[nasional_list] [ppiindia] Beras Mahal, Aking Pun Jadi...

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 9 Feb 2006 03:39:45 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.kompas.com/kompas-cetak/0602/09/utama/2423259.htm

 
Kemiskinan
Beras Mahal, Aking Pun Jadi... 


Siwi Nurbiajanti



Seorang perempuan duduk di depan rumahnya sambil membolak-balikkan nasi kering 
yang baru saja diangkat dari tempat penjemuran, Selasa (7/2). Di sampingnya 
duduk suami dan empat anaknya yang masih kecil.

Perempuan itu adalah Sarmini (33), warga Desa Prapag Lor, Kecamatan Losari, 
Kabupaten Brebes, Jawa Tengah. Sejak dua bulan lalu ia dan keluarganya harus 
makan nasi sisa yang dikeringkan atau nasi aking. Masyarakat biasa menyebutnya 
dengan loyang. Di Brebes selama ini loyang digunakan untuk makanan itik.

Makan nasi aking dilakukan keluarga Sarmini karena harga beras mereka rasakan 
sangat mahal. Sementara itu, suaminya, Saroni (35), tidak lagi bekerja.

Menurut Sarmini, selama ini suaminya bekerja sebagai buruh nelayan. 
Kadang-kadang ia ikut melaut, tetapi tidak jarang hanya menjadi kuli angkut 
ikan. Apabila dirata-rata, penghasilan sehari-harinya hanya Rp 5.000 hingga Rp 
6.000.

Untuk itu, Saroni harus bekerja sejak pukul 05.00 hingga 13.00.

Belakangan ini, akibat angin barat dan ombak besar, Saroni tidak berani melaut. 
Padahal, ia memiliki lima anak yang masih kecil. Mereka adalah Karmaja (16), 
Aminul Mukmin (7), Insanul Mutakin (6), Silmi Dinul (3), dan Nazil Muksinin (1).

Karmaja mengikuti jejak ayahnya sebagai buruh nelayan. Ia berhenti sekolah saat 
kelas III SD karena tidak punya biaya. Aminul Mukmin masih duduk di bangku 
kelas II SD Prapag Lor 01. Untuk anak keduanya itu, setiap bulan Saroni 
mengeluarkan biaya pendidikan sebesar Rp 5.000.

Tiga anak lainnya belum bersekolah, tetapi mereka tentunya membutuhkan 
kecukupan pangan.

Dengan kondisinya saat ini, Saroni dan keluarganya terpaksa hidup dalam 
keterbatasan. Jangankan untuk hidup berkecukupan, untuk hidup pas-pasan saja 
sulit.

Untuk makan sehari-hari, selama ini keluarga tersebut membutuhkan sekitar 2,5 
kilogram beras. Harga beras saat ini mencapai Rp 4.500 per kilogram. Dengan 
kondisi saat ini, Saroni tidak mampu memenuhi kebutuhan keluarganya itu. Beras 
tidak terbeli, bahkan untuk menyambung hidup pun ia terpaksa berutang ke tempat 
lain. "Utang kami terus menumpuk, tetapi mau bagaimana lagi," ujarnya.

Karena itu, agar tetap bisa bertahan hidup, ia dan keluarganya lebih memilih 
makan nasi aking. Meskipun sadar bahwa nasi itu tidak sehat, ia tidak bisa 
menghindarkannya. Baginya, kesehatan sudah bukan hal utama lagi. Yang 
terpenting, anak-anaknya bisa makan cukup.

Sisa makanan

Aking merupakan nasi sisa yang masih dalam kondisi baik maupun sudah basi yang 
kemudian dijemur atau dikeringkan. Tidak jarang nasi aking berasal dari sisa 
makanan orang, yang sudah bercampur sayuran dan kemudian dipilah kembali. Aking 
bisa diperoleh masyarakat dengan cara membelinya maupun membuat sendiri.

Sebelum dimasak, aking dicuci terlebih dulu, seperti halnya beras. Setelah itu 
dicampur dengan air dan ditanak. Menurut Sarmini, agar enak dan rasanya gurih, 
sebaiknya aking ditanak dengan campuran parutan kelapa.

Jika tidak ada kelapa, aking ditanak apa adanya tanpa bumbu hingga matang. 
Aking yang sudah matang bentuknya seperti nasi biasa, tetapi berwarna kuning 
kecoklatan dan lebih lembek. Rasa nasi aking lebih hambar daripada rasa nasi 
biasa dan kadang-kadang terasa getir.

Selain Saroni dan keluarganya, di desa itu terdapat warga lain yang juga makan 
nasi aking. Sedikitnya 32 keluarga atau sekitar 64 jiwa setiap hari makan nasi 
aking.

Ratusan keluarga lainnya juga memakan nasi aking, tetapi sebagai campuran beras 
maupun selingan. Semua dilakukan karena ketidakmampuan ekonomi. Berdasarkan 
data Desa Prapag Lor, dari sekitar 1.600 keluarga yang ada di sana, 35 persen 
di antaranya merupakan nelayan dan saat ini semuanya dalam kesulitan ekonomi.

Baik Saroni maupun warga lainnya sangat berharap ada bantuan dari pemerintah 
untuk kelangsungan hidup jangka panjang bagi anak-anak dan keluarga mereka. 
Selama ini Saroni mengaku jarang mendapatkan bantuan dari pihak mana pun. 
Bahkan, saat Pemerintah Kabupaten Brebes membagikan paket bahan pangan untuk 
masyarakat miskin di sana, Selasa, ia tidak mendapatkannya.

Saroni mengaku hanya mendapatkan bantuan beras untuk keluarga miskin atau 
raskin sebanyak tiga kilogram per bulan. Untuk itu, ia harus membayar Rp 3.500.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Beras Mahal, Aking Pun Jadi...