[nasional_list] [ppiindia] Sekolah-Sekolah dengan Kurikulum Asing

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 18 Feb 2005 23:49:43 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=157335

Kamis, 17 Feb 2005,

Sekolah-Sekolah dengan Kurikulum Asing 

Tak Sekadar Inggris dan Bule
Banyak sekolah di Indonesia yang mengadopsi kurikulum negara-negara maju. 
Dengan embel-embel sekolah internasional atau sekolah nasional plus, mereka 
menjanjikan pendidikan yang lebih maju dibanding sekolah-sekolah umum lainnya. 
Guru-guru asing pun didatangkan.

Sering kita dengar istilah sekolah international, sekolah nasional plus, 
sekolah standar nasional, dan sekolah standar internasional. Masing-masing 
punya ciri tersendiri. Tidak banyak masyarakat yang tahu arti dari 
masing-masing istilah tersebut. Bahkan, ada sekolah yang memasang embel-embel 
tertentu tetapi sebenarnya standarnya tidak memenuhi.

Di beberapa kota ada sekolah yang menyebut dirinya sekolah internasional. 
Modalnya cuma punya satu bule dan pelajarannya memakai bahasa Inggris. Tentu 
saja hal ini menyalahi aturan. Sebab, pendirian sekolah internasional tidaklah 
mudah. Banyak kriteria yang harus dipenuhi. Izinnya juga langsung dari menteri 
pendidikan nasional. 

Salah satu contoh sekolah internasional adalah Surabaya International School 
(SIS) di Citra Raya International Village, Surabaya. Sekolah ini berdiri pada 
1971 dengan nama American Consulate School. Sejak 1977, sekolah ini berubah 
menjadi Surabaya International School. "Memang diperuntukkan bagi warga asing 
di Surabaya," ujar Hj Hestyawati S., business manager SIS. 

Sekolah yang didirikan melalui Keputusan Mendiknas Nomor 04201/Q/77 ini 
mendapat akreditasi dari Western Association of School and College, sebuah 
lembaga akreditasi internasional yang berada di Amerika. Saat ini siswa 
pribuminya juga mulai ada, meski jumlahnya sangat sedikit. Saat ini sekolah ini 
memiliki 230 siswa, mulai dari Preparation (Pra TK) hingga grade 9 (setara 
SMA). 

Untuk anak Indonesia, syarat pendaftarannya juga tidak mudah. Anak Indonesia 
yang ingin bersekolah di SIS harus mendapat surat rekomendasi dari Departemen 
Pendidikan Nasional (Depdiknas) di Jakarta. Selain itu, masih ada persyaratan 
administratif seperti paspor, kartu susunan keluarga (KSK) dan akta kelahiran.

Sebagai sebuah sekolah internasional, kurikulum yang diberikan untuk anak-anak 
itu tentu bukan kurikulum Indonesia. Di SIS tidak diajarkan pendidikan agama 
dan PPKn. Bahasa Indonesia justru menjadi salah satu pelajaran bahasa asing. 
"Kurikulum dan sistem kami mengacu pada kurikulum Amerika," kata Hesty.

Di negeri Paman Sam itu, menurut Hesty, tak ada kurikulum baku yang ditentukan 
oleh pemerintah. Setiap sekolah mengembangkan kurikulum sendiri sesuai dengan 
kemampuan dan minat siswa. Oleh sebab itu, di sana tak ada ujian akhir yang 
bersifat nasional. "Demikian juga di SIS. Lulusan kami hanya menerima ijazah 
berdasarkan ujian yang kami buat sendiri," jelasnya. 

Lalu, bagaimana nasib lulusan SIS? Dengan kurikulum yang berbeda dengan 
sekolah-sekolah di Indonesia, tentu tidak mudah bagi anak-anak SIS untuk pindah 
sekolah. Itu disadari betul oleh pihak sekolah. "Siswa kami orientasinya 
meneruskan sekolah ke luar negeri. "

Sekolah lainnya yang menyebut diri sebagai sekolah internasional adalah 
Singapore National Academy (SNA) yang terletak di kawasan Pondok Maspion. 
Sesuai dengan namanya, sekolah ini jelas menggunakan kurikulum Negeri Singa 
itu. Tidak hanya soal ujiannya yang harus diimpor dari Singapura. "Text book 
(buku paket, Red) yang kami gunakan, sama persis dengan yang digunakan 
anak-anak di Singapura," jelas Lye Weng Hon, principal (kepala sekolah).

Berdasarkan kurikulum Singapura, ujian akhir secara nasional dilakukan saat 
lulus sekolah dasar. Ujiannya bernama PSLI (Primary Level Leaving Examination). 
"Kami sudah mendapat akreditasi untuk menyelenggarakan ujian itu di sini," kata 
Sophy Alim, general manager.

Jadi, siswa di sana tak perlu terbang ke Singapura jika ingin menempuh ujian 
PSLI. Namun, walaupun PSLI merupakan ujian nasional, siswa SNA tetap tak wajib 
menempuhnya. "Biasanya, siswa hanya menempuhnya untuk mengetahui standar 
kemampuan mereka," sambung Sophy. Dan biasanya, siswa yang sekolah di sana 
adalah mereka yang ingin melanjutkan pendidikan ke Singapura.

Untuk sekolah nasional plus beda lagi. Salah satunya adalah IPH (Intan Permata 
Hati), sekolah Kristen nasional plus yang menyelenggarakan pendidikan dari 
playgroup hingga SMP. 

Menurut Denny, finance manager IPH, kurikulum yang digunakan di sekolahnya 
tetap menggunakan kurikulum nasional. Hanya, bahasa pengantar di sekolah ini 
adalah bahasa Inggris. Sebagian siswa di IPH adalah anak-anak ekspatriat yang 
ada di Indonesia. Ada siswa dari Thailand, Korea Selatan, Amerika Serikat, 
India, Jepang, dan Vietnam. "Tapi mayoritas tetap siswa dari Indonesia," kata 
Denny

Untuk menunjang status sebagai sekolah nasional plus, IPH juga menggunakan 
tenaga pengajar dari luar negeri. Beberapa guru direkrut dari Filipina dan 
Amerika Serikat. Tahun ini, kata Denny, IPH merekrut guru dari India. 

IPH juga menjalin kerja sama dengan Nambour Christian College (NCC) Australia. 
Dengan kerja sama ini, siswa IPH bisa meneruskan studi di NCC tanpa down grade 
(turun kelas). "Misalnya di IPH selesai kelas 4, jika pindah ke NCC bisa 
langsung kelas 5, tanpa harus tes maupun mengulang di kelas 4 lagi," jelasnya

Keuntungan lain dari kerja sama ini sekolah bisa tukar menukar guru maupun 
siswa dengan mudah. "Selain itu, kami juga saling adopsi kurikulum maupun 
teknik mengajar," tambahnya.

Kasi Kurikulum Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jawa Timur Choirul Anam 
mengatakan, sebenarnya Depdiknas tidak punya kriteria sekolah nasional plus. 
Hal itu, kata Choirul Anam merupakan pengembangan kurikulum yang dilakukan 
sekolah masing-masing. "Kebetulan jumlah sekolah yang menyebut diri sekolah 
nasional plus cukup banyak," katanya. 

Jenis yang terbaru, kata Choirul Anam, justru Sekolah Standar Nasional (SSN). 
Ini khusus bagi SMP. Depdiknas telah menunjuk masing-masing dua sekolah di tiap 
Kabupaten/Kota, untuk menjadi SSN. Di Surabaya, SMPN 1 termasuk salah satu 
sekolah yang ditunjuk menjadi SSN. "Sekolah ini dijadikan acuan sekolah lain di 
daerahnya," kata Choirul Anam. 

SSN berbeda degan Sekolah Nasional Plus. Kepala Dinas Pendidikan Surabaya Drs 
Sahudi MPd menjelaskan ada persyaratan khusus untuk menjadi SSN. Misalnya, 
guru-guru di sekolah tesebut harus memiliki sertifikat mengajar. Fasilitas dan 
sarana sekolah juga harus memadai. "Yang paling penting prestasi nasional harus 
pernah diraih dalam jumlah tertentu," jelasnya.

Satu lagi, yakni Sekolah Standar Internasional (SSI). Menurut Sahudi, setelah 
menjadi SSN, sekolah harus mengejar status SSI. Caranya, sekolah harus mendapat 
akreditasi dari lembaga akreditasi internasional. "Bahasa pengantar di SSI juga 
memakai bahasa Inggris," katanya.(tomy c. gutomo)




[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for
anyone who cares about public education!
http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Sekolah-Sekolah dengan Kurikulum Asing