** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/19/o4.htm Penggunaan sarana pengolahan/mesin apakah cukup layak atau tidak dalam pembebanan biayanya, pembayaran biaya teknisi/staf ahli/mandor apakah masuk akal atau tidak, biaya proses pengolahan yang baku, dan seterusnya. Secara struktur manajemen apakah sudah cukup capable organisasi pemerintah/PT Pertamina mulai dari mengelola, pendistribusian, menentukan harga pokok, kualitas produk yang dijual, serta pelaporan keuangan yang disampaikan. Di Balik Alasan Pemerintah Hapus Subsidi BBM Oleh I Nyoman Sugiarta SUBSIDI BBM kini menjadi momok yang menghantui pemerintah dengan berbagai argumentasi untuk menghapuskannya, mulai dari distribusinya dinilai tidak adil kepada rakyat kebanyakan yang berhak menikmati, pola hidup rakyat menjadi konsumtif, dan tidak efisien. Selama ini alasan klasik dari pemerintah bahwa yang kebanyakan menikmati subsidi adalah kelas menengah atas, sementara rakyat kecil kebanyakan terabaikan. Alasan klise ini menjadi isu sentral menjelang pemerintah akan menaikkan harga BBM. Untuk menguji derajat kebenaran alasan pemerintah tersebut perlu adanya pengkajian lebih jauh agar dampak ekonomis maupun politisnya justru tidak semakin menyengsarakan rakyat itu sendiri. Pada akhirnya apakah rakyat hanya dijadikan bumper atas segala rekomendasi dalam mengeluarkan kebijakan oleh pemerintah dalam menghapus subsidi. Langkah kritis ini harus kita cermati secara rasional dengan menggunakan nalar yang lebih logis. Apakah memang benar dan masuk akal alasan pemerintah tersebut diterapkan dalam kondisi bangsa saat ini? Apakah kiranya ada alternatif lain yang lebih profitable dalam mencari solusi yang menguntungkan semua pihak. Karena selama ini dalam upaya pemerintah menaikkan harga BBM selalu memakai alasan yang klasik/serupa berlindung di balik kepentingan atas nama rakyat, yang justru tidak menyelesaikan masalah rakyat yang sebenarnya. Kalau kita kaji secara cost of product dari harga minyak ada dua indikator secara garis besarnya yang ikut berperan harus dipertimbangkan dalam upaya menaikkan suatu harga. Pertama, kita tinjau dari struktur biaya langsung dalam pembentukan harga pokok tersebut, apakah sudah relevan atau tidak sehingga dapat menghasilkan output yang compertable. Kedua, biaya tidak langsung yang merupakan biaya yang sifatnya penunjang dalam upaya memperlancar proses produksi suatu produksi. Komponen biaya ini biasanya memegang peran yang cukup penting dalam pembentukan harga pokok suatu produk. Ini menyangkut penggunaan sarana pengolahan/mesin apakah cukup layak atau tidak dalam pembebanan biayanya, pembayaran biaya teknisi/staf ahli/mandor apakah masuk akal atau tidak, biaya proses pengolahan yang baku, dan seterusnya. Secara struktur manajemen apakah sudah cukup capable organisasi pemerintah/PT Pertamina mulai dari mengelola, pendistribusian, menentukan harga pokok, kualitas produk yang dijual, serta pelaporan keuangan yang disampaikan. Di samping itu, kiprah partai politik ikut pula memberi andil atas buruknya kinerja perusahaan negara tersebut berjalan benar dan sehat. Banyak tangan tak terlihat ikut bermain menjerumuskannya, sehingga sulit dapat bersaing sewajarnya. Dilema Subsidi Kini subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat bagai duri dalam daging yang menggerogoti anggaran keuangan negara. Dilema pelik yang menggigit ini, tidak terlepas kurang tegas dan mendidik masyarakat oleh pemerintah. Bahkan ada kesan di mana subsidi sering dipakai landasan politik yang baku dalam melestarikan kekuasaan. Masyarakat dimanja oleh subsidi agar pemerintah terkesan peduli kepada rakyat. Budaya yang tidak mendidik ini memberi sisi buruk pada pola hidup masyarakat akan cenderung konsumtif pada level masyarakat tertentu. Kalau kita perhatikan, tujuan subsidi pada dasarnya cukup strategis bagi negara, ditinjau dari sudut politik, ekonomi, dan sosial budaya. Kalau dilihat dari aspek pembangunan suatu bangsa, subsidi memberi daya dorong/rangsangan agar daya beli masyarakat dapat tumbuh lebih cepat/baik. Masyarakat pada level tertentu dapat terayomi dengan tingkat harga dan waktu tertentu. Ini untuk dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat bisa berjalan lebih lancar. Peran subsidi ini pada dasarnya adalah menalangi kelemahan dari daya beli masyarakat agar dapat tumbuh lebih baik kalau tidak disubsidi. Sifat penalangan ekonomis ini hanyalah sementara sambil menunggu tumbuhnya kekuatan daya beli masyarakat secara menyeluruh, sebagai kekuatan ekonomi negara. Momentum kapan subsidi tersebut seharusnya mulai dikurangi secara bertahap, dan kepada siapa seharusnya yang berhak menerima selanjutnya, ini yang menjadi tidak rawan dari kebijakan pemerintah berkuasa selama ini. Seharusnya pemerintah mempunyai pase/tahapan yang jelas dalam menghapus subsidi secara bertahap. Ini memerlukan sosialisasi yang intens di tengah masyarakat agar tidak muncul konflik ke permukaan. Pendekatan dialogis yang intens akan melahirkan komunikasi timbal balik yang saling penuh pengertian. Selama ini muncul kesan, pemerintah berkuasa seperti terjebak pada kebijakan politik yang tidak mendidik masyarakat melihat realitas ekonomi yang nyata. Servis politik dari pemerintah berkuasa agar terkesan penuh perhatian kepada masyarakat, maka terkadang sering membikin masyarakat kecele ketika subsidi mulai dikurangi atau dihapus. Ini dapat dibuktikan, di mana ketika harga BBM dinaikkan, gejolak/reaksi masyarakat secara spontan muncul dalam berbagai perilaku. Semua ini tidak terlepas dari kenikmatan hidup masyarakat di kalangan tertentu mulai terusik maka berupaya memeprtahankannya. Muncul kesan bahwa masyarakat yang terlalu lama menikmati subsidi cenderung akan lebih manja, dan merasa terancam kehidupannya. Reaksi yang dilakukan akan lebih keras pula. Tentu ini menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah untuk mengajak masyarakat melihat realitas kehidupannya dengan perhitungan yang jelas dan tegas. Kinerja Pemerintah Selama ini dalam pengelolaan keuangan negara yang dilakukan pemerintah perlu ditingkatkan kinerjanya. Masih banyak kebocoran anggaran negara yang dilakukan oleh aparatur negara yang berhati culas. Ini tidak terlepas dari peran pengawasan inter dan antarbagian/departemen masih lemah atau tumpang tindih. Untuk menepis kekecewaan masyarakat luas atas usulan penghapusan subsidi secara bertahap, maka pemerintah harus dapat bertindak lebih transparan. Baik dalam bidang hukum, politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Inilah yang menjadi titik rawan pemerintah selama ini. Ketika rakyat mulai sadar/melek, meminta kalkulasi perhitungan harga BBM kepada pemerintah yang kredibel, sering tidak mendapat respons yang memuaskan. Ini yang menjadi kendala pemerintah dengan segenap jajarannya. Di samping itu, apakah kenaikan harga pokok BBM tersebut disebabkan oleh komponen biaya langsung, atau karena manajemen perusahaan yang tidak efisien dalam mengelola. Adanya kejelasan perhitungan ini untuk menghindari adanya perang pernyataan yang berseberangan antara pemerintah dan Pertamina yang dapat membingungkan masyarakat dalam mencari kebenaran. Kalau kita amati secara seksama, beban APBN selama ini dalam pos anggaran rutin, di mana beban bunga utang dan cicilan pokok begitu tinggi. Masih adanya beban yang disebabkan oleh dana BLBI, yang disebabkan oleh bankir nakal sebelumnya, kini harus disisihkan secara periodik pembebanannya kepada anggaran negara. Di samping itu, adanya perencanaan atau peruntukan utang yang tidak jelas dari rezim peninggalan sebelumnya, kini mulai muncul kewajibannya. Seharusnya para penilep dana masyarakat tersebut dapat ditangani oleh pemerintah secara adil sesuai hukum yang berlaku. Namun sampai kini keadaannya masih bebas berkeliaran tidak tersentuh hukum. Tentu keadaan seperti ini menjadi sebuah keniscayaan publik bagi pemerintah untuk bertindak fair. Adanya korupsi jumlah dana masyarakat yang begitu besar, dan kini menjadi beban anggaran negara yang ditanggung rakyat, seharusnya ada flash back dari pemerintah untuk melacak sesuai janji yang telah disampaikan. Dengan adanya perjanjian kese pahaman/ekstradisi dengan negara tetangga, Singapura, semoga memberi hasil yang maksimal bagi bangsa kita. Adanya keseimbangan perlakuan pemerintah dengan mengurangi subsidi BBM, dan diikuti dengan upaya memburu para penilep uang negara yang jumlahnya cukup besar akan lebih diterima masyarakat. Ini untuk menepis kesan bahwa pemeritnah terkesan hanya adil kepada koruptor dan tidak adil kepada rakyat yang tidak berdaya. Usaha yang sungguh-sungguh ini sedang ditunggu oleh masyarakat luas sebagai iktikad baik pemerintah memberantas korupsi. Penulis, peminat masalah sosial, dosen Politeknik Negeri Bali, dan mahasiswa Pasca Agrobisnis Unud [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **