[nasional_list] [ppiindia] Ibadah Haji Mudah "Lho"! + Antara Haji Mabrur dan "Mabur"

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Mon, 16 Jan 2006 00:29:20 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/012006/16/0905.htm


Ibadah Haji Mudah "Lho"!
Oleh H. MOCHAMAD WACHYU 
SEORANG teman yang sudah mampu dari segi ekonomi belum tergerak untuk beribadah 
haji. Ketika membaca banyaknya musibah di tanah suci pada tahun ini malah 
membuat bulu kuduknya berdiri sehingga ia makin jauh saja dari niat berhaji.

Padahal, dibandingkan dengan ibadah haji tempo dulu, maka ibadah haji sekarang 
jauh lebih mudah dan nyaman. Apalagi memakai fasilitas haji plus (dulu ONH 
plus) dengan waktu haji sekira tiga minggu maksimal 27 hari, sedangkan haji 
biasa sampai 40 hari.

Soal niat haji ini tergantung keimanan dan ketakwaan seorang Muslim yang 
tercermin kesadaran akan kewajibannya terhadap Allah SWT. Ia tidak melalaikan 
perintah-Nya yang salah satunya adalah ibadah haji meski termasuk ibadah berat. 
Selain dari niat, haji juga menuntut kemampuan baik fisik dan ekonomi meski 
banyak pula yang dapat berangkat haji sekalipun bila dilihat dari sudut pandang 
manusia tak mungkin seseorang dapat berhaji karena keterbatasan ekonominya.

Sesungguhnya ibadah haji sekarang ini tidak usah dikhawatirkan. Kemajuan 
teknologi masa kini menjadi kemudahan untuk berhaji, misalnya sarana angkutan 
menggunakan pesawat terbang, tidak lagi menggunakan kapal laut. Di tanah suci 
disediakan pondokan, perjalanan darat menggunakan bus mewah ber AC, untuk 
makanan tersedia rumah-rumah makan, toko-toko semarak, bahkan wartel pun 
disediakan.

Tersedianya fasilitas serba-ada, kita syukuri sebagai rahmat dari Allah SWT. 
Nikmati ibadah ini dengan tidak mengurangi tuntunan yang telah ditentukan oleh 
Alquran dan Sunnah. 

Berbeda apabila melaksanakan ibadah haji dengan menggunakan kapal laut memakan 
waktu panjang dengan risiko tinggi tidak menutup kemungkinan jemaah meninggal 
di kapal dan terpaksa jenazahnya pun ditenggelamkan ke laut! Berbulan-bulan di 
tengah lautan jemaah haji betul-betul memerlukan kekuatan fisik dan mental 
serta penuh kesabaran.

Setelah sampai di tanah Arab mereka harus melintasi hamparan padang pasir yang 
seakan-akan tak berujung, gunung-gunung batu yang terjal harus dilewati, dan 
terik matahari menyengat badan. Tidak ada kendaraan lain selain unta-unta yang 
akan membawa mereka berhari-hari dengan perbekalan yang seadanya mengantarkan 
ke dua kota suci Mekah al-Mukarramah dan Madinah al-Munawwarah.

Kebesaran Allah memanggil mereka untuk datang karena kewajibannya sebagai umat 
yang beriman, terik matahari yang menyengat tubuh tidak menjadi penghalang, 
lapar dan dahaga tidak menjadi aral. Mereka berperang melawan keadaan, suara 
parau dari mulut kering menjawab panggilan Allah SWT. 

Bacaan talbiah tak henti-henti memuji syukur keagungan Allah SWT seiring dengan 
langkah unta-unta tunggangan beriring-iringan di tengah padang pasir sebagai 
musafir menuju tanah haram. Inilah perjalanan yang dimuliakan Allah SWT yaitu 
jihad dengan jaminan bagi yang meninggal di dalam perjalanan haji adalah surga!

Betapa mulia jemaah haji yang sekarang sedang berada dalam perjalanan sebagai 
tamu-tamu Allah SWT. Ikhlaskanlah perjalanan ini, serahkanlah segala sesuatu 
kepada-Nya, bertawakal adalah modal utama yang akan mengantarkan kita untuk 
bertakwa guna meraih rida Allah.

Allah SWT memberikan kemudahan-kemudahan pada umatnya, seperti sekarang ini 
diciptakanlah melalui akal pikiran manusia pesawat terbang, jalan raya, 
kendaraan ber-AC dll. sebagai pengganti sarana ibadah pada zaman dahulu. Namun 
kita harus ingat dan jangan terlena walau pun keadaan sudah berubah jauh dari 
tempo dulu. Beratnya perjalanan haji pada hakikatnya tetap sama, baik sekarang 
atau zaman dahulu karena tetap berisiko tinggi.

Suatu contoh, ketika kita berada di dalam pesawat terbang 9-10 jam melintasi 
lautan, gunung, dengan penumpang 450 orang. Apa yang kita lakukan tiada lain 
hanya mendekatkan diri berdoa kepada Allah SWT. Kita pasrah agar terhindar dari 
hal-hal yang tidak kita harapkan, namun sebagai umat yang beriman tidak usah 
takut atau gentar dengan semua ini karena ada Allah SWT. 

Kemudahan lain dari soal makanan dan buah-buahan yang semuanya tersedia bahkan 
berlimpah ruah sehingga mengingatkan kita kepada doa Nabi Ibrahim dalam Q.S. 14 
: 37,"Ya Tuhan kami, sesungguhnya aku telah menempatkan sebagian keturunanku di 
lembah yang tidak mempunyai tanaman di dekat rumah engkau (Baitullah) yang 
dihormati, ya Tuhan kami (yang demikian itu) agar mereka mendirikan salat, maka 
jadikanlah hati sebagian manusia cenderung kepada mereka dan beri rezeki mereka 
dari buah-buahan, mudah-mudahan mereka bersyukur". 

Dampak ekonomi haji begitu dahsyat bukan sebatas buah-buahan, sayuran, namun 
kondisi dua kota suci ibarat malam bagaikan siang, tak pernah mati selama 24 
jam. Hotel-hotel berbintang menjulang tinggi dan mobil mewah memadati 
jalan-jalan raya serta segala peralatan mutakhir dengan teknologi canggih. 

Kegersangan tak tampak lagi karena ditanami pepohonan yang hijau menghiasi 
Makah, Madinah, Arafah, dan daerah-daerah lainnya. Demikian pula Madinah tempat 
perjuangan Rasullah, gedung-gedung banyak dibangun, suatu kemajuan dari 
perubahan zaman, membuktikan kekuasaan Allah SWT yang mengatur rotasi dari 
zaman ke zaman.

Berjejalnya jemaah dari berbagai bangsa merupakan etalase umat Muslim betapa 
besar kekuatan Islam di dunia. Di samping mereka beribadah, juga jembatan 
terjalinnya tali silaturahmi antarbangsa yang beraneka ragam adat istiadat.

Perjalanan panjang melaksanakan ibadah haji, akan menjadi sejarah pribadi yang 
tercatat selamanya di dalam kalbu dan menjadi saksi diri bahwa rukun Islam yang 
kelima telah dilaksanakan. Kita akan bertanya, mabrur kah haji kita?

Kepada siapa harus bertanya kemabruran haji? Tidak akan ada yang dapat 
memberikan jawaban kecuali sudah ada dalam diri sendiri yaitu bertambahnya 
keimanan dan ketakwaan pada Allah SWT. Tercermin dari perubahan perilaku menuju 
ke arah kebaikan, dengan tutur kata yang baik, dan dermawan (menyayangi 
sesama).*** 

Penulis, purnawirawan polisi Polda Jabar.

++++

http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/012006/16/1101.htm



Antara Haji Mabrur dan "Mabur" 

MULAI Senin hari ini (16/1) sebanyak 30.000 jemaah haji Jawa Barat secara 
bertahap tiba kembali ke kampung halamannya. Sedangkan haji plus malah sudah 
menginjakkan kakinya kembali ke tanah air mulai Sabtu (14/1) seperti jemaah 
haji "Megacitra" dan "Safari Suci".

     
      PELUK cium dan tangisan tak terelakkan saat menyambut kepulangan jemaah 
haji.*ANDRI GURNITA/"PR" 

Untuk jemaah haji plus (dulu ONH plus) sudah mulai berdatangan ke tanah air. 
Suasana kedatangan jemaah haji plus Megacitra, Sabtu lalu (14/1), penuh dengan 
tangis bahagia. Apalagi setelah terjadi musibah di Jamarat yang menimbulkan 
syuhada haji sampai ratusan orang. 

"Alhamdulillah, semua jemaah haji Megacitra pulang dan menginjakkan kakinya 
kembali ke Kota Kembang dengan selamat. Semoga kami semua menjadi haji mabrur 
dan mabrurah," kata pembimbing haji "Megacitra", KH. Ujang Muhammad.

Sambil menahan rasa capek setelah lebih dari tiga minggu melaksanakan ibadah 
haji, seorang haji masih berusaha tersenyum ramah ketika turun dari bus. Peluk 
cium dan tangisan pun tak terelakkan begitu ia mendekati anggota keluarganya 
yang sudah berjam-jam menjemputnya.

Menurut pembimbing haji "Safari Suci", K.H. Dr. Miftah Faridl, motivasi utama 
berhaji untuk ibadah dan mencari rida Allah yang nantinya berujung kepada gelar 
haji mabrur/mabrurah. "Haji mabrur bagi lelaki dan mabruroh bagi perempuan 
ditentukan selama melaksanakan ibadah dan pascahaji. Kalau setelah haji 
amalannya makin mantap insya Allah ia mabrur," katanya.

Ustaz Miftah merujuk kepada sebuah hadis Nabi Muhammad,"Aisyah salah seorang 
istri Rasul pernah bertanya pada Rasulullah SAW. "Kami melihat jihad sebagai 
amal yang paling baik. Tidakkah kami (wanita) ikut juga berjihad?" Dengan penuh 
kasih Rasul menjawab, "Bagi kalian ada jihad yang paling utama yaitu haji 
mabrur" (H.R. Bukhari). 

Ritual haji seperti ihram, tawaf, sai, wukuf, mabit, melontar jumrah, dan 
lain-lain merupakan suatu hal penting. "Namun, selain memahami syariat jemaah 
haji juga perlu memahami hal paling penting dari ibadah haji yakni hakikatnya. 
Ritual walau tidak boleh ditinggalkan, hanyalah wahana untuk tujuan haji yang 
sebenarnya," katanya. 

Pembimbing haji KBIH Pusdai Jabar, Ustaz H. Badrudin, M.Ag., mengutip pendapat 
Ibnu Qudamah dalam Kitab "Minhajul Qashidin" yang menyebutkan hal-hal yang 
harus diperhatikan untuk mencapai haji mabrur. "Antara lain harus membebaskan 
diri dari urusan kesombongan duniawi. Jika ingin membawa bekal, maka hendaknya 
bekal yang paling utama adalah bekal amal untuk akhirat," katanya. 

Para dhuyufullah (tamu-tamu Allah) harus mewaspadai agar amal-amalnya tidak 
rusak karena riya dan karena ingin membanggakan diri. "Saat ibadah haji kita 
dididik untuk hanya mengharap dari Allah agar seruannya diterima dan takut bila 
tidak dikabulkan. Mengiringi doa dengan perasaan harap, roja, dan takut, 
khouf." ujarnya.

Banyak pelajaran dari ritual haji yang harus dipetik agar bisa mengantarkan 
menjadi haji mabrur dan mabrurah. "Misalnya, melempar jumrah berarti tunduk 
kepada perintah Allah dan memusuhi syetan. Saat tawaf bermakna harus selalu 
dalam poros Allah di setiap perbuatan sembari mengharap keridaan-Nya," katanya.

Ustaz H. Badrudin menambahkan, melaksanakan ibadah haji bukan hanya mengadakan 
perjalanan fisik sampai ke Mekah dan Madinah. "Namun, yang paling utama adalah 
perjalanan spiritual yang nantinya akan diimplementasikan setelah pulang dari 
ibadah haji. Ibadah penuh dengan makna dan hakikat perjalanan manusia yang amat 
sayang apabila tidak ditindaklanjuti setelah kembali ke tanah air," katanya.

Di kalangan jemaah haji, menurut Ustaz Badrudin, terdapat dua istilah yakni 
haji mabrur dan haji "mabur" atau istilah kerennya haji mardud. "Kalau haji 
mabrur sudah jelas amal-amalnya setelah pulang dari haji semakin baik dan 
bertambah baik ritual maupun sosial," jelasnya.

Namun, haji "mabur" atau hanya terbang ke tanah suci berbanding terbalik 180 
derajat dengan haji mabrur sehingga kinerja amal-amalnya juga menurun. "Kita 
sayangkan apabila jemaah haji menjadi haji 'mabur' karena niat awal sudah salah 
sekadar berwisata, berbelanja, ingin dipuji, atau menjaga gengsi," ujarnya.

Sedangkan pengurus KBIH Yamisa Soreang, H. Seproni Hidayat mengatakan, setiap 
mukmin mempunyai keinginan dan kerinduan memenuhi penggilan Allah SWT ber-haji 
ke baitullah. "Dari ucapan awal talbiyah saja sudah tergambar bahwa tujuan 
jemaah haji adalah ibadah memenuhi panggilan Allah mencapai haji mabrur. 
Labbaik Allahumma labbaik (Kami hadir, hadir memenuhi panggilan-Mu ya Allah, 
red)," katanya. 

Talbiyah yang dipekikkan jutaan jamaah haji dari seluruh pelosok dunia, menjadi 
bukti konkret ketakwaan sejati pada Allah SWT tanpa membedakan warna kulit, 
status sosial, pangkat, jabatan. "Kesungguhan setiap manusia untuk meraih takwa 
yang salah satunya melalui ibadah haji itulah yang membedakan kemuliaan satu 
dengan yang lainnya," ucapnya. (Sarnapi/Achmad Setiyaji/"PR")***


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Ibadah Haji Mudah "Lho"! + Antara Haji Mabrur dan "Mabur"