** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **SOLO POS Edisi : Selasa, 28 Februari 2006 , Hal.4 Menuju profesionalisme TNI Diskursus publik tentang TNI sekarang tanpa dwifungsi, memposisikan TNI sebagai organ negara yang populer. Sekaligus berada di puncak piramida kesan masyarakat. Tetapi, dengan beredarnya isu anggota TNI akan diberi peluang untuk menggunakan hak pilih, opini publik saat ini mengisyarakatkan akan menurunkan popularitas TNI. Penilaian positif masyarakat atas keberadaan TNI itu, terutama disebabkan karena publik meyakni, TNI sekarang sedang merujuk kepada penciptaan kekuatan bersenjata yang profesional. Dengannya, TNI teguh berdiri di atas landasan profesionalisme sebagai pengabdi kepentingan negara dan bangsa, bukan selaku pekerja politik, sebagaimana eksis di masa lalu, yang kala ituterkenal dengan sebutan TNI pretorian. Tetapi, diberikannya peluang anggota TNI untuk memilih dalam Pemilu 2009, membuat rakyat mengkhawatirkan jangan-jangan anggota TNI tidak lagi dapat menjaga jarak yang sama dengan berbagai aktor politik. Kalau demikian halnya, sangat sulit bagi masyarakat untuk menuntut netralitas TNI di tengah kemeriahan pesta demokrasi mendatang. Salah satu dasar logika tuntutan publik agar anggota TNI tetap tidak menggunakan hak pilih, adalah pengembangan profesi militer. Disadari atau tidak, bila anggota TNI berhasil mempertahankan netralitasnya dengan tidak menggunakan hak pilih, maka lembaga dan anggota TNI akan lebih bisa memfungsikan diri sebagai percontohan, sekaligus keteladanan demokrasi bagi masyarakat di sekitarnya. Tetapi, sebaliknya, manakala penggunaan hak pilih anggota TNI kemudian terbukti merusak netralitas TNI dalam Pemilu mendatang, akan sangat sulit bagi TNI untuk dapat mempertahankan profesionalismenya. Profesionalisme TNI, menuntut setiap anggota TNI berdiri di atas semua individu dan kelompok, yang berkepentingan dengan pesta demokrasi. Ambisi kekuasaan Bila birokrasi militer dan sikap atau perilaku anggota TNI tidak mampu terstruktur rapi, dengan kesatuan jarak sama yang tidak berpihak, netral, serta mampu menjaga jarak yang sama dengan semua kepentingan politik, maka profesionalisme TNI akan lebih mudah dibentuk, sekaligus dipertahankan. Tetapi, manakala anggota TNI kemudian terkotak-kotak dalam pilihan politik, maka profesionalisme TNI bisa kembali terusik oleh ambisi oknum petinggi TNI untuk kembali memainkan peran politik, melalui pesta demokrasi mendatang. Paling tidak, manakala penggunaan hak pilih anggota TNI tidak mampu disikapi dengan baik serta bijaksana oleh kalangan TNI itu sendiri, serta para aktor politik lainnya, bukan mustahil akan tercipta kondisi chaos dalam hubungan internal TNI. Di samping antara TNI dengan pihak lain. Sesuatu yang amat patut dikaji mendalam, adalah dampak negatif penggunaan hak pilih anggota TNI, dalam kaitannya dengan kemungkinan TNI di bawah kendali kekuasaan aktor politik. Di samping di bawah kontrol partai politik yang memenangkan Pemilu, atau yang kemudian memposisikan keberadaannya sebagai oposisi. Sebab, popularitas TNI profesional, dapat dimanfaatkan pihak lain untuk menyurutkan beredarnya opini publik yang tidak menguntungkan pihak tertentu. Di samping, sebaliknya, bermanfaat besar guna mendongkrak perolehan suara kontestan (peserta Pemilu). Sebaliknya, andaikan anggota TNI tetap dibiarkan tidak menggunakan hak suara, netralitas mereka akan berfungsi maksimal sebagai public relations-nya kepentingan seluruh unsur penyelenggara Pemilu. Termasuk bagi seluruh kontestan yang berlaga di pesta demokrasi itu sendiri. Netralitas TNI akibat tidak diberikannya hak pilih pada Pemilu, diharap bisa menjamin konflik yang stabil, sebagaimana disebut Herbert Feith dalam analisisnya tentang hubungan Presiden Soekarno dan pimpinan Angkatan Darat pada zamannya. Stabilitas konflik merupakan ciri demokrasi, karena tidak ada satu pun momentum demokrasi, yang tidak ditandai kompetisi serta ketegangan di antara sejumlah aktor demokrasi itu sendiri. Akomodasi kepemimpinan Posisi netral TNI, terutama ketika setiap anggota TNI ikhlas tidak memakai hak pilihnya (kendati atas perintah undang-undang), memberi atensi lebih besar bagi petinggi dan seluruh prajurit TNI di lapangan, dalam meningkatkan kesejahteraan pribadi serta keluarga di satu sisi, serta peningkatan profesionalisme TNI di sisi lain. Kedua tujuan itu relatif lebih mudah diwujudkan, manakala terdapat kesetiaan prajurit dan perwira TNI terhadap kepentingan nasional, di atas setiap kepentingan subyektif kontestan yang tengah berlaga dalam Pemilu. Keberhasilan TNI menjaga jarak yang sama terhadap setiap kontestan Pemilu 1999 dan 2004 pada khususnya, secara bertahap tetapi pasti telah berhasil menghapus kesan publik atas hegemoni militer di masa lalu. Di samping, yang tidak kalah pentingnya, juga berhasil membangun akomodasi kepemimpinan sipil-militer, sebagaimana eksis sekarang. Iklim ketegangan sipil-militer, yang pernah eksis di masa lalu, yaitu ketika ABRI berada dalam kotak kepentingan atau menjadi pendukung kekuatan politik tertentu, merenggang di bawah sikap anggota TNI yang netral dalam Pemilu. Netralitas TNI itu pula, yang menutup semua bentuk intervensi dan pemaksaan dengan cara militer, seperti terjadi pada pemilu 1997 dan sebelum-sebelumnya. Kita memaklumi, kalau sebagai manusia biasa, sekaligus selaku warga negara, wajar sekali jika setiap anggota TNI diperbolehkan menggunakan hak pilihnya. Tetapi, demi menjamin kepentingan keberhasilan yang lebih besar, naga-naganya akan lebih bijaksana, serta lebih besar manfaat ketimbang mudharat-nya, bila anggota TNI dibiarkarn tidak menggunakan hak pilihnya dalam Pemilu legislatif dan eksekutif, di masa-masa mendatang. *) Novel Ali, dosen Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Diponegoro,Semarang. - Novel Ali [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **