** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum ** Refleksi: Benar bin Ajaib? ++++ Hidayatullah.com, Selasa, 08 Pebruari 2005 "Dan Air Bah Itu Terbelah" Kejadian mencekam itu disaksikan ribuan mata yang menyelamatkan ke bukit. Gelombang tsunami itu terbelah saat mendekati masjid. Dan air bah itu, seakan, tak mau menyentuh rumah ibadah Pada Ahad pagi yang bersejarah itu (26/12/04), seperti biasa, para ustadz dan para santri melakukan kerja bakti di kampus Pesantren Hidayatullah cabang Banda Aceh di Lhok Nga, Aceh Besar. Tiba-tiba terjadi gempa, "Semua yang berdiri tiga-tiba bergoyang-goyang," kata Iskandar Rasyid Ridho, salah seorang pengasuh di pesantren tersebut. Lalu tak lama kemudian terdengar suara keras seperti badai yang bergemuruh. Ustadz Usman Mamang, Pemimpin pesantren tersebut, segera memerintahkan salah seorang santri yang bernama Sa'ban naik pohon kelapa untuk mencari tahu apa yang terjadi. Sa'ban segera menjalankan perintah itu. Setiba di pucuk pohon, Sa'ban melepas pandangan ke berbagai arah. Ketika pandangan diarahkan ke pantai, dia melihat fenomena yang mencengangkan. Dari kejauhan nampak gelombang yang sangat besar tengah bergerak dari laut menuju pantai. Cepat-cepat Sa'ban turun dan melaporkan kejadian yang dilihatnya. Usman ikut tercengang mendengar laporan santrinya itu. Batinnya mengatakan, "Ada bahaya besar yang akan menerjang daerah ini!" Ustadz asal Flores (NTT) itu kemudian memerintahkan semua santri dan warga pesantren lari ke tempat yang lebih tinggi di atas bukit, sementara dia sendiri malah berlari kencang menuruni bukit, menuju Masjid Cot Lam Crueng, di kawasan perumahan di Desa Nusa yang ada di bawah bukit. Begitu tiba di masjid segera disambarnya mikrofon pengeras suara, dan segera mengumumkan peringatan bahaya. "Bapak-Bapak, Ibu-Ibu, ada bahaya gelombang besar dari pantai. Selamatkan diri ke Pesantren Hidayatullah, selamatkan diri ke bukit," teriak Usman berulang-ulang. Banyak orang sudah mendengar suara gemuruh itu dan berlari lintang pukang menjauhi pantai. Sebagian mereka yang mendengar pengumuman dari masjid, segera mengikuti pentunjuk Usman, berlari menaiki bukit, menuju Pesantren Hidayatullah. Sebagian lain memilih menaiki kendaraan, lalu memacu kendaraannya menjauhi pantai. Setelah menyampaikan peringatan bahaya, Usman kembali berlari menaiki bukit. Tidak lama kemudian gelombang besar yang bernama tsunami itu datang menerjang kawasan Lhok Nga. Mereka yang pergi ke atas bukit, Alhamdulillah, selamat. Sedangkan mereka yang memilih lari dengan kendaraannya tak berhasil menyelamatkan diri, karena ternyata ada gelombang yang lebih besar datang dari depan mereka, lalu menelan dan menyeret semua kendaraan yang ada berikut para penumpangnya. Sesudah itu terjadilah sebuah peristiwa yang lebih mengerikan, yakni bertemunya dua gelombang tsunami di desa Glegenteung yang menghasilkan suara dentuman sangat dahsyat dan menyemburatkan bangunan, kendaraan dan manusia ke segala arah. Sejumlah truk nampak terlempar berkilo-kilometer dari posisi semula! Laa haula wa laa quwwata illa Billah. Kejadian mencekam itu disaksikan ribuan pasang mata yang telah menyelamatkan diri ke atas bukit, dengan perasaan ngeri dan takut. Yang menakjubkan para saksi mata, gelombang tsunami nampak terbelah saat mendekati bangunan masjid, seperti tak mau menyentuh rumah ibadah itu, sehingga bangunan itu tetap utuh, sementara semua bangunan di sekitarnya tersapu habis oleh gelombang. Kita tidak tahu, apa rahasia Allah di balik kejadian tersebut. Allahu a'lam bi-shawwab. Akibat kejadian ini, Lhok Nga kehilangan banyak penduduknya. Dari tujuh ribu warga kecamatan ini, yang selamat tidak sampai tiga ribu orang. Mereka saat ini mengungsi di beberapa tempat dataran tinggi . Sekitar dua ribu di antaranya menjadi pengungsi di kampus Pesantren Hidayatullah dan kawasan sekitarnya. *** Pesantren Hidayatullah mulai hadir di bumi Aceh sejak sekitar tahun 1994. Mula-mula berdiri di Desa Nisam, di pinggir kota Lhokseumawe, Aceh Utara. Dirintis oleh Ustadz Chusnul Chuluk dan kawan-kawan. Dua tahun kemudian Ahmad Nurdin, Abdullah, dan Iman Ghazali, para santri dari Pesantren Hidayatullah Balikpapan diutus ke Banda Aceh dan Sabang untuk merintis cabang baru di daerah itu. Berkat usaha mereka bersilaturahim ke berbagai pihak, sambil mengedarkan majalah Hidayatullah, pada tahun 1998, mereka mendapat amanah mengelola sebidang tanah tanah wakaf di Lhok Nga, sekitar 10 km dari Banda Aceh. Alhamdulillah. Dengan Bismillah dan dukungan para simpatisan, Nurdin dan kawan-kawan kemudian mendirikan bangunan di atas tanah itu dan menjadikannya sebagai Pesantren Hidayatullah cabang Banda Aceh. Kini ada sekitar empat puluh santri yang belajar di pesantren ini. Meski masih terbilang sedikit, lambat laun kepercayaan masyarakat semakin besar dengan bertambahnya orang-orang Aceh yang mengirimkan anaknya untuk dididik di Pesantren Hidayatullah. Sejak menjadi tempat pengungsian dan posko Hidayatullah Peduli, keberadaan dan manfaat Pesantren Hidayatullah kian dirasakan masyarakat sekitar. Alhamdulillah wa Syukurillah, segala puji bagi Allah, kita bersyukur kepada-Nya. * (Haryono, Shw/Hidayatullah). Disadur dari rubrik Ta'aruf: "Pesantren Hidayatullah Cabang Banda Aceh Kamp Pengungsi 2000 Jiwa" (Majalah Hidayatullah edisi Pebruari 2005) ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List ** ** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: ** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ ** ** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **