[nasional_list] [ppiindia] Pesan Buruk dari Papua

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 22 Feb 2006 23:21:07 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Media Indonesia
Kamis, 23 Februari 2006


Pesan Buruk dari Papua


SETIAP hari bangsa Indonesia mengirim pesan buruk kepada dunia tentang siapa 
kita. Kedutaan negara lain dirusak, perusahaan asing diduduki, orang asing 
dirampok, ditipu, dan banyak lagi.

Lebih celaka lagi, kita bangga dengan perilaku itu. Kita mengatakan kepada 
dunia bahwa seluruh aksi itu adalah bagian dari kesadaran mempertahankan harga 
diri.

Dalam konteks global apa yang sedang digemari manusia Indonesia itu sama dengan 
menyiram kebun dengan lahar gunung berapi. Kita sedang melakukan aksi bunuh 
diri dengan bangga.

Pesan buruk terbaru tentang diri sendiri yang disiarkan ke seantero jagat 
datang dari Papua. Sekitar 300 warga memblokade jalan masuk ke kompleks PT 
Freeport. Mereka bersenjata parang dan anak panah.

Akibatnya perusahaan tembaga asal Amerika Serikat itu menghentikan operasi 
untuk waktu yang tidak ditentukan. Kerugiannya bisa dihitung. Indonesia 
kehilangan tidak kurang US$3 juta/hari. Ribuan tenaga kerja kehilangan 
pendapatan. Kalau berlarut-larut, mereka bisa diberhentikan.

Tentu, penutupan jalan oleh warga itu ada sebabnya. Sebelumnya, sejumlah warga 
yang disebut sebagai penambang liar diminta tidak mendulang di daerah aliran 
sungai dan bekas pertambangan karena sangat berbahaya. Salah satu bahaya yang 
diwaspadai adalah potensi longsor akibat curah hujan yang tinggi akhir-akhir 
ini.

Tetapi permintaan itu malah menimbulkan bentrokan yang mencederai para 
penambang liar maupun aparat keamanan. Bentrokan itulah yang kemudian berdampak 
pada kemarahan kolektif dan berkembang liar pula menjadi pemblokadean.

Sebagai usaha pertambangan sekaliber Freeport, dampak yang ditimbulkan terhadap 
lingkungan pasti ada. Terutama kerusakan pada permukaan tanah akibat eksplorasi 
dan limbah. Akan tetapi, yang tidak kalah penting adalah komitmen sebuah usaha 
tambang untuk merenovasi lingkungan setelah pertambangan berhenti di kemudian 
hari.

Freeport bukan perusahaan yang baru kemarin beroperasi di Papua. Pemerintah, 
LSM, dan dunia pun amat peduli pada standar-standar global tentang pemeliharaan 
lingkungan. Jadi, kalau Freeport sudah beroperasi sejak 1976 dan sudah 
diperpanjang untuk beberapa puluh tahun lagi, berarti ada kesepakatan tentang 
risiko dan keuntungan.

Masih banyak cara untuk mempertemukan perbedaan kepentingan dan keinginan. 
Salah satu cara terhormat adalah berdialog. Mob seperti yang dilakukan warga 
yang menutup jalan ke Freeport adalah contoh buruk. Selama konflik kepentingan 
penduduk dengan pabrik dan unit-unit ekonomi diselesaikan melalui kekerasan, 
kita mengirim pesan buruk kepada dunia agar tidak membawa modalnya ke negeri 
ini.

Dalam dunia yang begitu terbuka dan tidak lagi berjarak, persepsi global 
tentang peradaban sebuah bangsa amat menentukan.


Komentar pembaca

(1) ORANG PAPUA SUDAH PINTAR

adalah suatu perubahan dari rakyat papua yang sudah sadar akan hak mereka,kalau 
kita ingat peristiwa kelaparan yg terjadi di papua yaitu busung lapar sangat 
tdk mungkin terjadi kalau hasil bumi papua di gunakan untuk rakyat papua yg 
mempunyai kekayaan bumi yg sangat berlimpah yaitu tambang freeport.

mungkin selama ini mereka tdk berani untuk berdemo karena mungkin dapat ancaman 
atau mungkin penculikan kalau berdemon menuntut haknya.semoga tdk demikian atau 
memang mereka bodoh.

semoga pemerintah RI cepat menyelesaikan masalah ini karena pertambangan 
freeport menyangkut kehidupan banyak orang Indonesia
dan juga citra bangsa Indonesiaku tercinta.

semoga rakyat papua tdk menuntut kemerdekaan dari NKRI. 

+++++

kOMENTAR 2

Freeport setelah 30 tahun di Papua 

Demo kolektif dan tindakan blokade oleh rakyat setempat merupakan satu sinyal 
terhadap Freeport, pemda dan pemerintah pusat utk memperhatikan tuntutan 
mereka, yang selama ini diabaikan.

Eskalasi demo kemungkinan akan terjadi, jika pemda setempat tdk membuka dgn 
segera pintu dialog utk meredam kemarahan mereka, yang tersulut oleh dampak 
lingkungan pertambangan maupun tidak adanya perbaikan standar hidup mereka atas 
keberadaan Freeport di tempat itu. 


++++
KOMENTAR 3

Membicarakan "penambang liar" di kawasan Freeport Papua, tidaklah akan lepas 
dari keadaan sosial daerah tersebut yang mana juga diakibatkan oleh kebijakan 
pemerintah pusat.

Pemerintah pusat telah "membiarkan" dan "menyutujui" penambangan di daerah 
Papua oleh Freeport tanpa mengikutsertakan secara aktif penduduk Papua. Para 
penduduk Papua tersebut hanya menonton kekayaan alamnya diambil, diangkut, dan 
dinikmati oleh orang non-Papua.

Keadaan tersebut diperparah dengan kenyataan sosial masyarakat sekitar yang 
sebagian besar termasuk rakyat miskin. Dengan biaya hidup yang semakin tinggi, 
maka rakyat miskin ini harus melakukan sesuatu demi sanggup membiayai diri 
mereka dan keluarga.

Kebetulan kegiatan yang mereka pilih merupakan kegiatan yang "cukup positif" 
yaitu ikut-ikutan menjadi penambang emas. Walaupun hanya sebagai penambang emas 
amatir, namun dengan usaha yang keras; mereka berkeyakinan akan mendapat 
penghasilan tambahan yang lumayan untuk membiayai hidup.

Dengan kenyataan bahwa para rakyat miskin itu dilarang untuk menjadi penambang 
di daerah Freeport tanpa diberikan pilihan lain yang setara, tentu saja rakyat 
miskin ini merasa akan kehilangan pendapatan tambahan yang mereka rasakan 
selama ini sangat membantu. Bila mereka kehilangan pendapatan seperti itu, 
bagaimana mereka bisa membiayai hidup mereka dan keluarga?

Oleh karena itu, semestinya pihak pemerintah dan Freeport dapat memahami betapa 
marahnya para rakyat miskin itu pada saat mereka diusir dan dilarang begitu 
saja tanpa diberi alternatif pendapatan lain yang setara. Menurut saya, hal ini 
merupakan tugas pemerintah (pusat dan daerah) "mewajibkan" Freeport untuk tidak 
hanya bisa mengangkut emas orang Papua, namun juga bisa ikut mensejahterakan 
orang Papua. Dengan begitu, orang Papua sekitar Freeport pun dapat ikut 
menikmati hasil kekayaan alam mereka sendiri. 

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts: