[nasional_list] [ppiindia] Mentahnya Saja, Pak!"

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 10 Feb 2006 02:50:34 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.lampungpost.com/buras.php?id=2006020909382615

      Kamis, 9 Februari 2006 
     

      BURAS 
     
     
     

"Mentahnya Saja, Pak!" 



       
      DUA pria mengaku wartawan ke rumah lurah. Saat pembantu menyuguhi teh, 
lurah menanya tamunya, "Mau pisang goreng?"

      "Mentahnya saja, Pak!" jawab sang tamu.

      Mendengar itu pembanttu ke belakang. Tak lama ia muncul lagi dengan dua 
sisir pisang kepok mentah di talam, lalu dihidangkan ke meja.

      "Buat apa pisang mentah dibawa ke depan?" nyonya lurah mengejar pembantu.

      "Bapak-bapak tamu ini yang minta!" jelas pembantu.

      "Ada keluarga yang diabetes?" tukas nyonya.

      "Betul, Bu!" sambut tamu kalah malu.

      "Pisang kepok mentah direbus mengganti nasi, karbonhidrat tinggi, kadar 
gulanya rendah!" lanjut nyonya. "Tapi kok ditaruh di talam? Pembantu, ambil 
plastik kresek agar mudah membawanya!"

      Selesai pisang dimasukkan kresek, tamu pergi dengan menenteng pisang 
mentah.

      "Memangnya siapa mereka?" tanya nyonya.

      "Mengakunya sih, wartawan!" jawab lurah. "Tapi kok tak menanya berita, 
ya? Setelah dapat mentahnya langsung ngacir!"

      "Bukan wartawan beneran, kali!" ujar nyonya. "Jadi bukan cari berita 
tujuan utamanya, tapi cukup dapat mentahnya!"

      "Tapi yang begitu kan merusak citra korps wartawan!" tegas lurah. 
"Apalagi yang seperti itu sekarang banyak sekali!"

      "Perusak citra wartawan bukan cuma operasi batok begitu!" timpal nyonya. 
"Membuat cetakan gambar cabul berformat seolah tabloid juga mengesankan otak 
wartawan mesum melulu! Juga mencetak selebaran berformat mirip tabloid 
memfitnah pejabat atau orang penting dua tiga kali terbit lantas lenyap dari 
peredaran, mengesankan wartawan cuma orang bayaran untuk kepentingan politik 
yang membutuhkan!"

      "Semua itu yang menyebabkan wartawan sering disebut kebablasan!" tukas 
lurah. "Padahal, semua itu sebenarnya cuma ulah orang-orang yang cuma mencari 
untung demi kepentingan pribadi, justru dengan merusak citra profesi wartawan 
yang luhur sebagai pembela kaum lemah, pejuang kemanusiaan--humanisme 
universal!"

      "Juga selaku agen informasi, yang pada era ini merupakan sarana 
pengembangan diri manusia melalui penajaman kognisi, kecerdasannya!" sambut 
nyonya. "Tak kalah penting fungsinya menjalankan kultural edukatif, wartawan 
mengembangkan kapasitas masyarakat mengikuti kemajuan peradaban, prasyarat 
mewujudkan kesejahteraan umum! Tapi kenapa wartawan asli tak membasmi para 
gadungan yang mencemarkan profesinya?"

      "Seperti membasmi wereng?" timpal lurah. "Tak ada justifikasi bagi 
wartawan main hakim sendiri! Kewenangan ada di tangan penegak hukum untuk 
menindaknya karena baik soal gambar cabul, pencemaran nama baik, maupun 
penipuan terhadap warga dengan pemalsuan profesii, sudah diatur UU!"

      "Kalau begitu ada harapan profesi jurnalis akan bersih dari para penyaru 
karena polisi sudah mulai menindak cetakan cabul!" tegas nyonya. "Kebetulan ini 
9 Februari, kita ucapkan: Selamat Hari Pers Nasional" ***
     


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Mentahnya Saja, Pak!"