lainnya ketimbang mainan yang lucu. Bunga Koma,
psikolog dari Sahabat
> Peduli meyakini, memori Rozak masih dipenuhi
indoktrinasi penjahat
> yang menculiknya. "Temperamen dan sifatnya yang
sangat berubah adalah
> bagian pola kekerasan yang dialami selama
penculikan," kata Bunga Koma.
>
> Saat Tim Sigi SCTV mengajak Rozak dan ibunya
berkeliling Jakarta,
> ingatan bocah itu masih tajam. Rozak secara spontan
menunjuk setiap
> kali melewati tempat yang pernah disinggahinya. Saat
melintas di
> Monas, misalnya, Rozak menunjuk kolam yang biasa
digunakan untuk mandi
> bersama kawan-kawannya. Juga saat melewati Palmerah,
Rozak menunjukkan
> tempat yang digunakan untuk tidur di emper toko.
>
> Menelusuri jalanan Ibu Kota dengan harapan bertemu
sang penculik tak
> lebih seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
Ciri-ciri fisik
> penculik yang diingat Rozak seperti berbadan besar,
berkepala botak,
> kulit berwarna gelap, berjenggot dan berkumis tipis
ternyata tidak
> cukup untuk menemukan sang penculik. Bahkan tak satu
pun teman Rozak
> ditemukan.
>
> Berhari-hari berkeliling Jakarta ternyata tak
mendatangkan hasil.
> Kesulitan seperti ini mungkin yang membuat polisi
hingga kini belum
> juga dapat mengungkap jaringan penculik Rozak dan
korban lainnya.
>
> Penculikan yang dialami Rozak ternyata bukan yang
pertama terjadi di
> awal 2005 ini. Riset Tim Sigi menunjukkan, sepanjang
Januari hingga
> Februari tak kurang dari lima kasus penculikan anak
terjadi di
> Jakarta. Umumnya, modus penculikan anak terbagi
dalam tiga kategori:
> penculikan dengan modus pemerasan, modus menjadikan
korban sebagai
> pengamen maupun pengemis, serta penculikan bermotif
dendam dan sakit
> hati.
>
> Penculikan bermodus pemerasan belum lama ini menimpa
seorang anggota
> keluarga kaya di Depok, Jawa Barat. Beruntung,
korban akhirnya bisa
> diselamatkan setelah pihak keluarga menebus uang
puluhan juta rupiah.
> Tetapi penculiknya hingga kini belum terendus.
>
> Sementara itu, penculikan dengan modus menjadikan
korban sebagai
> pengamen seperti menimpa Rozak diduga juga menimpa
Indra Pratama.
> Bocah berusia tujuh tahun ini hilang awal Januari
silam. Saat itu
> Indra sedang bermain bersama kawan-kawannya tak jauh
dari rumah di
> Gang Ayat, Jalan Haji Samali, Kalibata, Jakarta
Selatan. Kedua orang
> tua korban, Agus Permana dan Yeni hingga kini masih
belum mengetahui
> motif di balik penculikan itu.
>
> Ironisnya, sikap aparat penegak hukum dan negara
hingga kini belum
> menunjukkan keseriusan menangani kasus-kasus seperti
dialami Rozak.
> Maklum, Undang-undang Perlindungan Anak pun tidak
menjamin keselamatan
> korban jika bersaksi tentang penculikan yang
dialaminya. Padahal,
> penegak hukum baru bisa bergerak jika ada kesaksian
korban. Kelemahan
> ini diakui Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak
Seto Mulyadi. "Kami
> mendesak semua pihak untuk melindungi anak-anak yang
memang sangat
> rentan menjadi korban penculikan," kata Seto
Mulyadi.
>
> Menurut Pasal 59 UU Perlindungan Anak, negara dan
aparat pemerintah
> wajib memberi perlindungan dan perlakuan khusus
kepada para korban
> seperti Rozak, Indra dan korban lainnya.
Pascapenculikan nasib mereka
> juga belum sepenuhnya aman karena para penculiknya
masih berkeliaran.
>
> Penculikan anak adalah bagian dari nasib anak
jalanan yang hingga kini
> belum terpecahkan. Menggelandang adalah bukan
kemauan anak-anak.
> Tetapi keadaanlah yang memaksa mereka meninggalkan
masa-masa keceriaan
> dan masa bermain.
>
> Seorang pengamen bernama Danu menuturkan, tidak
sedikit anak jalanan
> yang terlibat tindak kriminal. Danu bahkan mengaku
pernah direkrut
> menjadi perampok dan terlibat dalam berbagai aksi
perampokan. Namun
> sebelum terjerumus lebih dalam, Danu akhirnya sadar
dan memilih
> menjadi pengamen.
>
> Selain kriminalitas, narkoba juga menjadi dunia yang
kerap diakrabi
> anak-anak jalanan. Di kawasan Jakarta Timur,
misalnya, Tim Sigi
> melihat langsung dua anak jalanan tengah
bertransaksi narkoba jenis
> lexotan. Selain itu anak-anak jalanan juga akrab
dengan istilah
> ngelem, menghirup uap lem merek Aica Aibon.
>
> Mabuk dan seks bebas juga menjadi kebiasaan
anak-anak jalanan. Di
> perempatan Grogol, Jakarta Barat, sedikitnya
ditemukan 50 anak
> jalanan. Setiap malam Ahad mereka berkumpul bersama
anak jalanan
> se-Jabotabek di pelataran parkir mal yang tak juah
dari persimpangan
> jalan. "Ada yang main bola ada yang pacaran ada yang
ciuman ada yang
> ngapain," tutur Mores.
>
> Mores yang berusia remaja, misalnya, bila malam Ahad
tiba lebih banyak
> menghabiskan waktunya untuk bermain dan asoy geboy
dengan pacarnya
> sesama gelandangan, Yuyun. Sebelumnya, Mores
menonton film dewasa
> terlebih dahulu di kawasan Benhil di sebuah gedung
bioskop tua dan
> kumuh. Film itu benar-benar mengundang berahi yang
banyak mengumbar
> adegan ranjang.
>
> Mores, sang pacar dan sesama gelandangan lainnya
baru terkapar
> kelelahan bila subuh menjelang. Pelataran mal
menjadi tempat mereka
> beristirahat, tidur dan mungkin bermimpi.
>
> Sedikitnya ada sekitar 50 ribu anak jalanan di
Indonesia. Bukan
> mustahil, jika sebagian besar dari mereka ternyata
bocah yang
> dipekerjakan mafia penculikan anak. Respons yang
cepat dari aparat
> negara sangat dibutuhkan demi menyelamatkan mereka
tanpa harus
> menunggu korban yang lebih banyak.(YYT/Tim Sigi) 


Bacalah artikel tentang Islam di:
http://www.nizami.org


                
__________________________________ 
Do you Yahoo!? 
Make Yahoo! your home page 
http://www.yahoo.com/r/hs


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Awas Penculikan Anak tuk Dijadikan Pengamen Jalanan