** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2006/2/28/b1.htm Dari Warung Global Interaktif Bali Post Hindari Persaingan tak Sehat, Tingkatkan Kreativitas Perajin TERPURUKNYA kondisi pariwisata Bali sangat berdampak pada berbagai sektor penunjangnya. Salah satunya adalah sektor kerajinan yang kini turut serta pemasarannya anjlok. Bahkan, nilai ekspornya turun sebesar 50% dari tahun sebelumnya. Tentu hal ini berdampak jelas pada perputaran ekonomi Bali. Walau ada yang mengatakan bahwa tidak saja di Bali atau Indonesia, tetapi memang ekonomi dunia juga sedang sepi. Di samping itu peran pemerintah dalam keseragaman harga kerajinan juga perlu ditinjau untuk menghindari adanya persaingan tidak sehat antarperajin. Faktor keamanan dan kenyamanan wisatawan yang datang juga perlu dijaga. Untuk itu masalah-masalah besar harus dituntaskan terlebih dulu, seperti kasus Amrozy yang sampai saat ini kepastian hukumnya belum ada. Tanpa ada kepastian hukum maka pulihnya kondisi pariwisata Bali akan sulit. Di pihak perajin saatnya sekarang berkreativitas yang lebih baru lagi. Untuk memulihkan ekonomi desain perlu dimodifikasi. Jadi kreativitas perajin ha rus ditingkatkan. Demikian terungkap dalam acara Warung Global yang disiarkan secara langsung oleh Radio Global FM 96,5, Senin (27/2) kemarin. Acara ini juga dipancarluaskan oleh Radio Genta Bali dan Singaraja FM. Berikut rangkuman selengkapnya. ----------------------------------------------- Pande di Pandak Gede mengatakan bahwa Bali adalah pariwisata dan pariwisata adalah Bali, Bali identik dengan pariwisata. Keadaan ini sudah diseting sejak dulu, di mana hal di luar pariwisata terlupakan maka terjadilah seperti sekarang. Pada saat kunjungan wisatawan turun harus dicari sumber atau biang penyebabnya. Karena semua ini kembali pada pencitraan Bali atau pencitraan pariwisata. Inilah yang harus kita jaga. Yadnya di Karangasem memberi kepastian karena banyak wisatawan asing yang dulu hanya berkunjung tertarik dengan barang-barang khas Bali, kemudian datang ke Bali berikutnya dia bersekolah seni, baik seni ukir, tari dan lain sebagainya. Selanjutnya tahu bagaimana cara membuatnya. Otomatis anjloknya produk Bali karena ada barang-barang yang sama dengan di Bali misalnya tamu Malaysia mengatakan bahwa ada produk yang sama di dekat negara tersebut. Maka dari itu dinas terkait agar segera menyelesaikan kasus yang menggerogoti negara seperti kasus Amrozy, Poso. Sehingga wisatawan tidak takut untuk datang ke Bali. Harus diketahui pula bahwa tamu lebih mengenal Bali. Mereka mengatakan bahwa Bali adalah mukanya Indonesia. Mursi di Jl. Supratman Denpasar menyoroti masalah keamanan yang harus diperhatikan di samping juga faktor adanya persaingan bisnis yang jelek, sehingga orang asing membanding-bandingkan antara satu artshop dengan artshop yang lain. Lebih baik pihak terkait menyeragamkan harga. Kak Batu di Ubung Kaja menjelaskan bahwa ia banyak memiliki tamu asing yang berbisnis di Bali. Mereka mengatakan bahwa stok yang dibeli di Indonesia tahun sebelumnya belum laku di negaranya. Hal ini terjadi sejak perang Irak, di mana daya beli produk furniture lesu, bukan karena terpuruknya pariwisata Bali, tetapi kenyataan global mereka tidak membelanjakan uangnya untuk membeli produk. Tamu yang mengatakan ini berasal dari Prancis dan memiliki usaha di seluruh dunia. Hal yang harus diatasi adalah penyelesaian kasus bom Bali secara maksimal. Komang Ari di Ubud menambahkan, kalau di layar TV disebutkan bahwa untuk pengembalian pariwisata Bali baik promo maupun lainnya dianggarkan dana oleh pemerintah mencapai Rp 63 milyar, dinilai tidak perlu. Karena keamanan dan kenyamanannya yang perlu dijaga. Misalnya kasus Amrozy sampai saat ini kepastian hukumnya belum ada. Keamanan tamu tidak ada yang menjamin, tanpa ada kepastian hukum maka pulihnya kondisi pariwisata Bali akan sulit. Teken di Suwat Gianyar menyikapi terkait anjloknya ekspor kerajinan Bali. Menurutnya, kalau kita cermati pariwisata mengalami kehancuran karena, 1) Hancur jelas berpengaruh terhadap bisnis kerajinan. Pariwisata anjlok karena keamanan yang belum tertangani, oleh karena itu satu-satunya jalan memulihkan pariwisata umumnya dan Bali khususnya keamanan ini harus dijadikan fokus. 2) Mutu dan kualitas produk kerajinan harus ditingkatkan. 3) Adanya persaingan tidak sehat antarperajin misalnya dengan kerajinan yang sama saling bom masalah harga, sehingga nantinya merugikan perajin itu sendiri. Kalau begini terus menerus maka akan membunuh perajin itu sendiri, sehingga seharusnya perajin memiliki wadah. Nyoman Ledang Asmara di Denpasar menilai bukan semata disebabkan oleh situasi dunia global, tetapi ulah artshop atau tengkulak-tengkulak perajin yang serakah, misalnya pemberian fee. Akhirnya turis tahu dan merasa dikibuli sehingga lama-lama turis menyesal. Penyebab anjlok lainnya karena jumlah produksi kerajinan berlipat ganda, sementara pemasarannya anjlok karena bom dan adanya kenaikan BBM sehingga biaya atau cost produksi meningkat. Hitam putih semua ini ditentukan oleh sebuah lingkaran antara artshop, travel agent, hotel dan guide. Nyoman Sutawan di Karangasem secara singkat mengatakan bahwa penyebab anjloknya ekspor kerajinan karena belum dieksekusinya Amrozy cs. Sementara I.B. Rai di Sanur menilai bahwa ini dampak dari Bom I dan II, apalagi akan dikeluarkannya UU Antipornografi dan Pornoaksi karena kerajinan tersebut adalah simbolis, misalnya seperti patung putri duyung. Jadi orang yang sering membeli handycraft takut nanti dilarang di bandara. Jadi bisa dikatakan mulai sekarang muncul kendalanya di Bali dibuat tidak nyaman. Cok Rai di Ubud menjelaskan, dalam kondisi lesu, di mana perajin sepi orang-orang bisa melihat grafik yang anjlok, atau tinggi. Dapat dilihat ini adalah sebuah hukum keseimbangan mungkin dulu terlalu tinggi. Bagi perajin di saat sepi harus digunakan untuk berbuat kreatif mendesain sesuatu yang baru dengan penuh inovasi. Yus di Tampaksiring mengatakan karena turis sepi maka otomatis pembeli kurang. Sebaiknya sekarang berkreativitas yang lebih baru lagi. Untuk memulihkan ekonomi desain perlu dimodifikasi. Menurut Ade di Denpasar, harus juga diperhatikan sisi produsen kerajinan itu. Dalam hal ini produsen harus proaktif. Kerajinan itu sama dengan makanan harus selalu dikemas ulang. Kalau kerajinan monoton tanpa ada kreativitas maka secara otomatis menimbulkan kelesuan. Misalnya saja kerajinan sasak ditambah pernik-pernik akhirnya melesat laris. Jadi kreativitas perajin harus ditingkatkan. * panca [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **