** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** sebaiknya pemerintah harus lebih tegas / keras dalam menangani=20 masalah anak2 pengamen ini yg kian hari kian buanyaaak jumlahnya. Dan=20 setuju banget jika ada himbauan resmi dari pemerintah untuk melarang=20=20 masyarakat memberikan uang receh bagi anak2 jalanan dan semacamnya.=20 Jgn percaya dengan sandiwara mereka.... --- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, A Nizami <nizaminz@xxxx> wrote: > Penculikan anak merajalela. Anak2 dipaksa mengamen dan > mencari uang oleh para preman di perempatan jalan, > terminal, dan bis2. >=20 > Seharusnya pemerintah merazia anak2 pengamen tsb dan > mengumpulkannya di panti negara. Sehingga orang tua > anak2 yang diculik bisa mencari anaknya di situ. >=20 > Ada pun bagi masyarakat, hentikan pemberian kepada > anak2 kecil tsb. Semakin besar omset mereka, semakin > giat pula para mafia penculik anak menculik anak2 agar > dapat uang lebih banyak. >=20 > From: =D9=FE=E1=FF <ubay@xxxx>=20 > Date: Sun Mar 20, 2005 8:27 pm=20 > Subject: Waspada, Penculik Mengintai Anak Anda! >=20 >=20=20 > FYI >=20 > > AWAS WASPADA MODUS TERBARU UNTUK ANAK-ANAK PENTING > UNTUK DIBACA > > > > > > Waspada, Penculik Mengintai Anak Anda! > > > > 14/3/2005 03:16 - Sepertinya selain iklan Waspada > Demam Berdarah > > Mengintai Anak Anda juga harus disertai iklan > Waspada Penculik > > Mengintai Anak Anda. Sedikitnya sudah ada lima kasus > penculikan dari > > Januari hingga Februari 2005. > > > > Liputan6.com, Jakarta: Rozak Trihartono Nugroho, > delapan tahun, siang > > itu tengah dalam perjalanan sepulang bermain sepak > bola bersama > > teman-teman sebayanya di kawasan Tanah Kusir, > Jakarta Selatan. > > Keceriaan mereka dalam perjalanan pulang tiba-tiba > terusik saat > > seorang pemuda berbadan besar memanggil mereka. > > > > Kedatangan pemuda tak dikenal itu membuat Rozak dan > teman-temannya > > ketakutan. Sontak, saat itu juga mereka berlarian > terbirit-birit. > > Malang nasib Rozak. Bocah berkulit gelap ini > tersandung. Rozak > > kemudian dengan mudah dibawa pemuda itu ke dalam > mobil. Murid kelas > > dua Sekolah Dasar Negeri Kebayoran Lama Utara 09 > Pagi ini sempat > > berontak. Tetapi sapu tangan berbius yang dibekapkan > ke dalam hidung > > membuat Rozak terkulai tak sadarkan diri. > > > > Cerita semakin pahit ketika Rozak disekap di sebuah > gudang bersama 20 > > bocah lainnya. Di tempat itu Rozak dan teman senasib > lainnya diberi > > latihan mengamen, mengemis serta menjadi joki three > in one. > > > > Pusat-pusat keramaian di Ibu Kota seperi Jatinegara, > Senen, Monas > > (Monumen Nasional), Bendungan Hilir (Benhil), Slipi, > Blok M dan > > Tanahabang akhirnya menadi tempat kegiatan Rozak > sehari-hari. Bocah > > dari pasangan Sikah Winarni dan Adi Suprayitno ini > harus menyetor uang > > antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu kepada pemuda > botak dan beranting > > ini setiap hari. Rozak memanggil pemuda itu dengan > sebutan Om Botak. > > > > Nasib baik masih memihak Rozak. Penderitaan > sepertinya harus berakhir > > dan cukup tersiksa hampir tiga bulan. Awal Februari > silam, seorang > > tetangga melihat Rozak sedang mengamen di sebuah > halte bus di kawasan > > Benhil, Jaksel. Setiba di rumahnya, tetangga itu > kemudian > > memberitahukan penemuannya itu kepada orang tua > Rozak. Keesokan > > harinya, Sikah dan Adi menjemput korban dengan > menggunakan mobil > > taksi. Rozak sempat berontak dan seakan tidak > mengenali kedua orang > > tuanya itu. Bocah ini baru sadar setelah mendapatkan > pertolongan > > seorang paranormal. > > > > Rozak adalah satu dari sekian puluh bahkan mungkin > sekian ratus anak > > yang diculik dan dipaksa menjadi mesin uang bagi > jaringan penculikan > > anak di Jakarta. Rozak telah kembali. Namun, > kembalinya Rozak harus > > dibayar mahal. Kini Rozak harus berjuang melewati > masa-masa trauma > > psikologis pascapenculikan. Selama dalam penguasaan > penculik Rozak > > diajari kata-kata kotor sembari disiksa seperti > disulut rokok. > > > > Sikah memang harus lebih sabar dan meluangkan waktu > lebih banyak untuk > > anak ketiganya ini. Perilaku Rozak kini berubah > total, lebih agresif. > > Memori otaknya masih dibayang-bayangi teror yang > menimpanya saat ia > > dipaksa penculik menjadi anak jalanan. Misalnya, > ketika diajak bermain > > boneka, Rozak lebih memilih mobil, sepeda motor dan > polisi-polisian. > > > > Ketika permainan berganti, alam bawah sadar Rozak > pun belum beralih > > dari dunia kekerasan. Rozak memilih macan, harimau > dan binatang buas > > lainnya ketimbang mainan yang lucu. Bunga Koma, > psikolog dari Sahabat > > Peduli meyakini, memori Rozak masih dipenuhi > indoktrinasi penjahat > > yang menculiknya. "Temperamen dan sifatnya yang > sangat berubah adalah > > bagian pola kekerasan yang dialami selama > penculikan," kata Bunga Koma. > > > > Saat Tim Sigi SCTV mengajak Rozak dan ibunya > berkeliling Jakarta, > > ingatan bocah itu masih tajam. Rozak secara spontan > menunjuk setiap > > kali melewati tempat yang pernah disinggahinya. Saat > melintas di > > Monas, misalnya, Rozak menunjuk kolam yang biasa > digunakan untuk mandi > > bersama kawan-kawannya. Juga saat melewati Palmerah, > Rozak menunjukkan > > tempat yang digunakan untuk tidur di emper toko. > > > > Menelusuri jalanan Ibu Kota dengan harapan bertemu > sang penculik tak > > lebih seperti mencari jarum di tumpukan jerami. > Ciri-ciri fisik > > penculik yang diingat Rozak seperti berbadan besar, > berkepala botak, > > kulit berwarna gelap, berjenggot dan berkumis tipis > ternyata tidak > > cukup untuk menemukan sang penculik. Bahkan tak satu > pun teman Rozak > > ditemukan. > > > > Berhari-hari berkeliling Jakarta ternyata tak > mendatangkan hasil. > > Kesulitan seperti ini mungkin yang membuat polisi > hingga kini belum > > juga dapat mengungkap jaringan penculik Rozak dan > korban lainnya. > > > > Penculikan yang dialami Rozak ternyata bukan yang > pertama terjadi di > > awal 2005 ini. Riset Tim Sigi menunjukkan, sepanjang > Januari hingga > > Februari tak kurang dari lima kasus penculikan anak > terjadi di > > Jakarta. Umumnya, modus penculikan anak terbagi > dalam tiga kategori: > > penculikan dengan modus pemerasan, modus menjadikan > korban sebagai > > pengamen maupun pengemis, serta penculikan bermotif > dendam dan sakit > > hati. > > > > Penculikan bermodus pemerasan belum lama ini menimpa > seorang anggota > > keluarga kaya di Depok, Jawa Barat. Beruntung, > korban akhirnya bisa > > diselamatkan setelah pihak keluarga menebus uang > puluhan juta rupiah. > > Tetapi penculiknya hingga kini belum terendus. > > > > Sementara itu, penculikan dengan modus menjadikan > korban sebagai > > pengamen seperti menimpa Rozak diduga juga menimpa > Indra Pratama. > > Bocah berusia tujuh tahun ini hilang awal Januari > silam. Saat itu > > Indra sedang bermain bersama kawan-kawannya tak jauh > dari rumah di > > Gang Ayat, Jalan Haji Samali, Kalibata, Jakarta > Selatan. Kedua orang > > tua korban, Agus Permana dan Yeni hingga kini masih > belum mengetahui > > motif di balik penculikan itu. > > > > Ironisnya, sikap aparat penegak hukum dan negara > hingga kini belum > > menunjukkan keseriusan menangani kasus-kasus seperti > dialami Rozak. > > Maklum, Undang-undang