** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **Refleksi: Mungkin sengaja penulis arikel Republika ini tidak mengetahui bahwa penyanghan Holocoust sesuai hukum Austria bisa dihukum penjara 10 tahun. Untuk meringankan hukuman, Dr David Irving mengakui bersalah. Alasan mengapa Austria mempunyai peraturan hukum demikian ialah karena sejarah Austria dalam perang dunia II, dan juga Adolf Hitler berasal dari Austria REPUBLIKA Rabu, 22 Februari 2006 David Irving Seberapa kuatkah klaim selama ini bahwa kebebasan adalah prinsip Barat yang mutlak? Andrew Sullivan, saat meledaknya kasus kartun Nabi Muhammad, menuliskannya untuk Majalah Time. ''Prinsip-prinsip Barat sudah jelas. Toleransi? Ya. Keimanan? Mutlak. Kebebasan berekspresi? Tak ada negosiasi,'' tulis sang kolumnis pada pertengahan Januari lalu. Berpekan-pekan kalimat Sullivan menjadi bahasan panas dan mendapat pengaminan di jagat maya. Sampai, akhirnya, pekan ini, pengadilan Austria berkata lain. David Irving, sejarawan Inggris, kemarin menerima vonis tiga tahun penjara atas ''dosa'' yang ia perbuat 17 tahun lalu. Ia saat itu menulis buku Hitler's War yang isinya meragukan terjadinya pembantaian terhadap Yahudi pada era Nazi. Ia, antara lain, tak menemukan fakta adanya kamar gas untuk pembunuhan massal. Apa kabar kebebasan berekspresi? Omong kosong. Austria mengharamkan karya ilmiah Irving. Pandangan kritisnya divonis sebagai Antisemit, sebuah ''dosa'' tak terampunkan di negeri itu, walau hanya sebentuk wacana dan pemikiran dalam buku. Dan, di Eropa, ada 10 negara lain yang menganut asas hukum tersebut. Kita jadi teringat kasus kartun Nabi. Sikap Eropa mengeras setelah menyaksikan rintihan Muslim yang terlecehkan di seluruh dunia. Perdana Menteri Denmark tak sudi meminta maaf. Para pemimpin negara-negara Eropa membelanya. Anggota parlemen Italia dengan provokatif memasang salinan kartun Rasul di kaus oblong. Di mana toleransi? Tidak ada. Kita tak ingin situasi seperti ini berlanjut. Kita, sebagaimana PBB berulang mengimbau, berharap ada penyelesaian nyata dan damai untuk masalah kartun. Ini adalah persoalan amat besar dunia dan kita tak ingin Barat dan Islam diperhadapkan hanya untuk sebuah kekacauan. Kita tentu tak bahagia melihat korban berjatuhan dalam aksi-aksi mengecam Jyllands-Posten di Afghanistan. Kita pun tak berharap kedubes negara-negara Barat menjadi sasaran perusakan di Timur Tengah. Kita juga tak melihat manfaat lomba kartun mengolok-olok Holocaust di Iran. Tapi, kita memang harus mengingatkan bahwa kita hidup setara dengan mereka. Kita harus memberi tahu bahwa dunia adalah milik bersama tanpa kesemena-menaan definisi dari pihak manapun. Akan ada yang terluka saat kebebasan dalam definisi sebuah peradaban menikam yang lainnya. Dunia haruslah buah dari dialog terus-menerus, bukan pengangkangan satu atas lainnya. Barat--yang terwakili oleh Eropa, Amerika Serikat, dan kadang-kadang Australia--sama derajatnya dengan Timur. Dalam istilah kita, ''Berdiri sama tinggi, duduk sama rendah.'' Kisah arogan The West dan The Rest harus ditutup. Tak ada terra nullius yang harus ditaklukkan. Kasus Irving, andai mau kita jadikan pelajaran, adalah contoh bahwa kebebasan yang menikam pihak lain sebenarnya tak bermakna apa-apa. Seharusnya, pelajaran ini pula yang kita sembua bisa ambil dalam kasus kartun Nabi, juga kasus novel Salman Rushdi, film Theo van Gogh, dan lainnya. Dengan demikian, tak ada lagi standar ganda. Kita selama ini amat merasakan standar ganda itu. Kita cukup khawatir peristiwa yang terus berulang akan membuat kita cenderung terbiasa. Namun, satu hal yang tak boleh berhenti adalah tindakan kita untuk mengingatkan. [Non-text portions of this message have been removed] *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. http://groups.yahoo.com/group/ppiindia *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Reading only, http://dear.to/ppi 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral scholarship, kunjungi http://informasi-beasiswa.blogspot.com **