[list_indonesia] Re: Peta Batas Wilayah - Re: Pengalihan Isyu (Was: Re: [ppiindia] Re: Panglima Ambil Alih Komando)

  • From: Satrio Arismunandar <satrioarismunandar@xxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Tue, 8 Mar 2005 20:06:40 -0800 (PST)

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

Dari dulu, Indonesia sudah mengajak Malaysia
berunding. Khususnya sejak Malaysia mengeluarkan peta
sepihak tahun 1979, yang mengklaim pulau dan wilayah
negara tetangga (bukan cuma Indonesia yang
marah-marah, tetapi juga Filipina, dll).

Tetapi Malaysia diam saja dan terus mengulur waktu.
Baru sekarang dia bereaksi, sesudah TNI-AL kirim kapal
perang ke perairan sengketa....




--- A Nizami <nizaminz@xxxxxxxxx> wrote:

> 
> Harusnya Indonesia duduk dgn negara2 tetangga
> seperti
> Malaysia, Singapura, Filipina, Papua, dan Timor
> Leste
> untuk membuat peta berikut garis batas wilayahnya,
> lengkap dengan titik-titik koordinatnya.
> 
> Peta ini selain disetujui bersama dgn negara
> tetangga
> juga disetujui dan ditetapkan oleh PBB.
> 
> Dgn berbagai foto satelit yang canggih seperti foto
> bencana Aceh kemarin, masak sulit membuat peta
> Indonesia?
> 
> --- RM Danardono HADINOTO <rm_danardono@xxxxxxxx>
> wrote:
> 
> > 
> > Untuk mengetahui posisi Ambalat, silakan baca:
> > 
> > Ambalat, Milik Siapa?
> > 
> > 
> > Oleh Melda Kamil Ariadno
> > 
> > KITA tercengang saat 16 dari 17 hakim Mahkamah
> > Internasional
> > (International Court of Justice/ICJ) yang
> memeriksa
> > perkara Pulau
> > Sipadan-Ligitan pada 17 Desember 2002
> menyerahkannya
> > kepada Malaysia.
> > Mengapa begitu?
> > 
> > Indonesia didakwa "tidak" menunjukkan keinginan
> > untuk menguasai kedua
> > pulau itu karena hukum nasional (UU Prp Nomor 4
> > Tahun 1960) tidak
> > pernah memasukkan pulau itu ke wilayah kita karena
> > tidak pernah
> > ada "penguasaan secara efektif
> > (effectivites/effective occupation)",
> > baik oleh Belanda maupun Indonesia, sementara
> > Inggris dan Malaysia
> > melakukannya. Padahal, jarak kedua pulau itu lebih
> > dekat ke kepulauan
> > Indonesia dibandingkan dengan Malaysia.
> > 
> > NEGARA Indonesia adalah negara kepulauan
> > (archipelagic state) yang
> > sudah lama diperjuangkan di forum internasional.
> > Diawali dengan
> > Deklarasi Djuanda tahun 1957 lalu diikuti UU Prp
> No
> > 4/1960 tentang
> > Perairan Indonesia; Prof Mochtar Kusumaatmadja
> > dengan tim negosiasi
> > Indonesia lainnya menawarkan konsep "Negara
> > Kepulauan" untuk dapat
> > diterima di Konferensi Hukum Laut Perseriktan
> > Bangsa-Bangsa (PBB)
> > III, sehingga dalam "The United Nations Convention
> > on the Law of the
> > Sea (UNCLOS), 1982" dicantumkan Bagian IV mengenai
> > negara kepulauan.
> > Konsepsi itu menyatukan wilayah kita. Di antara
> > pulau-pulau kita
> > tidak ada laut bebas, karena sebagai negara
> > kepulauan, Indonesia
> > boleh menarik garis pangkal (baselines-nya) dari
> > titik-titik terluar
> > pulau-pulau terluar (the outermost points of the
> > outermost islands
> > and drying reefs). Hal itu diundangkan dengan UU
> No
> > 6/1996 tentang
> > Perairan Indonesia untuk menggantikan UU Prp No
> > 4/1960 sebagai
> > implementasi UNCLOS 1982 dalam hukum nasional
> kita.
> > 
> > Namun, dalam UU No 6/1996 itu tidak ada peta garis
> > batas Indonesia,
> > yang ada hanya peta ilustratif. Padahal, menurut
> > UNCLOS 1982,
> > Indonesia harus membuat peta garis batas, yang
> > memuat koordinat garis
> > dasar sebagai titik ditariknya garis pangkal
> > kepulauan Indonesia.
> > Lalu timbul sengketa Sipadan-Ligitan, dan kita
> > tergopoh-gopoh membuat
> > Peraturan Pemerintah No 38/2002, yang memuat
> > titik-titik dasar
> > termasuk di Pulau Sipadan-Ligitan. Sayang, PP itu
> > harus direvisi
> > karena ICJ memutuskan kedua pulau itu milik
> > Malaysia.
> > 
> > Kini timbul masalah perebutan daerah cadangan
> minyak
> > Ambalat dan
> > Ambalat Timur (demikian Indonesia menyebutnya)
> atau
> > blok minyak XYZ
> > (oleh Malaysia). Kedua Negara telah memberi
> konsesi
> > eksplorasi blok
> > itu kepada perusahaan berbeda. Indonesia telah
> > memberi izin kepada
> > ENI (Italia) dan Unocal (AS), sementara Shell
> > mengantongi izin dari
> > Malaysia. Maka terjadi dua klaim saling
> > tumpang-tindih antara kedua
> > negara bertetangga (overlapping claim areas).
> > 
> > Klaim tumpang-tindih dari dua atau lebih negara
> pada
> > dasarnya bukan
> > hal istimewa. Hal ini biasa terjadi di wilayah
> laut
> > yang
> > berdampingan. Hukum laut memberi hak kepada negara
> > pantai untuk
> > memiliki laut wilayah sejauh 12 mil laut, dan zona
> > ekonomi eksklusif
> > serta landas kontinen sejauh 200 mil laut yang
> > diukur dari garis
> > pangkalnya. Bahkan, untuk landas kontinen jarak
> bisa
> > mencapai 350 mil
> > laut, jika dapat dibuktikan adanya natural
> > prolongation (kepanjangan
> > ilmiah) dari daratan negara pantai itu. Hal ini
> > menyebabkan banyak
> > negara berlomba mengklaim teritori lautnya sesuai
> > dengan hak yang
> > diberikan hukum laut.
> > 
> > KONDISI yang kini terjadi di Ambalat tidak dapat
> > dilepaskan dari
> > perebutan Sipadan-Ligitan. Judge (hakim) Shigeru
> Oda
> > pada Mahkamah
> > Internasional jeli melihat potensi konflik itu
> > dengan menunjukkan,
> > meski keberadaan Pulau Sipadan-Ligitan telah
> > diketahui sejak abad ke-
> > 19, namun konflik mengenai kepemilikannya baru
> > mencuat tahun 1960-an,
> > saat kedua negara berselisih paham mengenai batas
> > landas kontinen
> > keduanya.
> > 
> > Meski Oda termasuk hakim yang memberi putusan
> > kepemilikan Sipadan-
> > Ligitan kepada Malaysia karena alasan
> effectivites,
> > namun ia membuat
> > pernyataan, "?the present judgment determining
> > sovereignty over the
> > islands does not necessarily have a direct bearing
> > on the
> > delimitation of the continental shelf, which has
> > been a subject of
> > dispute between the two states since the late
> > 1960s".
> > 
> > Oda menekankan, saat ini "penetapan batas landas
> > kontinen" lebih
> > ditekankan pada prinsip yang disebut dengan an
> > equitable solution.
> > 
> > Maka, tindakan Malaysia mengirim kapal perang atau
> > pesawat tempur ke
> > Indonesia, apalagi dengan bonus "menyiksa warga
> kita
> > yang sedang
> > membangun suar di Karang Unarang" tidak dapat
> > dibenarkan. Karang
> > Unarang adalah suatu low tide elevation (elevasi
> > pasang surut), yang
> > dapat dijadikan titik garis pangkal satu negara.
> > Sebagai negara
> > kepulauan Indonesia berhak mencari titik-titik
> > terluar dari pulau
> > atau karang terluar untuk dipakai sebagai garis
> > pangkal. Itu berarti
> > Karang Unarang yang letaknya di tenggara Pulau
> > Sebatik (bagian
> > Indonesia) berhak dijadikan baselines baru
> > Indonesia, sebagai
> > pengganti garis pangkal di pulau Sipadan dan
> > Ligitan.
> > 
> > Malaysia adalah negara pantai biasa, yang hanya
> > boleh memakai garis
> > pangkal biasa (normal baselines) atau garis
> pangkal
> 
=== message truncated ===



        
                
__________________________________ 
Celebrate Yahoo!'s 10th Birthday! 
Yahoo! Netrospective: 100 Moments of the Web 
http://birthday.yahoo.com/netrospective/


------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: