[nasional_list] [ppiindia] Jangan Menutup-nutupi Kemiskinan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Thu, 23 Feb 2006 01:26:50 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.indomedia.com/bpost/022006/23/opini/opini2.htm

 
Jangan Menutup-nutupi Kemiskinan

Satu pernyataan lugas soal kemiskinan dilontarkan Gubernur Kalteng Agustin 
Teras Narang. Gubernur Kalteng meminta media massa jangan menutup-nutupi 
keadaan di lapangan. Dia berharap, media massa bisa mengungkapkan fakta 
sebenarnya tentang keadaan masyarakat Kalteng di tengah kondisi perekonomian 
yang sulit saat ini.

Kondisi dimaksud gubernur Kalteng dalam bahasa formalnya adalah, saat ini 
pembangunan di daerah itu masih memprihatinkan. Tetapi maksud dari ungkapan itu 
yakni masih terjadi kemiskinan di Kalteng.

Kita salut atas sikap kepala daerah seperti gubernur Kalteng ini. Biasanya, 
pejabat lebih suka mendengar hal yang menyenangkan. Demikian juga kalau 
memberikan laporan ke atasan, selalu hal yang yang menyenangkan. Maka hiduplah 
budaya Asal Bapak Senang alias ABS. Sikap ABS sempat menjadi-jadi di era 
sebelum sekarang. Ketika reformasi berlangsung di negeri ini, sikap tersebut 
turut digugat dan praktik ABS nyaris tak terdengar lagi.

Pernyataan Agustin Teras Narang selaku gubernur Kalteng menunjukkan, dia tidak 
ingin menerima laporan ABS dan dia sendiri juga menyampaikan laporan ke atasan 
tidak ABS. Setidaknya ini bisa kita simak dari ucapannya yang dikutip dalam 
pemberitaan. Gubernur Kalteng menyatakan: "Saya minta media tidak 
menutup-nutupi keadaan. Soroti dan beritakan keadaan masyarakat senyatanya. 
Saya juga sudah mengirim surat kepada Menkokesra, Menko Perekonomian dan Bapak 
Presiden untuk bertemu dan berdialog. Saya tidak akan menutup-nutupi keadaan 
kita dan akan saya ceritakan bagaimana kemiskinan yang terjadi di Kalteng."

Paradigma kemiskinan memang perlu diubah. Kemiskinan selama ini dipersepsikan 
sebagai sesuatu yang aib. Oleh karena itu, kemiskinan tidak boleh terjadi. 
Pemikiran yang demikian harus diubah. Sebab tidak seorang pun di muka bumi ini 
yang menghendaki menjadi miskin. Seluruh umat manusia menghajatkan hidup layak 
dan berkecukupan, yang berarti jauh dari kemiskinan. Kalau ternyata takdir 
menentukan orang hidup dalam kemiskinan, maka kita harus berupaya untuk 
mengubah agar orang itu terentaskan dari kemiskinan.

Inilah jalan keluar yang seperti diinginkan Teras Narang, yang dengan jujur 
menyatakan pihaknya berusaha keras melakukan terobosan untuk mencari solusi 
memecahkan masalah yang ada seperti infrastruktur, pendidikan, kesehatan dan 
ekonomi kerakyatan.

Angka kemiskinan di Kalteng cenderung meningkat. Data 2004 menunjukkan, angka 
kemiskinan hanya sekitar 27,6 persen dan pada 2005 meningkat tajam menjadi 41,8 
persen. Angka ini tentu saja membuat miris semua pihak, mengingat Kalteng 
mempunyai potensi sumberdaya alam yang melimpah.

Gubernur Kalteng mengaku terbantu oleh keberadaan media massa baik media cetak 
maupun elektronik di Kalteng, yang mampu mengomunikasikan program pembangunan 
kepada masyarakat. Selain itu, berita yang dilansir media massa juga memberi 
masukan kepadanya untuk melihat kondisi perkembangan di daerah.

Terhadap tantangan gubernur Kalteng ini, media massa harus menerimanya dengan 
semangat tinggi. Momentum yang diletakkan Agustin Teras Narang harus 
dimanfaatkan agar media massa khususnya yang ada di daerah itu, menunjukkan 
peran dan fungsinya. Kesan, media yang hanya menyiarkan berita bagus harus 
dikikis habis. Bersamaan dengan pernyataan gubernur, saatnya media massa 
menginformasikan secara jelas potret daerah. Kalau miskin, ya sampaikan miskin 
tanpa harus mengubah yang pahit itu menjadi manis.

Langkah media massa menyuarakan kemiskinan di daerahnya apa adanya, memang 
menjadi tuntutan profesionalisme. Hal itu dimaksudkan untuk membantu 
transparansi dalam pembangunan daerah. Jadi, masyarakat mengetahui apa yang 
dibangun dan berapa anggarannya sehingga mereka bisa turut mengawasi. 
Pemerintah dan DPRD akan terus mendukung sikap keterbukaan media massa. Kita 
semua harus memahami betul makna peribahasa serapat-rapatnya menyimpan bangkai, 
akhirnya tercium juga.


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Jangan Menutup-nutupi Kemiskinan