[nasional_list] [ppiindia] Media Baru dan Rekonstruksi Sosial

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 9 Feb 2006 03:49:29 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/09/opini/2422828.htm

  
Media Baru dan Rekonstruksi Sosial 

William Chang 



Kecepatan dan bobot pengaruh mondial telah menyulap media baru (internet, 
jaringan digital) sebagai jantung dan "pengatur" proses dan lalu lintas 
globalisasi.

Sebagai sarana komunikasi yang mengalami perkembangan terpesat di dunia, 
internet telah merajai dunia media massa. Hingga September 2002, diperkirakan 
605,6 juta pengguna jasa internet sedunia; padahal pada tahun 1995 jumlah 
pemakai internet hanya sekitar 30,6 juta. Dalam sekitar 7 tahun, terjadi 
kenaikan sekitar 2.000 persen (NUA, 2004).

Kehidupan manusia modern sarat akan pengaruh media massa elektronik yang 
ber-virtual learning. Sekarang belum diketahui berapa banyak sarjana dan 
spesialis cetakan media baru sebagai salah satu wadah pendidikan holistik 
lintas lokasi dan birokrasi. Mereka tak wajib masuk keluar ruang kelas untuk 
mendengarkan kuliah-kuliah.

Ruang konstruksi sosial sangat diwarnai oleh media baru yang mendatangkan 
perubahan dan pergeseran sosial. Hanya, dampak ganda media baru perlu disikapi 
dengan arif sehingga masyarakat tidak mudah terjebak dalam perangkap dekadensi 
moral dan spiritual.

Kebaruan media?

Dunia media massa kembali mempertanyakan di manakah letak kebaruan media baru? 
Relativitas kebaruan (newness) dunia media massa modern, menurut Terry Flew 
dari Universitas Teknologi Queensland, Brisbane (2005), tampak dalam relasi 
humanistik antara kemajuan teknologi-teknologi (hardware, software, serta 
muatannya) dan dinamika kultural yang mencakup gaya hidup dan keadaan 
komunitas. Relasi lintas bidang ini mempercepat gerak digitalisasi yang 
mengubah alunan irama hidup manusia secara global. Kelahiran masyarakat 
informasi termasuk buah proses digitalisasi teknologi media massa.

Kebaruan media ini sebenarnya bukan terutama terletak pada kecanggihan 
teknologi modern, melainkan tersembunyi dalam kesadaran batiniah dan perilaku 
insan media massa. Dualisme dunia media massa (sebagai pedang bermata ganda) 
sangat dipengaruhi dan bahkan ditentukan oleh disposisi baru pelaku media 
massa. Jelas, kebaruan ini sama sekali tidak bersifat deterministik, tetapi 
mendukung perubahan dan perbaikan sosial dalam masyarakat kontemporer.

Proses globalisasi media baru melahirkan deteritorialisasi dunia politik, 
ekonomi, dan kebudayaan. Media ini menembus sekat-sekat ruang yang membatasi 
keberadaan manusia. Hanya, apakah kebaruan personal dan teknis ini dengan 
sendirinya menjamin kemaslahatan suatu masyarakat?

Rekonstruksi sosial

Menghadapi keterpurukan bangsa yang sudah sempurna (Kompas, 1/2/2005), kita 
memerlukan suatu rekonstruksi sosial. Keterpurukan yang berkepanjangan ini akan 
memperkencang proses kekacauan dalam tatanan sosial. Salah satu jalur penting 
rekonstruksi sosial adalah media baru yang akan memengaruhi mindset suatu 
bangsa.

Program rekonstruksi ini berusaha membentuk komunitas- komunitas berkeutamaan 
(virtual communities) dengan menekankan peran telepresence dan telementoring. 
Tanpa mekanisme kontrol terpadu dan menyeluruh, rencana perombakan dan 
rekonstruksi sosial dari kawasan kota- kota besar hingga ke daerah-daerah 
terpencil hanya akan tinggal sebuah impian.

Sebagai corong reformasi, media baru akan menyosialisasikan nilai-nilai 
keadaban kontemporer, seperti tanggung jawab, kejujuran, kebaikan, keadilan, 
kesetiakawanan sosial, dan kesejahteraan umum. Proses internalisasi nilai-nilai 
berkeutamaan sosial ini menuntut kepekaan insan pers untuk memasyarakatkan 
informasi-informasi konstruktif.

Tentu, nation building (dan bukan politik identitas seperti sekarang!) sebagai 
konsensus para arsitek negara kita dapat dijadikan acuan sistem rekonstruksi 
ini. Hanya, bagaimanakah aktor utama media baru dapat mengisi kerangka 
rekonstruksi sosial ini dengan itikad-itikad baik guna merevisi dan mereformasi 
iklim sosial?

Rekonstruksi sosial ini akan berjalan baik kalau didukung personalia media baru 
yang bukan hanya terampil, tetapi juga sungguh menyadari pentingnya perbaikan 
lingkungan hukum, politik, ekonomi, sosial, pendidikan, kebudayaan, dan agama.

William Chang 
Pemerhati Masalah Sosial


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Media Baru dan Rekonstruksi Sosial