** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.suarapembaruan.com/News/2006/02/24/index.html SUARA PEMBARUAN DAILY TNI Vs Politik, Dulu dan Sekarang Novel Ali PADA era Orde Baru sering terdengar ucapan pejabat publik atau tokoh masyarakat, khususnya dari kalangan militer, yang mengidentifikasi fungsi sosial politik ABRI, sama tuanya dengan usia ABRI itu sendiri. Juga, berbeda dengan banyak negara berkembang atau negara baru (yang lahir sesudah Perang Pasifik), terjunnya kekuatan militer di Indonesia di bidang politik, karena faktor eksternal yang bersifat insidental. Alias, lebih disebabkan oleh tuntutan di luar ABRI itu sendiri ketimbang desakan dari dalam. Pada waktu itu, kebanyakan orang mengatakan, kegiatan politik ABRI bukan merupakan reaksi terhadap kondisi tertentu di dalam negara kita (Indonesia), melainkan karena perkembangan keadaan politik itu sendiri. Artinya, justru situasi dan kondisi politik dalam negeri, mendorong tumbuh dan berkembangnya harapan masyarakat atas fungsi sosial politik ABRI. Tidak sedikit manusia Indonesia, waktu itu, mengatakan dwifungsi ABRI tidak mencerminkan politisasi ABRI. Inilah uniknya, dwifungsi ABRI, kata mereka, tidak dapat disamakan dengan pengalaman di berbagai negara lain, di mana angkatan bersenjatanya memainkan peran politik, setelah memiliki kekuasaan tertentu. Alasannya, sejak lahirnya, ABRI sudah bersifat politik. Setiap anggota ABRI (waktu itu TNI dan Polri) digambarkan sebagai pejuang pembela kemerdekaan negara. Dalam perkembangannya, baik lembaga maupun anggota ABRI diposisikan sebagai subsistem daripada sistem pemerintahan Pancasila, yaitu sistem pemerintahan berdasarkan kekeluargaan di atas landasan keserasian, keseimbangan, serta keselarasan. Di tengah sistem kekeluargaan, tidak ada satu pun anggota keluarga di lingkungan pemerintahan dimaksud, yang boleh dikucilkan dari kehidupan nasionalnya, terutama dalam kehidupan politik. Demikian pula bagi ABRI. ABRI tidak boleh dikesampingkan dalam kehidupan politiknya. Akibatnya, ABRI diberi tugas serta peran politik. Kepeloporan Dwifungsi ABRI, antara lain tampak dari kepemimpinan anggota ABRI di bidang eksekutif, legislatif, dan yudikatif. Di masa lalu, keberadaan anggota ABRI dinilai sama dengan kekuatan sosial lain. Konsekuensinya, anggota ABRI dinilai memiliki hak untuk berkedudukan sama dengan kekuatan sosial politik lain. Khususnya berkedudukan sama dengan partai politik (juga Golkar, waktu itu). ABRI dan partai politik dipandang sama-sama sebagai unsur kekuatan nasional kita. Keduanya merupakan kawan seperjuangan dalam meningkatkan kuantitas dan kualitas pembangunan nasional (termasuk pembangunan sektor politik), di samping tugas membangun dan memelihara stabilitas nasional yang mantap dan dinamis. Serta guna meningkatkan ketahanan nasional. Sebagai kekuatan sosial, ABRI melaksanakan tugasnya dengan memprioritaskan, dan mengoptimalkan integrasi ABRI-masyarakat. Hubungan ABRI dan masyarakat terjalin di atas keakraban (partnership). Demikian pula antara ABRI dan kekuatan sosial lain. Pada era Orde Baru, kepemimpinan ABRI mudah sekali ditengarai lewat kepemimpinan ABRI di berbagai bidang kehidupan bersama di negeri ini. ABRI bertindak sebagai pelopor ideologi, pembaruan, dan dinamisasi kehidupan politik. Selain perannya yang menonjol pada umumnya, maupun dalam bidang-bidang khusus, seperti pembangunan pedesaan (lewat program AMD/ABRI Masuk Desa), perkotaan, industri, dan lain sebagainya. Di era itu, tidak sedikit elite di kalangan ABRI, juga cendekiawan di tengah masyarakat umum, yang meyakini, selama terdapat ancaman terhadap UUD 1945 dan ideologi negara Pancasila, yang tertuju langsung atau tidak langsung ke negara dan masyarakat Indonesia, selama itu pula ABRI tidak akan berdiam diri. Dorongan itu, disebabkan ABRI memposisikan diri, selain diposisikan oleh lingkungannya sebagai kekuatan bersenjata, sekaligus dinamisator dan stabilisator. Waktu itu, banyak orang yang mengatakan, selama Pancasila menjadi dasar hukum nasional kita, selama itu pula fungsi dan peran sosial ABRI tetap diperlukan. Kendati waktu itu juga sering terdengar imbauan agar penerapan dwifungsi ABRI disesuaikan dengan perkembangan keadaan di zamannya, namun dwifungsi ABRI tidak dikehendaki terhapus di negara kita. Tuntutan Demokrasi Sulit diketahui persis, mengapa (di era Orde Baru khususnya) banyak orang mengatakan, bahwa Indonesia akan tetap eksis, sejauh dwifungsi ABRI juga tetap eksis. Salah satu hipotesisnya, pergantian generasi di negeri ini hanya akan mulus sejauh berlangsung dalam ritme jaminan kelestarian dwifungsi ABRI. Artinya, pergantian generasi di Indonesia, mau tidak mau, suka atau tidak, mesti berlangsung di bawah 'bendera' dwifungsi ABRI. Tanpa peran sosial politik, (seolah) omong kosong besar kelangsungan hidup negara dan bangsa Indonesia akan bisa terjadi. Tetapi, pergantian Orde Baru ke Orde Reformasi, memutar balik fakta. Hipotesis tersebut mutlak tidak dapat diterima, karena fakta di lapangan secara vulgar mengubah peran ABRI (sekarang TNI, juga Polri, secara terpisah) dari kepeloporan ganda, menjadi kepeloporan tunggal. Tuntutan demokrasi menghendaki TNI sebagai kekuatan bersenjata profesional dan andal. Sebagai alat pertahanan negara, TNI (juga Polri) dituntut untuk tidak lagi bermain politik. Tidak ada lagi perwakilan TNI dan Polri di lembaga perwakilan. Tidak ada lagi pejabat pemerintahan sipil dari kalangan TNI aktif. Hanya pensiunan TNI, sebagai warga negara biasa, memiliki hak untuk memimpin pemerintahan sipil. Tuntutan demokrasi itu pula, yang melatarbelakangi kehendak berbagai pihak untuk meniadakan hak pilih anggota TNI dalam pemilihan umum. Tetapi, belakangan ini, tumbuh dan berkembang wacana publik, yang juga dilandasi jiwa dan semangat demokrasi, guna mengembalikan hak politik anggota TNI dalam pemilu, setelah beberapa saat sebelumnya dilarang oleh hukum. Pro-kontra pemberian hak politik bagi anggota TNI, tidak terlepas dari aspek kesejarahan. Karena sejarah memang bukan persoalan hitam putih, atau lantaran ranah sejarah selalu memiliki "ruang abu-abu" (grey area), tidak mengherankan jika ada sebagian warga masyarakat yang meyakini pemberian hak politik bagi anggota TNI merupakan pencerminan kedewasaan demokrasi bangsa kita. Sementara sebagian lainnya, justru menilai sebagai kemunduran. Pemberian hak politik bagi anggota TNI dalam pemilu, tidak ada kaitannya dengan dwifungsi TNI sekarang (dulu dwifungsi ABRI), kendati kecemasan tersebut merupakan hak individu. Sekalipun demikian, demokrasi mengamanatkan kepeloporan sipil dalam pemerintahan sipil, sehingga kembalinya kepeloporan militer dalam pemerintahan sipil di negara kita, bukan lagi zamannya, baik sekarang maupun masa mendatang. * Penulis adalah Dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Politik Universitas Diponegoro, Semarang Last modified: 24/2/06 [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **