[list_indonesia] [ppiindia] Re: Awas Penculikan Anak tuk Dijadikan Pengamen Jalanan

  • From: "Ida Z.A" <abidin_ida@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Mon, 21 Mar 2005 05:39:44 -0000

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


sebaiknya pemerintah harus lebih tegas / keras dalam menangani=20
masalah anak2 pengamen ini yg kian hari kian buanyaaak jumlahnya. Dan=20
setuju banget jika ada himbauan resmi dari pemerintah untuk melarang=20=20
masyarakat memberikan uang receh bagi anak2 jalanan dan semacamnya.=20
Jgn percaya dengan sandiwara mereka....

--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, A Nizami <nizaminz@xxxx> wrote:
> Penculikan anak merajalela. Anak2 dipaksa mengamen dan
> mencari uang oleh para preman di perempatan jalan,
> terminal, dan bis2.
>=20
> Seharusnya pemerintah merazia anak2 pengamen tsb dan
> mengumpulkannya di panti negara. Sehingga orang tua
> anak2 yang diculik bisa mencari anaknya di situ.
>=20
> Ada pun bagi masyarakat, hentikan pemberian kepada
> anak2 kecil tsb. Semakin besar omset mereka, semakin
> giat pula para mafia penculik anak menculik anak2 agar
> dapat uang lebih banyak.
>=20
> From:  =D9=FE=E1=FF <ubay@xxxx>=20
> Date:  Sun Mar 20, 2005  8:27 pm=20
> Subject:  Waspada, Penculik Mengintai Anak Anda!
>=20
>=20=20
> FYI
>=20
> > AWAS WASPADA MODUS TERBARU UNTUK ANAK-ANAK PENTING
> UNTUK DIBACA
> >
> >
> > Waspada, Penculik Mengintai Anak Anda!
> >
> > 14/3/2005 03:16 - Sepertinya selain iklan Waspada
> Demam Berdarah
> > Mengintai Anak Anda juga harus disertai iklan
> Waspada Penculik
> > Mengintai Anak Anda. Sedikitnya sudah ada lima kasus
> penculikan dari
> > Januari hingga Februari 2005.
> >
> > Liputan6.com, Jakarta: Rozak Trihartono Nugroho,
> delapan tahun, siang
> > itu tengah dalam perjalanan sepulang bermain sepak
> bola bersama
> > teman-teman sebayanya di kawasan Tanah Kusir,
> Jakarta Selatan.
> > Keceriaan mereka dalam perjalanan pulang tiba-tiba
> terusik saat
> > seorang pemuda berbadan besar memanggil mereka.
> >
> > Kedatangan pemuda tak dikenal itu membuat Rozak dan
> teman-temannya
> > ketakutan. Sontak, saat itu juga mereka berlarian
> terbirit-birit.
> > Malang nasib Rozak. Bocah berkulit gelap ini
> tersandung. Rozak
> > kemudian dengan mudah dibawa pemuda itu ke dalam
> mobil. Murid kelas
> > dua Sekolah Dasar Negeri Kebayoran Lama Utara 09
> Pagi ini sempat
> > berontak. Tetapi sapu tangan berbius yang dibekapkan
> ke dalam hidung
> > membuat Rozak terkulai tak sadarkan diri.
> >
> > Cerita semakin pahit ketika Rozak disekap di sebuah
> gudang bersama 20
> > bocah lainnya. Di tempat itu Rozak dan teman senasib
> lainnya diberi
> > latihan mengamen, mengemis serta menjadi joki three
> in one.
> >
> > Pusat-pusat keramaian di Ibu Kota seperi Jatinegara,
> Senen, Monas
> > (Monumen Nasional), Bendungan Hilir (Benhil), Slipi,
> Blok M dan
> > Tanahabang akhirnya menadi tempat kegiatan Rozak
> sehari-hari. Bocah
> > dari pasangan Sikah Winarni dan Adi Suprayitno ini
> harus menyetor uang
> > antara Rp 25 ribu hingga Rp 50 ribu kepada pemuda
> botak dan beranting
> > ini setiap hari. Rozak memanggil pemuda itu dengan
> sebutan Om Botak.
> >
> > Nasib baik masih memihak Rozak. Penderitaan
> sepertinya harus berakhir
> > dan cukup tersiksa hampir tiga bulan. Awal Februari
> silam, seorang
> > tetangga melihat Rozak sedang mengamen di sebuah
> halte bus di kawasan
> > Benhil, Jaksel. Setiba di rumahnya, tetangga itu
> kemudian
> > memberitahukan penemuannya itu kepada orang tua
> Rozak. Keesokan
> > harinya, Sikah dan Adi menjemput korban dengan
> menggunakan mobil
> > taksi. Rozak sempat berontak dan seakan tidak
> mengenali kedua orang
> > tuanya itu. Bocah ini baru sadar setelah mendapatkan
> pertolongan
> > seorang paranormal.
> >
> > Rozak adalah satu dari sekian puluh bahkan mungkin
> sekian ratus anak
> > yang diculik dan dipaksa menjadi mesin uang bagi
> jaringan penculikan
> > anak di Jakarta. Rozak telah kembali. Namun,
> kembalinya Rozak harus
> > dibayar mahal. Kini Rozak harus berjuang melewati
> masa-masa trauma
> > psikologis pascapenculikan. Selama dalam penguasaan
> penculik Rozak
> > diajari kata-kata kotor sembari disiksa seperti
> disulut rokok.
> >
> > Sikah memang harus lebih sabar dan meluangkan waktu
> lebih banyak untuk
> > anak ketiganya ini. Perilaku Rozak kini berubah
> total, lebih agresif.
> > Memori otaknya masih dibayang-bayangi teror yang
> menimpanya saat ia
> > dipaksa penculik menjadi anak jalanan. Misalnya,
> ketika diajak bermain
> > boneka, Rozak lebih memilih mobil, sepeda motor dan
> polisi-polisian.
> >
> > Ketika permainan berganti, alam bawah sadar Rozak
> pun belum beralih
> > dari dunia kekerasan. Rozak memilih macan, harimau
> dan binatang buas
> > lainnya ketimbang mainan yang lucu. Bunga Koma,
> psikolog dari Sahabat
> > Peduli meyakini, memori Rozak masih dipenuhi
> indoktrinasi penjahat
> > yang menculiknya. "Temperamen dan sifatnya yang
> sangat berubah adalah
> > bagian pola kekerasan yang dialami selama
> penculikan," kata Bunga Koma.
> >
> > Saat Tim Sigi SCTV mengajak Rozak dan ibunya
> berkeliling Jakarta,
> > ingatan bocah itu masih tajam. Rozak secara spontan
> menunjuk setiap
> > kali melewati tempat yang pernah disinggahinya. Saat
> melintas di
> > Monas, misalnya, Rozak menunjuk kolam yang biasa
> digunakan untuk mandi
> > bersama kawan-kawannya. Juga saat melewati Palmerah,
> Rozak menunjukkan
> > tempat yang digunakan untuk tidur di emper toko.
> >
> > Menelusuri jalanan Ibu Kota dengan harapan bertemu
> sang penculik tak
> > lebih seperti mencari jarum di tumpukan jerami.
> Ciri-ciri fisik
> > penculik yang diingat Rozak seperti berbadan besar,
> berkepala botak,
> > kulit berwarna gelap, berjenggot dan berkumis tipis
> ternyata tidak
> > cukup untuk menemukan sang penculik. Bahkan tak satu
> pun teman Rozak
> > ditemukan.
> >
> > Berhari-hari berkeliling Jakarta ternyata tak
> mendatangkan hasil.
> > Kesulitan seperti ini mungkin yang membuat polisi
> hingga kini belum
> > juga dapat mengungkap jaringan penculik Rozak dan
> korban lainnya.
> >
> > Penculikan yang dialami Rozak ternyata bukan yang
> pertama terjadi di
> > awal 2005 ini. Riset Tim Sigi menunjukkan, sepanjang
> Januari hingga
> > Februari tak kurang dari lima kasus penculikan anak
> terjadi di
> > Jakarta. Umumnya, modus penculikan anak terbagi
> dalam tiga kategori:
> > penculikan dengan modus pemerasan, modus menjadikan
> korban sebagai
> > pengamen maupun pengemis, serta penculikan bermotif
> dendam dan sakit
> > hati.
> >
> > Penculikan bermodus pemerasan belum lama ini menimpa
> seorang anggota
> > keluarga kaya di Depok, Jawa Barat. Beruntung,
> korban akhirnya bisa
> > diselamatkan setelah pihak keluarga menebus uang
> puluhan juta rupiah.
> > Tetapi penculiknya hingga kini belum terendus.
> >
> > Sementara itu, penculikan dengan modus menjadikan
> korban sebagai
> > pengamen seperti menimpa Rozak diduga juga menimpa
> Indra Pratama.
> > Bocah berusia tujuh tahun ini hilang awal Januari
> silam. Saat itu
> > Indra sedang bermain bersama kawan-kawannya tak jauh
> dari rumah di
> > Gang Ayat, Jalan Haji Samali, Kalibata, Jakarta
> Selatan. Kedua orang
> > tua korban, Agus Permana dan Yeni hingga kini masih
> belum mengetahui
> > motif di balik penculikan itu.
> >
> > Ironisnya, sikap aparat penegak hukum dan negara
> hingga kini belum
> > menunjukkan keseriusan menangani kasus-kasus seperti
> dialami Rozak.
> > Maklum, Undang-undang Perlindungan Anak pun tidak
> menjamin keselamatan
> > korban jika bersaksi tentang penculikan yang
> dialaminya. Padahal,
> > penegak hukum baru bisa bergerak jika ada kesaksian
> korban. Kelemahan
> > ini diakui Ketua Komisi Nasional Perlindungan Anak
> Seto Mulyadi. "Kami
> > mendesak semua pihak untuk melindungi anak-anak yang
> memang sangat
> > rentan menjadi korban penculikan," kata Seto
> Mulyadi.
> >
> > Menurut Pasal 59 UU Perlindungan Anak, negara dan
> aparat pemerintah
> > wajib memberi perlindungan dan perlakuan khusus
> kepada para korban
> > seperti Rozak, Indra dan korban lainnya.
> Pascapenculikan nasib mereka
> > juga belum sepenuhnya aman karena para penculiknya
> masih berkeliaran.
> >
> > Penculikan anak adalah bagian dari nasib anak
> jalanan yang hingga kini
> > belum terpecahkan. Menggelandang adalah bukan
> kemauan anak-anak.
> > Tetapi keadaanlah yang memaksa mereka meninggalkan
> masa-masa keceriaan
> > dan masa bermain.
> >
> > Seorang pengamen bernama Danu menuturkan, tidak
> sedikit anak jalanan
> > yang terlibat tindak kriminal. Danu bahkan mengaku
> pernah direkrut
> > menjadi perampok dan terlibat dalam berbagai aksi
> perampokan. Namun
> > sebelum terjerumus lebih dalam, Danu akhirnya sadar
> dan memilih
> > menjadi pengamen.
> >
> > Selain kriminalitas, narkoba juga menjadi dunia yang
> kerap diakrabi
> > anak-anak jalanan. Di kawasan Jakarta Timur,
> misalnya, Tim Sigi
> > melihat langsung dua anak jalanan tengah
> bertransaksi narkoba jenis
> > lexotan. Selain itu anak-anak jalanan juga akrab
> dengan istilah
> > ngelem, menghirup uap lem merek Aica Aibon.
> >
> > Mabuk dan seks bebas juga menjadi kebiasaan
> anak-anak jalanan. Di
> > perempatan Grogol, Jakarta Barat, sedikitnya
> ditemukan 50 anak
> > jalanan. Setiap malam Ahad mereka berkumpul bersama
> anak jalanan
> > se-Jabotabek di pelataran parkir mal yang tak juah
> dari persimpangan
> > jalan. "Ada yang main bola ada yang pacaran ada yang
> ciuman ada yang
> > ngapain," tutur Mores.
> >
> > Mores yang berusia remaja, misalnya, bila malam Ahad
> tiba lebih banyak
> > menghabiskan waktunya untuk bermain dan asoy geboy
> dengan pacarnya
> > sesama gelandangan, Yuyun. Sebelumnya, Mores
> menonton film dewasa
> > terlebih dahulu di kawasan Benhil di sebuah gedung
> bioskop tua dan
> > kumuh. Film itu benar-benar mengundang berahi yang
> banyak mengumbar
> > adegan ranjang.
> >
> > Mores, sang pacar dan sesama gelandangan lainnya
> baru terkapar
> > kelelahan bila subuh menjelang. Pelataran mal
> menjadi tempat mereka
> > beristirahat, tidur dan mungkin bermimpi.
> >
> > Sedikitnya ada sekitar 50 ribu anak jalanan di
> Indonesia. Bukan
> > mustahil, jika sebagian besar dari mereka ternyata
> bocah yang
> > dipekerjakan mafia penculikan anak. Respons yang
> cepat dari aparat
> > negara sangat dibutuhkan demi menyelamatkan mereka
> tanpa harus
> > menunggu korban yang lebih banyak.(YYT/Tim Sigi)=20
>=20
>=20
> Bacalah artikel tentang Islam di:
> http://www.nizami.org
>=20
>=20
>=20=09=09
> __________________________________=20
> Do you Yahoo!?=20
> Make Yahoo! your home page=20
> http://www.yahoo.com/r/hs





------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources=20
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~->=20

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg=
 Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
=20
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
=20



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Re: Awas Penculikan Anak tuk Dijadikan Pengamen Jalanan