Perlindungan Anak pun tidak > menjamin keselamatan > > korban jika bersaksi tentang penculikan yang > dialaminya. Padahal, > > penegak hukum baru bisa bergerak jika ada kesaksian > korban. Kelemahan > > ini diakui Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak > Seto Mulyadi. "Kami > > mendesak semua pihak untuk melindungi anak-anak yang > memang sangat > > rentan menjadi korban penculikan," kata Seto > Mulyadi. > > > > Menurut Pasal 59 UU Perlindungan Anak, negara dan > aparat pemerintah > > wajib memberi perlindungan dan perlakuan khusus > kepada para korban > > seperti Rozak, Indra dan korban lainnya. > Pascapenculikan nasib mereka > > juga belum sepenuhnya aman karena para penculiknya > masih berkeliaran. > > > > Penculikan anak adalah bagian dari nasib anak > jalanan yang hingga kini > > belum terpecahkan. Menggelandang adalah bukan > kemauan anak-anak. > > Tetapi keadaanlah yang memaksa mereka meninggalkan > masa-masa keceriaan > > dan masa bermain. > > > > Seorang pengamen bernama Danu menuturkan, tidak > sedikit anak jalanan > > yang terlibat tindak kriminal. Danu bahkan mengaku > pernah direkrut > > menjadi perampok dan terlibat dalam berbagai aksi > perampokan. Namun > > sebelum terjerumus lebih dalam, Danu akhirnya sadar > dan memilih > > menjadi pengamen. > > > > Selain kriminalitas, narkoba juga menjadi dunia yang > kerap diakrabi > > anak-anak jalanan. Di kawasan Jakarta Timur, > misalnya, Tim Sigi > > melihat langsung dua anak jalanan tengah > bertransaksi narkoba jenis > > lexotan. Selain itu anak-anak jalanan juga akrab > dengan istilah > > ngelem, menghirup uap lem merek Aica Aibon. > > > > Mabuk dan seks bebas juga menjadi kebiasaan > anak-anak jalanan. Di > > perempatan Grogol, Jakarta Barat, sedikitnya > ditemukan 50 anak > > jalanan. Setiap malam Ahad mereka berkumpul bersama > anak jalanan > > se-Jabotabek di pelataran parkir mal yang tak juah > dari persimpangan > > jalan. "Ada yang main bola ada yang pacaran ada yang > ciuman ada yang > > ngapain," tutur Mores. > > > > Mores yang berusia remaja, misalnya, bila malam Ahad > tiba lebih banyak > > menghabiskan waktunya untuk bermain dan asoy geboy > dengan pacarnya > > sesama gelandangan, Yuyun. Sebelumnya, Mores > menonton film dewasa > > terlebih dahulu di kawasan Benhil di sebuah gedung > bioskop tua dan > > kumuh. Film itu benar-benar mengundang berahi yang > banyak mengumbar > > adegan ranjang. > > > > Mores, sang pacar dan sesama gelandangan lainnya > baru terkapar > > kelelahan bila subuh menjelang. Pelataran mal > menjadi tempat mereka > > beristirahat, tidur dan mungkin bermimpi. > > > > Sedikitnya ada sekitar 50 ribu anak jalanan di > Indonesia. Bukan > > mustahil, jika sebagian besar dari mereka ternyata > bocah yang > > dipekerjakan mafia penculikan anak. Respons yang > cepat dari aparat > > negara sangat dibutuhkan demi menyelamatkan mereka > tanpa harus > > menunggu korban yang lebih banyak.(YYT/Tim Sigi)=20 >=20 >=20 > Bacalah artikel tentang Islam di: > http://www.nizami.org >=20 >=20 >=20=09=09 > __________________________________=20 > Do you Yahoo!?=20 > Make Yahoo! your home page=20 > http://www.yahoo.com/r/hs ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20 DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources=20 often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today! http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~->=20 *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg= Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx =20 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ =20 ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **