[nasional_list] [ppiindia] "Playboy" Bukan Sekadar Erotisme

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 10 Feb 2006 00:44:26 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.suarapembaruan.com/News/2006/02/09/index.html


SUARA PEMBARUAN DAILY 
"Playboy" Bukan Sekadar Erotisme
 

T Yulianti 

MASYARAKAT dihebohkan dengan akan terbitnya Majalah Playboy edisi Indonesia 
mulai bulan Maret nanti. Lebih dari 50 ormas Islam dan LSM secara resmi menolak 
peredaran majalah berbau porno itu di Tanah Air. Namun, tidak sedikit pula 
orang yang diam-diam menyambutnya dengan suka cita. Selamat datang pornografi, 
seksualisasi, dan konsumerisme! 

Playboy telah berperan sangat penting dalam membawa pornografi ke luar dari 
kamar tidur dan memasuki ruang publik secara terbuka. Lebih dari itu, Playboy 
telah membuka jalan bagi industri pornografi yang omsetnya sekarang ini 
mencapai US$ 10 triliun. Sejak didirikan bulan Oktober 1953 oleh Hugh Hefner, 
konsep awal Majalah Playboy memang bukan sekadar membuat pria ejakulasi, 
melainkan juga mendorong berkembangnya seksualisasi dan konsumerisme. 

Majalah Playboy sedari awal memang telah diarahkan --meminjam istilah Gail 
Dines-- untuk "selling consumerism, selling women". Jelas, Playboy bukan 
majalah keluarga. Ia majalah kaum pria yang gandrung pada wanita-wanita seperti 
Hefner sendiri. Makanya dinamakan Playboy. Jika terbit di Medan dan berbahasa 
Batak, majalah itu mungkin dinamakan "Si Doli Par-jalang". 

Dari namanya saja, penerbitannya di Tanah Air sudah mengundang masalah. Se- 
orang wakil rakyat di DPR yang dengan keras menolak penerbitan Playboy edisi 
Indonesia, misalnya, mengatakan, "Kalau memang baik, tentu namanya bukan 
Playboy. Tapi Goodboy". 

Terlepas dari penolakan tersebut, pihak pemegang lisensi Playboy di Indonesia 
akan tetap menerbitkan majalah itu dengan "mengedepankan artikel" dan bukan 
mengeksploitasi "explicit picture and nudity". Bagi yang belum mengenal sejarah 
dan jatidiri Playboy, tentu penjelasan itu bisa meredam panas hati pihak-pihak 
yang menolak peredaran majalah itu di Indonesia. 

Tapi, orang yang mengenal siapa Hugh Hefner akan mengatakan bahwa justru konsep 
tidak secara vulgar menampilkan ketelanjangan itulah yang menjadi ciri khusus 
majalah Playboy. Dalam terminologi populer, Playboy (dan juga Penthouse) sering 
diacu kepada "soft-core" pornografi, sementara majalah semacam Hustler dan Tit 
Torture diacu kepada "hard-core". 

Bedanya, hard-core pornografi menampilkan wanita sebagai komoditi seks dan 
ditampilkan secara telanjang dengan memperlihatkan alat-alat genitalnya, 
sedangkan soft-core pornografi menawarkan lifestyle yang menca- kup 
komersialisasi produk- produk gaya hidup. 


Pornografi 

Baik Playboy maupun Hustler tetap dikategorikan pornografi, karena sama- sama 
menyajikan erotisme yang bertujuan untuk memfasilitasi kaum pria ereksi dan 
bermasturbasi. Yang membedakan adalah Majalah Playboy memiliki tempat khusus di 
dunia ekonomi dan industri penerbitan, sedangkan Hustler melulu menjual 
erotisme. 

Playboy dan Penthouse, dua majalah gaya hidup pornografi tertua dan tersukses, 
bukan hanya menyajikan gambar wanita-wanita molek berpose seksi, melainkan juga 
menyediakan tulisan mengenai produk-produk konsumsi mutakhir, kolom nasehat 
seksual, cerita pendek dari penulis terkemuka, wawancara dengan selebritis, 
ulasan film-film baru, kartun seronok, dan surat pembaca. 

Saat perusahaan-perusahaan menghindarkan diri untuk memasang iklan di Hustler 
atau Tit Torture, halaman-halaman Playboy dan Penthouse dipenuhi iklan-iklan 
dari perusahaan terkemuka seperti Benson & Hedges, Mercedes, Sony, dan Bugle 
Boy. Majalah hard-core tidak memuat tulisan bagaimana Presiden Jimmy Carter 
bicara tentang fantasi seksualnya seperti di Playboy atau Ratu Anne dari 
Keluarga Kerajaan Inggris meresmikan pembukaan kantor perwakilan Penthouse di 
London. 

Penerimaan (tokoh) publik semacam Presiden Carter dan Ratu Anne terhadap 
Playboy dan Penthouse sering digembar-gemborkan dan dikesankan bahwa 
majalah-majalah itu memiliki "cita rasa" atau "bukanlah pornografi yang 
sesungguhnya". Tapi, pemberian kesan itu sangat bias kasta sosial. Seolah-olah 
pornografi yang sesungguhnya adalah yang diproduksi secara murah meriah, yang 
menampilkan gambar wanita seronok dengan latar belakang seadanya, seperti sofa 
butut, kamar motel murah, atau aksesoris ala kadarnya. 

Sedangkan gambar-gambar wanita di Playboy adalah yang berkasta tinggi 
(high-class) dengan latar belakang glamour, pernik-pernik mewah, dan kualitas 
nomor satu. Model Playboy selalu diambil gambarnya di ruang yang wah, pantai 
yang indah dan furnitur yang mahal. 

Konsep ini, menurut pengamatan Gail Dines dalam "Playboy Magazine and the 
Sexualization of Consumerism", bukanlah suatu kebetulan. Hugh Hefner, pemilik 
dan pendiri Playboy, merancangnya demikian. Semuanya diarahkan untuk kepuasan 
pembaca kalangan menengah atas. 


Kualitas Nomor Satu 

Semua produk yang ada di Playboy (juga Penthouse) diproduksi dalam kualitas 
tinggi, seperti cerita pendek yang ditulis cerpenis kondang, wawancara dengan 
tokoh terkenal, mobil mewah keluaran terbaru, alkohol yang membuai, pakaian 
dalam yang seksi, makanan yang merangsang kejantanan, dan tentu saja 
wanita-wanita bahenol yang jadi modelnya. Semuanya kualitas nomor satu. 
Begitulah cara Hugh Hefner memasarkan majalahnya dan dia meraih sukses luar 
biasa. 

Sejak awal, Hefner sudah jelas siapa target audiensnya. Ia menulis dalam 
Playboy edisi perdananya di bulan Oktober 1953 bahwa: "Jika Anda pria berusia 
antara 18 sampai 80, Playboy adalah untuk Anda" 

Hefner menyatakan pihaknya ingin membuat kejelasan sejak awal bahwa Playboy 
bukanlah majalah keluarga. "Di halaman-halaman Playboy, Anda akan menemukan 
artikel, cerita fiksi, gambar-gambar, humor, kartun... yang dimaksudkan untuk 
memberi kenikmatan bagi cita rasa kelaki-lakian". 

Strategi Hefner yang menawarkan gaya hidup, lebih dari sekadar membuat pria 
ejakulasi, ternyata menarik perhatian bukan saja para pembaca tapi juga 
pemasang iklan. Terbitan perdana terjual 53.991 eksemplar. Setahun kemudian 
sudah naik menjadi 175.000 eksemplar. Se- karang ini setiap bulannya Playboy 
menjual lebih dari 7.000.000 eksemplar. 

Jika penerbit Playboy edisi Indonesia berani mengeluarkan kocek lebih dari Rp1 
miliar hanya untuk mendapatkan lisensi, berarti dari kalkulasi bisnis, 
peredaran majalah itu di Tanah Air akan sangat menguntungkan. Masalahnya, 
apakah Hugh Hefner juga bisa berjaya di negara berpenduduk Muslim terbesar di 
dunia? Waktu akan membuktikan. * 


Penulis adalah pemerhati masalah internasional 


Last modified: 9/2/06 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] "Playboy" Bukan Sekadar Erotisme