[nasional_list] [ppiindia] Bangun Daya Kritis Bangsa

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 10 Feb 2006 02:35:02 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com 
**http://www.pikiran-rakyat.co.id/cetak/2006/022006/10/0101.htm


Peran Nyata Pers Nasional
Bangun Daya Kritis Bangsa 


BANDUNG, (PR).-
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menegaskan, hanya bangsa yang cerdas yang 
mungkin akan bergerak maju menuju masa depan yang jaya. 

"Bangsa yang tidak cerdas dan tidak memiliki daya kritis sukar untuk maju. 
Salah satu peran pers yang nyata yang kita rasakan adalah membangun daya kritis 
itu," kata Presiden Yudhoyono pada puncak acara peringatan Hari Pers Nasional 
(HPN) 2006 di Gedung Merdeka, Jln. Asia Afrika, Bandung, Kamis (9/2). 

Presiden juga menyatakan, rakyat mendambakan pers yang profesional, memahami 
kode etik, dan mematuhi norma hukum yang berlaku. Tuntutan profesional kini 
menjadi tuntutan publik, mengingat pers hadir setiap hari ke tengah-tengah 
masyarakat.

"Tuntutan profesionalisme itu karena kehadiran pers juga memiliki peranan 
penting untuk mencerdaskan bangsa," ujarnya.

Menurut Yudhoyono, pers memang berperan untuk memperkokoh sendi-sendi dalam 
suatu bangsa, terutama sendi demokrasi. Ia berharap, kehidupan pers masa kini 
bisa berkembang sejalan dengan perkembangan demokrasi. 

"Tidak akan pernah ada demokrasi di suatu negara bila persnya mundur, lemah, 
dan tidak berdaya," katanya. 

Yudhoyono menegaskan, saat ini negara tidak akan membelenggu lagi kebebasan 
pers sesuai dengan peraturan perundangan yang baru. 

Ia menambahkan, kemerdekaan pers tidak berarti setiap insan dapat berbuat apa 
saja tanpa tanggung jawab. Kebebasan tetap harus mengikuti norma-norma dan 
nilai-nilai yang hidup dalam masyarakat. "Hukum harus pula ditetapkan sebagai 
kerangka dan sekaligus sebagai mekanisme untuk menyelesaikan setiap konflik," 
ujarnya.

Dikatakannya, seperti pers yang terjamin kebebasannya, setiap individu, badan, 
organisasi, serta pemerintah maupun swasta, juga terjamin hak-haknya untuk 
tidak dilanggar oleh kebebasan pers itu. 

Pemerintah tidak akan mencampuri persengketaan itu karena akan diselesaikan 
melalui mekanisme hukum dan mekanisme demokrasi yan berlaku. 

Rumusan konvensi

Dalam laporannya, Ketua Umum Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Pusat, Tarman 
Azzam menyampaikan tiga kesimpulan utama yang dicapai dalam Konvensi Nasional 
Media Massa yang digelar Rabu (8/2). 

Pertama, profesionalisme pers Indonesia masih tetap menghadapi ujian berat 
akibat lemahnya penghormatan kepada standar profesi. Kedua, pelaksanaan UU pers 
selama tujuh tahun ini masih belum mulus akibat timbulnya multitafsir sebagai 
konsekuensi dari UU yang lahir secara tergesa-gesa dan euforia. 

"Ketiga, kini kian mendesak tuntutan publik agar segera diwujudkan dan 
ditetapkannya Kode Etik Penyiaran," papar Tarman.

Ia juga meminta pemerintah untuk menghentikan kebijakan terkait meliburkan hari 
kerja sebagai kompensasi dari hari libur sehari sebelumnya yang jatuh pada hari 
libur, dan menghentikan pemberian bayar langsung tunai (BLT). 

"Kedua kebijakan itu tidak memiliki nilai edukasi untuk menciptakan rakyat yang 
berjumlah besar sebagai kekuatan nasional," ujarnya.

Selain itu, terkait perlawanan terhadap proses demoralisasi nasional, Tarman 
menegaskan kembali atas tekad pers nasional untuk mendukung tekad SBY 
memberantas KKN. "Kami mengharapkan Bapak Presiden selamanya teguh dan tegar 
melaksanakan tugas yang mulia ini demi kebangkitan dan kejayaan Indonesia," 
kata Tarman.

PWI sekarang telah menjadi wadah terbesar wartawan Indonesia dengan jumlah 
anggota 14.000 wartawan yang tersebar di seluruh Indonesia hingga luar negeri.

Selain itu, Tarman menambahkan 17 poin yang merupakan autokritik dunia pers, 
hasil dari konvensi nasional yang digelar Rabu (8/2). 

Autokritik dunia pers itu antara lain masih dijumpai berbagai kelemahan atau 
kekurangan terkait autokritik, sebagian besar pers nasional belum melaksanakan 
secara optimal fungsi pers sesuai dengan tuntutan bangsa. 

Lantas, masih lemahnya aspek manajemen pers sehingga mengakibatkan munculnya 
berbagai kelemahan lainnya di tubuh pers. Pers juga belum memiliki atau 
melaksanakan agenda setting yang sejalan dengan agenda reformasi. 

Autokritik juga menyangkut industri pers. "Dominasi pemodal yang menguasai 
pemberitaan untuk kepentingan bisnis maupun politik melemahkan independensi 
pers, sehingga perjuangan reformasi pers terutama hanya dinikmati para 
pemodal," ungkap Ketua Umum PWI Pusat.

Hal lain yang dikritisi adalah sebagian pers lebih mengutamakan mengungkapkan 
sensasi dari pada konteks berita. 

Peringatan HPN 2006 dihadiri Ketua Mahkamah Konstitusi, para menteri Kabinet 
Indonesia Bersatu, anggota parlemen, Gubernur Jawa Barat beserta Ibu Danny 
Setiawan, Ketua DPRD Provinsi Jawa Barat, Muspida Jawa Barat, para gubernur 
seluruh Indonesia, bupati dan wali kota se-Jawa Barat, ketua dan anggota dewan 
pers, pimpinan organisasi-organisasi pers nasional, pimpinan media massa 
seluruh Indonesia, delegasi HPN 2006 dari seluruh Indonesia, berikut utusan 
organisasi kewartawanan dari negara ASEAN.

Penghargaan

Acara bertajuk "Jamuan Makan Malam Gubernur Jabar Bersama Insan Pers" dalam 
rangka HPN 2006 dan HUT ke-60 PWI pada Kamis (9/2) dibuka Ketua Umum PWI Pusat, 
Tarman Azzam dengan mengajak hadirin mengheningkan cipta atas meninggalnya 
seniwati Tati Saleh, wartawan Trijaya FM, M.Firman, dan tokoh pers Jabar H. 
Syamsuyar Adnan. 

Dalam gelaran ini diberikan penghargaan bagi mitra kerja PWI yang berasal dari 
pers dan turut aktif menyelenggarakan HPN 2006. Penghargaan diberikan kepada 
Gubernur Jabar Danny Setiawan, Ketua DPRD Jabar H.A.M. Ruslan, dan Wali Kota 
Bandung Dada Rosada. 

Penghargaan juga diberikan untuk kategori kesetiaan profesi 30 dan 40 tahun 
mengabdi di dunia pers Indonesia. Penghargaan 30 tahun diberikan kepada Ilham 
Bintang, H.A.M. Ruslan, Djoko Saksono, Bambang Soeharto Wijaya, Yasirwan Uyun, 
Parni Hadi, Gusti Usi Effendy, I Made Nayan, Hari Muda Indera Jaya, D.I. 
Pemoedji, Harun Keuchik Lalu Niah M., Damyen Godho, Encub Subekti, Basril 
Sujabar, Hermansyah Bernami, dan Tarman Azzam. 

Pengabdian 40 tahun diterima Jacob Oetama, Rosihan Anwar, Herawati Diah, 
Dja'far Assegaf, R.H. Siregar, Sofjan Lubis, Tribuana Said, Rahman Arge, Alwi 
Hamu, Sjamsul Kahar, Lukman Setiawan, Kurnati Abdullah, Soeharmono 
Tjitrosoewarno, Ronny Simon, Moeslim Kawi, Sabam Siagian, Noeh Hatumena, Etty 
Manduapessy, August Parengkuan, Syafik Umar, Mahtahapari.

Selain itu, Serikat Penerbit Suratkabar (SPS) memberikan penghargaan tiga 
kategori penghargaan yaitu kepada SPS cabang Medan Sumut, majalah Gatra, surat 
kabar Kompas, dan The Jakarta Post sebagai media yang melayani hak jawab dan 
hak koreksi paling optimal sepanjang tahun 2005, serta kepada surat kabar 
Indopos, surat kabar Jawa Pos, surat kabar Pos Metro Medan sebagai media yang 
melakukan kewajiban koreksi secara ksatria.(A-159/A-160)


[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Bangun Daya Kritis Bangsa