** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Berikut kiriman berita dari teman Anda yang beralamat di: jaip234sc@xxxxxxxxx ---------------------------------------- Senin, 07 Maret 2005 00:00 WIB Blok Ambalat, Pertaruhan Indonesia * Hikmahanto Juwana; Guru Besar Hukum Internasional UI, Jakarta=20 BELUM lagi masalah TKI ilegal terselesaikan secara baik, pemerintah Malaysia telah mengambil tindakan yang dianggap tidak bersahabat pada Indonesia. Sejak pekan lalu tersiar berita tindakan pemerintah Malaysia memberi konsesi pada perusahaannya, Petronas, di Blok Ambalat, di kawasan Laut Sulawesi. Padahal blok tersebut telah lama dikuasai secara efektif oleh Indonesia. Malaysia mengklaim Blok Ambalat berdasarkan peta yang dibuatnya pada tahun 1979. Peta tersebut telah memasukkan Pulau Sipadan dan Ligitan sebagai wilayah Malaysia. Pada tahun 2002, Malaysia memperoleh legitimasi atas peta tahun 1979 dengan adanya putusan Mahkamah Internasional. Mahkamah Internasional memutuskan Pulau Sipadan dan Ligitan berada di bawah kedaulatan Malaysia. Berdasarkan putusan inilah kemungkinan besar pemerintah Malaysia secara sepihak mengklaim Blok Ambalat masuk dalam perairannya. Atas tindakan pemerintah Malaysia, dua pertanyaan mendasar muncul. Pertama, apakah klaim Malaysia didasarkan pada hukum internasional yang kuat? Kedua, mengingat hubungan kedua bangsa, apakah wajar cara yang ditempuh oleh pemerintah Malaysia? Berdasarkan hukum internasional klaim Malaysia tidaklah terlalu kuat. Dalam praktik yang berlaku secara internasional, sebuah negara bila mendapatkan kedaulatan di wilayah darat tidak berarti secara serta-merta negara tersebut dapat mengklaim wilayah lautnya. Terlebih bila wilayah laut tersebut berbatasan dengan negara lain. Untuk menentukan wilayah laut memang diawali dengan klaim sepihak. Bila klaim ini mendapat keberatan dari negara lain maka wajib dilakukan perundingan. Dalam perundingan ditentukan mekanisme dan cara yang tepat untuk menentukan batas wilayah laut kedua negara. Perundingan bisa berhasil, tetapi juga bisa gagal. Bila gagal tidak berarti akan berujung pada konflik bersenjata. Bisa saja kedua negara mengusahakan secara bersama wilayah yang dipersengketakan dengan harapan suatu hari akan dicapai kesepakatan. Putusan Mahkamah Internasional yang memberikan kedaulatan Pulau Sipadan dan Ligitan kepada Malaysia tidak secara serta-merta memberi hak sepihak kepada Malaysia untuk melebarkan wilayah perairannya. Bahkan bila disimak, putusan Mahkamah Internasional sama sekali tidak mempersoalkan wilayah perairan. Oleh karena itu patut diperdebatkan hukum internasional yang dipergunakan oleh pemerintah Malaysia atas klaim Blok Ambalat. Tindakan sepihak Malaysia, di samping tidak didasarkan pada hukum internasional yang kuat, juga telah mencederai tata krama hubungan antarnegara. Adalah naif bagi pemerintah Malaysia untuk mendasarkan klaimnya berdasarkan hukum internasional tanpa mengindahkan hubungan baiknya dengan Indonesia. Bahkan bagi Malaysia sangatlah tidak arif melakukan klaim Blok Ambalat dengan mendasarkan pendekatan hukum semata. Pemerintah Malaysia dapat dipastikan sudah memperhitungkan munculnya reaksi dari Indonesia. Mungkin saja pemerintah Malaysia hendak menguji sampai di mana reaksi Indonesia. Bahkan pemerintah Indonesia perlu mencurigai adanya grand strategy yang dipersiapkan oleh pemerintah Malaysia. Reaksi proporsional dari pemerintah Indonesia telah dilakukan dengan melayangkan protes diplomatik kepada Malaysia. Jawaban dari protes tersebut justru peneguhan Malaysia bahwa Blok Ambalat berada dalam perairannya. Bahkan Malaysia telah melakukan tindakan yang mengarah pada tindakan fisik, meskipun bukan berupa pengerahan angkatan perangnya. Juru bicara Departemen Luar Negeri Marty Natalegawa menyampaikan bahwa otoritas Malaysia telah melakukan penahanan terhadap pekerja Indonesia yang sedang membangun menara mercu suar di Pulau Karang Unarang. Tidaklah heran bila TNI-AL dikerahkan untuk merespons kejadian demi kejadian sebagai suatu tindakan antisipatif, bukan provokatif. Dalam konteks ini, patut disayangkan pernyataan Menteri Pertahanan (Menhan) Malaysia yang kemudian di-blow up oleh media massa di Malaysia yang menganggap pengerahan TNI-AL sebagai berlebihan dan tidak mengedepankan upaya dialog. Tindakan pemerintah Malaysia sama sekali tidak memerhatikan sensitivitasnya atas Indonesia sebagai negara tetangga, sensitivitasnya sebagai sesama anggota ASEAN dan sensitivitasnya sebagai bangsa serumpun. Bahkan bila dikaitkan dengan masalah TKI ilegal, seolah pengambil kebijakan di Kuala Lumpur hendak memperparah hubungan antarkedua bangsa. Menanggapi klaim sepihak Malaysia atas Blok Ambalat dapatlah dipahami bila pemerintah mengambil sikap tidak ada kompromi. Sikap ini diambil karena yang dipertaruhkan adalah kedaulatan negara kesatuan. Di samping itu, sikap ini sebagai respons kemarahan publik Indonesia atas tindakan pemerintah Malaysia. Tentunya perkembangan sengketa Blok Ambalat diharapkan tidak akan membawa kedua bangsa saling membenci, bahkan terjerumus dalam konflik bersenjata. Masih banyak jalan damai yang bisa ditempuh. Ini semua berpulang pada keputusan pemerintah Malaysia. Untuk mengantisipasi jalan damai, pemerintah Indonesia perlu membangun argumentasi yang meyakinkan di samping menyiapkan bermacam bukti yang menunjukkan Blok Ambalat sebagai bagian dari perairan Indonesia. Ini penting karena kerap kali keadilan tidak hanya ditentukan oleh bukti, tetapi juga bagaimana mengartikulasikan argumentasi dan perspektif.*** ---------------------------------------- Sumber: Media Indonesia Online <http://www.mediaindo.co.id/cetak/berita.asp?Id=3D2005030623222252>=20 Copyright =A9 2005 Media Indonesia Online. All rights reserved=20 [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~-->=20 Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~->=20 *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg= Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;=20 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx =20 Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ =20 ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **