** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Media Indonesia Kamis, 23 Februari 2006 Pesan Buruk dari Papua SETIAP hari bangsa Indonesia mengirim pesan buruk kepada dunia tentang siapa kita. Kedutaan negara lain dirusak, perusahaan asing diduduki, orang asing dirampok, ditipu, dan banyak lagi. Lebih celaka lagi, kita bangga dengan perilaku itu. Kita mengatakan kepada dunia bahwa seluruh aksi itu adalah bagian dari kesadaran mempertahankan harga diri. Dalam konteks global apa yang sedang digemari manusia Indonesia itu sama dengan menyiram kebun dengan lahar gunung berapi. Kita sedang melakukan aksi bunuh diri dengan bangga. Pesan buruk terbaru tentang diri sendiri yang disiarkan ke seantero jagat datang dari Papua. Sekitar 300 warga memblokade jalan masuk ke kompleks PT Freeport. Mereka bersenjata parang dan anak panah. Akibatnya perusahaan tembaga asal Amerika Serikat itu menghentikan operasi untuk waktu yang tidak ditentukan. Kerugiannya bisa dihitung. Indonesia kehilangan tidak kurang US$3 juta/hari. Ribuan tenaga kerja kehilangan pendapatan. Kalau berlarut-larut, mereka bisa diberhentikan. Tentu, penutupan jalan oleh warga itu ada sebabnya. Sebelumnya, sejumlah warga yang disebut sebagai penambang liar diminta tidak mendulang di daerah aliran sungai dan bekas pertambangan karena sangat berbahaya. Salah satu bahaya yang diwaspadai adalah potensi longsor akibat curah hujan yang tinggi akhir-akhir ini. Tetapi permintaan itu malah menimbulkan bentrokan yang mencederai para penambang liar maupun aparat keamanan. Bentrokan itulah yang kemudian berdampak pada kemarahan kolektif dan berkembang liar pula menjadi pemblokadean. Sebagai usaha pertambangan sekaliber Freeport, dampak yang ditimbulkan terhadap lingkungan pasti ada. Terutama kerusakan pada permukaan tanah akibat eksplorasi dan limbah. Akan tetapi, yang tidak kalah penting adalah komitmen sebuah usaha tambang untuk merenovasi lingkungan setelah pertambangan berhenti di kemudian hari. Freeport bukan perusahaan yang baru kemarin beroperasi di Papua. Pemerintah, LSM, dan dunia pun amat peduli pada standar-standar global tentang pemeliharaan lingkungan. Jadi, kalau Freeport sudah beroperasi sejak 1976 dan sudah diperpanjang untuk beberapa puluh tahun lagi, berarti ada kesepakatan tentang risiko dan keuntungan. Masih banyak cara untuk mempertemukan perbedaan kepentingan dan keinginan. Salah satu cara terhormat adalah berdialog. Mob seperti yang dilakukan warga yang menutup jalan ke Freeport adalah contoh buruk. Selama konflik kepentingan penduduk dengan pabrik dan unit-unit ekonomi diselesaikan melalui kekerasan, kita mengirim pesan buruk kepada dunia agar tidak membawa modalnya ke negeri ini. Dalam dunia yang begitu terbuka dan tidak lagi berjarak, persepsi global tentang peradaban sebuah bangsa amat menentukan. Komentar pembaca (1) ORANG PAPUA SUDAH PINTAR adalah suatu perubahan dari rakyat papua yang sudah sadar akan hak mereka,kalau kita ingat peristiwa kelaparan yg terjadi di papua yaitu busung lapar sangat tdk mungkin terjadi kalau hasil bumi papua di gunakan untuk rakyat papua yg mempunyai kekayaan bumi yg sangat berlimpah yaitu tambang freeport. mungkin selama ini mereka tdk berani untuk berdemo karena mungkin dapat ancaman atau mungkin penculikan kalau berdemon menuntut haknya.semoga tdk demikian atau memang mereka bodoh. semoga pemerintah RI cepat menyelesaikan masalah ini karena pertambangan freeport menyangkut kehidupan banyak orang Indonesia dan juga citra bangsa Indonesiaku tercinta. semoga rakyat papua tdk menuntut kemerdekaan dari NKRI. +++++ kOMENTAR 2 Freeport setelah 30 tahun di Papua Demo kolektif dan tindakan blokade oleh rakyat setempat merupakan satu sinyal terhadap Freeport, pemda dan pemerintah pusat utk memperhatikan tuntutan mereka, yang selama ini diabaikan. Eskalasi demo kemungkinan akan terjadi, jika pemda setempat tdk membuka dgn segera pintu dialog utk meredam kemarahan mereka, yang tersulut oleh dampak lingkungan pertambangan maupun tidak adanya perbaikan standar hidup mereka atas keberadaan Freeport di tempat itu. ++++ KOMENTAR 3 Membicarakan "penambang liar" di kawasan Freeport Papua, tidaklah akan lepas dari keadaan sosial daerah tersebut yang mana juga diakibatkan oleh kebijakan pemerintah pusat. Pemerintah pusat telah "membiarkan" dan "menyutujui" penambangan di daerah Papua oleh Freeport tanpa mengikutsertakan secara aktif penduduk Papua. Para penduduk Papua tersebut hanya menonton kekayaan alamnya diambil, diangkut, dan dinikmati oleh orang non-Papua. Keadaan tersebut diperparah dengan kenyataan sosial masyarakat sekitar yang sebagian besar termasuk rakyat miskin. Dengan biaya hidup yang semakin tinggi, maka rakyat miskin ini harus melakukan sesuatu demi sanggup membiayai diri mereka dan keluarga. Kebetulan kegiatan yang mereka pilih merupakan kegiatan yang "cukup positif" yaitu ikut-ikutan menjadi penambang emas. Walaupun hanya sebagai penambang emas amatir, namun dengan usaha yang keras; mereka berkeyakinan akan mendapat penghasilan tambahan yang lumayan untuk membiayai hidup. Dengan kenyataan bahwa para rakyat miskin itu dilarang untuk menjadi penambang di daerah Freeport tanpa diberikan pilihan lain yang setara, tentu saja rakyat miskin ini merasa akan kehilangan pendapatan tambahan yang mereka rasakan selama ini sangat membantu. Bila mereka kehilangan pendapatan seperti itu, bagaimana mereka bisa membiayai hidup mereka dan keluarga? Oleh karena itu, semestinya pihak pemerintah dan Freeport dapat memahami betapa marahnya para rakyat miskin itu pada saat mereka diusir dan dilarang begitu saja tanpa diberi alternatif pendapatan lain yang setara. Menurut saya, hal ini merupakan tugas pemerintah (pusat dan daerah) "mewajibkan" Freeport untuk tidak hanya bisa mengangkut emas orang Papua, namun juga bisa ikut mensejahterakan orang Papua. Dengan begitu, orang Papua sekitar Freeport pun dapat ikut menikmati hasil kekayaan alam mereka sendiri. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **