** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **REFLEKSI: Hanya 200 orang? Apakah kekayaan yang diperoleh melalui korupsi tidak disita? http://www.harianterbit.com/artikel.php?kategori=HEADLINE&id=36557 30 January 2006 - 13:40 Penjarakan 200 Pejabat BUMN Yang Korupsi JAKARTA - Mantan Ketua Komisi Pemeriksa Kekayaan Pejabat Negara [KPKPN] Jusuf Syakir mengatakan, Kantor Menneg BUMN harus segera melaporkan para pejabat BUMN yang diduga melakukan tindak pidana korupsi ke Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Hal senada dikemukakan pengamat ekonomi, Farid Prawiranegara, menurutnya, bukan sesuatu hal yang aneh banyak pejabat BUMN yang korup. "Tak ada satu pun yang tidak melakukan korup, jadi ada lebih dari 200 bos yang melakukan korup karena jumlah BUMN saja ratusan. Segera jebloskan mereka ke penjara," tegasnya Farid. Jusuf Syakir dan Farid kepada Ha-rian Terbit, Senin (30/1), menanggapi pernyataan Sekretaris Menneg BUMN Said Didu yang menyatakan ada sekitar 200 pejabat perusahaan milik negara (BUMN) sedang diperiksa dalam berbagai kasus dugaan korupsi. Menurut Said Didu, sebagian dari mereka sudah jadi tersangka. Jika nantinya sudah dinyatakan bersalah, yang bersangkutan diberhentikan. Farid mengatakan, pejabat yang memiliki jabatan rangkap menjadi salah satu bagian dari sistem itu yang harus dibenahi. Sebut saja jabatan rangkap Deputi Senior Gubernur Bank Indonesia dan Ketua BPK, dan banyak lagi. Sistem semacam ini harus dibenahi karena tidak akan objektif. Syakir mengatakan, KPK sendiri harus pro aktif untuk menelusuri kekayaan dan pertambahan kekayaan para pejabat BUMN dan pejabat negara lainnya berasal dariman. "Jika tidak bisa menjelaskan asal usul kekayaannya, maka mereka dapat dijaring sebagai kelompok atau orang telah melakukan tindak pidana korupsi." Ia mengemukakan, berapapun jumlah pejabat BUMN yang korup, jika sistem manajemen, sistem pemerintahan, dan sistem anggaran tidak dibenahi, laporan itu tidak ada artinya. Ibarat mengurai benang kusut. "Percuma saja mereka dijebloskan ke penjara kalau sistemnya tidak dibenahi. Bukan personnya yang harus dibenahi, tapi sistemnya. sistemnya yang memaksa kita untuk korupsi," tukasnya. Menurutnya, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) hanya perlu mengontrol saja pelaksanaan pemberantasan korupsi - tidak perlu repot-repot membuat ketentuan atau mengeluarkan surat keputusan lagi karena ketentuan perundang-undangan sudah sangat jelas. Kalau ada pejabat yang sampai sekarang belum juga melaporkan jumlah kekayaannya, itu termasuk pelanggaran. Sebab payung hukum maupun teknis pelaksanaannya sudah sangat jelas, KPK pun memiliki data kekayaan setiap pejabat. Tinggal melaksanakan saja - tanpa harus berpusing-pusing, apalagi harus berdebat segala. Jusuf Syakir menyebutkan, dalam Pasal 20 Artikel Konvensi PBB tentang Anti Korupsi [akhir Desember 2003], disebutkan bila seorang pejabat publik memiliki kenaikan kekayaan secara siginifikan dan yang bersangkutan tidak menjelaskan, yang bersangkutan termasuk dalam tindakan pidana korupsi. Konvensi PBB tersebut kini sedang diratifikasi di DPR. Syakir mengemukakan, tidak sulilt untuk menelusuri pertambahan kekayaan mereka dari pendapatanny sebagai pejabat atau dari yang lain, karena pijakan hukum maupun teknis prosedur-nya sudah sangat jelas bagi aparat penegak hukum. "Saya yakin KPK memiliki daftar kekayaan semua pejabat negara, sebab daftar kekayaan pejabat yang dulu ada pada KPKPN sudah diserahkan seluruhnya pada KPK, sedangkan pejabat baru sudah melaporkan kekayaannya," kata Jusuf Syakir. Jusuf Syakir salah seorang pejabat yang waktu itu bersama Yusril Ihza Mahendra ikut menandatangani konvensi PBB tentang Anti Korupsi. Dengan demikian, dari dasar konvensi PBB itu, sama saja setiap pejabat yang diduga korup, sudah harus melakukan pembuktian terbalik. (fur/tps) [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **