[nasional_list] [ppiindia] Di Balik Alasan Pemerintah Hapus Subsidi BBM

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 18 Feb 2005 23:40:44 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/2/19/o4.htm

Penggunaan sarana pengolahan/mesin apakah cukup layak atau tidak dalam 
pembebanan biayanya, pembayaran biaya teknisi/staf ahli/mandor apakah masuk 
akal atau tidak, biaya proses pengolahan yang baku, dan seterusnya. Secara 
struktur manajemen apakah sudah cukup capable organisasi pemerintah/PT 
Pertamina mulai dari mengelola, pendistribusian, menentukan harga pokok, 
kualitas produk yang dijual, serta pelaporan keuangan yang disampaikan.
Di Balik Alasan Pemerintah Hapus Subsidi BBM
Oleh I Nyoman Sugiarta 

SUBSIDI BBM kini menjadi momok yang menghantui pemerintah dengan berbagai 
argumentasi untuk menghapuskannya, mulai dari distribusinya dinilai tidak adil 
kepada rakyat kebanyakan yang berhak menikmati, pola hidup rakyat menjadi 
konsumtif, dan tidak efisien. Selama ini alasan klasik dari pemerintah bahwa 
yang kebanyakan menikmati subsidi adalah kelas menengah atas, sementara rakyat 
kecil kebanyakan terabaikan. Alasan klise ini menjadi isu sentral menjelang 
pemerintah akan menaikkan harga BBM.



Untuk menguji derajat kebenaran alasan pemerintah tersebut perlu adanya 
pengkajian lebih jauh agar dampak ekonomis maupun politisnya justru tidak 
semakin menyengsarakan rakyat itu sendiri. Pada akhirnya apakah rakyat hanya 
dijadikan bumper atas segala rekomendasi dalam mengeluarkan kebijakan oleh 
pemerintah dalam menghapus subsidi. Langkah kritis ini harus kita cermati 
secara rasional dengan menggunakan nalar yang lebih logis. Apakah memang benar 
dan masuk akal alasan pemerintah tersebut diterapkan dalam kondisi bangsa saat 
ini?

Apakah kiranya ada alternatif lain yang lebih profitable dalam mencari solusi 
yang menguntungkan semua pihak. Karena selama ini dalam upaya pemerintah 
menaikkan harga BBM selalu memakai alasan yang klasik/serupa berlindung di 
balik kepentingan atas nama rakyat, yang justru tidak menyelesaikan masalah 
rakyat yang sebenarnya.

Kalau kita kaji secara cost of product dari harga minyak ada dua indikator 
secara garis besarnya yang ikut berperan harus dipertimbangkan dalam upaya 
menaikkan suatu harga. Pertama, kita tinjau dari struktur biaya langsung dalam 
pembentukan harga pokok tersebut, apakah sudah relevan atau tidak sehingga 
dapat menghasilkan output yang compertable. 

Kedua, biaya tidak langsung yang merupakan biaya yang sifatnya penunjang dalam 
upaya memperlancar proses produksi suatu produksi. Komponen biaya ini biasanya 
memegang peran yang cukup penting dalam pembentukan harga pokok suatu produk. 
Ini menyangkut penggunaan sarana pengolahan/mesin apakah cukup layak atau tidak 
dalam pembebanan biayanya, pembayaran biaya teknisi/staf ahli/mandor apakah 
masuk akal atau tidak, biaya proses pengolahan yang baku, dan seterusnya.

Secara struktur manajemen apakah sudah cukup capable organisasi pemerintah/PT 
Pertamina mulai dari mengelola, pendistribusian, menentukan harga pokok, 
kualitas produk yang dijual, serta pelaporan keuangan yang disampaikan.

Di samping itu, kiprah partai politik ikut pula memberi andil atas buruknya 
kinerja perusahaan negara tersebut berjalan benar dan sehat. Banyak tangan tak 
terlihat ikut bermain menjerumuskannya, sehingga sulit dapat bersaing 
sewajarnya. 

Dilema Subsidi 

Kini subsidi yang diberikan pemerintah kepada masyarakat bagai duri dalam 
daging yang menggerogoti anggaran keuangan negara. Dilema pelik yang menggigit 
ini, tidak terlepas kurang tegas dan mendidik masyarakat oleh pemerintah. 
Bahkan ada kesan di mana subsidi sering dipakai landasan politik yang baku 
dalam melestarikan kekuasaan. Masyarakat dimanja oleh subsidi agar pemerintah 
terkesan peduli kepada rakyat. Budaya yang tidak mendidik ini memberi sisi 
buruk pada pola hidup masyarakat akan cenderung konsumtif pada level masyarakat 
tertentu. 

Kalau kita perhatikan, tujuan subsidi pada dasarnya cukup strategis bagi 
negara, ditinjau dari sudut politik, ekonomi, dan sosial budaya. Kalau dilihat 
dari aspek pembangunan suatu bangsa, subsidi memberi daya dorong/rangsangan 
agar daya beli masyarakat dapat tumbuh lebih cepat/baik. Masyarakat pada level 
tertentu dapat terayomi dengan tingkat harga dan waktu tertentu. Ini untuk 
dapat menumbuhkan perekonomian masyarakat bisa berjalan lebih lancar. 

Peran subsidi ini pada dasarnya adalah menalangi kelemahan dari daya beli 
masyarakat agar dapat tumbuh lebih baik kalau tidak disubsidi. Sifat penalangan 
ekonomis ini hanyalah sementara sambil menunggu tumbuhnya kekuatan daya beli 
masyarakat secara menyeluruh, sebagai kekuatan ekonomi negara.

Momentum kapan subsidi tersebut seharusnya mulai dikurangi secara bertahap, dan 
kepada siapa seharusnya yang berhak menerima selanjutnya, ini yang menjadi 
tidak rawan dari kebijakan pemerintah berkuasa selama ini. Seharusnya 
pemerintah mempunyai pase/tahapan yang jelas dalam menghapus subsidi secara 
bertahap. Ini memerlukan sosialisasi yang intens di tengah masyarakat agar 
tidak muncul konflik ke permukaan. Pendekatan dialogis yang intens akan 
melahirkan komunikasi timbal balik yang saling penuh pengertian.

Selama ini muncul kesan, pemerintah berkuasa seperti terjebak pada kebijakan 
politik yang tidak mendidik masyarakat melihat realitas ekonomi yang nyata. 
Servis politik dari pemerintah berkuasa agar terkesan penuh perhatian kepada 
masyarakat, maka terkadang sering membikin masyarakat kecele ketika subsidi 
mulai dikurangi atau dihapus. Ini dapat dibuktikan, di mana ketika harga BBM 
dinaikkan, gejolak/reaksi masyarakat secara spontan muncul dalam berbagai 
perilaku.

Semua ini tidak terlepas dari kenikmatan hidup masyarakat di kalangan tertentu 
mulai terusik maka berupaya memeprtahankannya. Muncul kesan bahwa masyarakat 
yang terlalu lama menikmati subsidi cenderung akan lebih manja, dan merasa 
terancam kehidupannya. Reaksi yang dilakukan akan lebih keras pula. Tentu ini 
menjadi sebuah tantangan bagi pemerintah untuk mengajak masyarakat melihat 
realitas kehidupannya dengan perhitungan yang jelas dan tegas. 

Kinerja Pemerintah 

Selama ini dalam pengelolaan keuangan negara yang dilakukan pemerintah perlu 
ditingkatkan kinerjanya. Masih banyak kebocoran anggaran negara yang dilakukan 
oleh aparatur negara yang berhati culas. Ini tidak terlepas dari peran 
pengawasan inter dan antarbagian/departemen masih lemah atau tumpang tindih.

Untuk menepis kekecewaan masyarakat luas atas usulan penghapusan subsidi secara 
bertahap, maka pemerintah harus dapat bertindak lebih transparan. Baik dalam 
bidang hukum, politik, ekonomi, maupun sosial budaya. Inilah yang menjadi titik 
rawan pemerintah selama ini. Ketika rakyat mulai sadar/melek, meminta kalkulasi 
perhitungan harga BBM kepada pemerintah yang kredibel, sering tidak mendapat 
respons yang memuaskan. Ini yang menjadi kendala pemerintah dengan segenap 
jajarannya.

Di samping itu, apakah kenaikan harga pokok BBM tersebut disebabkan oleh 
komponen biaya langsung, atau karena manajemen perusahaan yang tidak efisien 
dalam mengelola. Adanya kejelasan perhitungan ini untuk menghindari adanya 
perang pernyataan yang berseberangan antara pemerintah dan Pertamina yang dapat 
membingungkan masyarakat dalam mencari kebenaran.

Kalau kita amati secara seksama, beban APBN selama ini dalam pos anggaran 
rutin, di mana beban bunga utang dan cicilan pokok begitu tinggi. Masih adanya 
beban yang disebabkan oleh dana BLBI, yang disebabkan oleh bankir nakal 
sebelumnya, kini harus disisihkan secara periodik pembebanannya kepada anggaran 
negara. Di samping itu, adanya perencanaan atau peruntukan utang yang tidak 
jelas dari rezim peninggalan sebelumnya, kini mulai muncul kewajibannya. 
Seharusnya para penilep dana masyarakat tersebut dapat ditangani oleh 
pemerintah secara adil sesuai hukum yang berlaku. Namun sampai kini keadaannya 
masih bebas berkeliaran tidak tersentuh hukum. Tentu keadaan seperti ini 
menjadi sebuah keniscayaan publik bagi pemerintah untuk bertindak fair. Adanya 
korupsi jumlah dana masyarakat yang begitu besar, dan kini menjadi beban 
anggaran negara yang ditanggung rakyat, seharusnya ada flash back dari 
pemerintah untuk melacak sesuai janji yang telah disampaikan. Dengan adanya 
perjanjian kese
 pahaman/ekstradisi dengan negara tetangga, Singapura, semoga memberi hasil 
yang maksimal bagi bangsa kita.

Adanya keseimbangan perlakuan pemerintah dengan mengurangi subsidi BBM, dan 
diikuti dengan upaya memburu para penilep uang negara yang jumlahnya cukup 
besar akan lebih diterima masyarakat. Ini untuk menepis kesan bahwa pemeritnah 
terkesan hanya adil kepada koruptor dan tidak adil kepada rakyat yang tidak 
berdaya. Usaha yang sungguh-sungguh ini sedang ditunggu oleh masyarakat luas 
sebagai iktikad baik pemerintah memberantas korupsi. 

Penulis, peminat masalah sosial, dosen Politeknik Negeri Bali, dan mahasiswa 
Pasca Agrobisnis Unud


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Di Balik Alasan Pemerintah Hapus Subsidi BBM