[nasional_list] [ppiindia] Argumen Etis Pelarangan Gambar Nabi

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 10 Feb 2006 01:24:26 +0100

** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **SUARA KARYA

Argumen Etis Pelarangan Gambar Nabi
Ismatillah A. Nu'ad 



Jumat, 10 Februari 2006
Mungkin redaktur karikatur sebuah media di Denmark, Jyllands-Posten, tak 
menduga-duga jika pemuatan visualisasi gambar Nabi Muhammad SAW pada September 
2005 lalu akan menuai protes dan kecaman di dunia Islam. Kemarahan itu tak 
hanya dipicu karena pemuatan visualisasi gambar Nabi dilarang dalam hukum 
Islam, namun juga karena visualisasi itu disinyalir mengandung unsur-unsur 
penghinaan terhadap Nabi dan umat Islam. 

Kabarnya, gambar karikatural itu tak hanya dimuat di media Denmark, namun 
setelah itu juga sempat dimuat di media Norwegia, Jerman, dan Perancis. Oleh 
sebab itulah, protes dan kecaman di dunia Islam datang bertubi-tubi: di Beirut, 
Baghdad, Kairo, umat Islam di London, Perancis, dan sebagainya; dari hanya 
sekadar protes, aksi demonstrasi radikal, hingga kecaman-kecaman dari para 
pemuka agama. Di Jakarta, Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menerima permintaan 
maaf secara langsung dari pihak kedutaan besar Denmark dan redaksi surat kabar 
Jyllands-Posten, Sabtu 4/2/2006, mengingat bahwa Indonesia memiliki komunitas 
Muslim terbesar di dunia. 

Paling tidak ada dua hal di mana kasus itu bisa dijadikan refleksi bagi kita 
supaya terjadi saling toleransi dan saling penghormatan di antara sesama umat 
beragama. Pertama, semestinya umat agama lain tak mencampuri suatu nilai 
keimanan dalam Islam. Mereka seharusnya memahami bahwa pelarangan gambar Nabi 
merupakan salahsatu keyakinan dalam Islam di mana disebutkan bahwa pelarangan 
dibuat dengan alasan supaya tak terjadi fitnah terhadap Nabi dan di antara kaum 
muslim. Selain itu, tak sepatutnya umat beragama lain melecehkan keyakinan 
suatu agama tertentu. Begitu pula dengan kaum Muslim, sepatutnya tak menyampuri 
dan melecehkan urusan keimanan agama lain. 

Kedua, dalam Islam sering ada pelarangan tapi kemudian tak dibuatkan 
argumentasi etis dan rasionalnya. Pelarangan biasanya didominasi dengan alasan 
hukum (fiqh) dan teologis semata yang terkadang tak memiliki landasan etika 
untuk membangun argumentasinya. Akibatnya, persoalan itu memunculkan rasa 
kurang puas dan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan besar dalam keyakinan seorang 
Muslim. Mestinya, suatu pelarangan harus ditinjau dari aspek ajaran Islam 
lainnya, misalnya dari sudut pandang etika Islam (filsafat nilai). 

Ibn Hazm, salah seorang tokoh etika Islam terkemuka dan "pendiri" mazhab 
Hazmiyyah yang kemudian memunculkan teologi Zahiri dalam dunia Islam, seperti 
dikutip Ignaz Goldziher dalam karyanya The Zahiristen (1971) pernah menyebutkan 
bahwa problematika mendasar dalam Islam adalah karena persoalan-persoalan 
larangan dalam fikih atau praktik-praktik ubudiah tak pernah dibarengi dengan 
alasan etis sehingga akhirnya memicu tanda tanya bagi seorang Muslim. 

Pertanyaan-pertanyaan itu, antara lain, mengapa minum khamr dilarang, mengapa 
makan daging babi dilarang, dan mengapa berzina dilarang? Biasanya seorang 
pemuka agama hanya mengatakan bahwa hilangnya keimanan seorang penganut 
agama-agama semitik selain Islam, adalah karena kaumnya banyak bertanya. 
Padahal, di sisi lain, bukankah aspek kritisisme itu terjadi manakala di situ 
ada dialektika dalam bentuk pelbagai pertanyaan mendasar yang selama itu hanya 
sebatas menjadi keyakinan semata? 

Sesuatu yang tabu dalam Islam bila murid mengritik atau banyak bertanya kepada 
guru (mursyid). Seorang guru tak boleh dikritik dan ditanya oleh muridnya, 
terlebih hal itu terjadi dalam dunia pesantren tradisional. Berangkat dari 
hal-hal itulah kemudian ajaran Islam hanya menjadi sebatas keyakinan tanpa ada 
keterangan etis yang dapat menjelaskan semua pertanyaan-pertanyaan mendasar 
itu. 

Khusus mengenai pelarangan visualisasi gambar Nabi, keyakinan yang ada selama 
ini hanya sebatas menyebutkan bahwa hal itu dilarang dalam agama semata. Memang 
ada sedikit keterangan yang menyebutkan bahwa Islam telah belajar banyak dari 
agama-agama sebelumnya seperti Nasrani yang terlalu mengultuskan Nabi Isa. 
Bahkan dalam hal itu tak hanya visualisasinya, namun patung Nabi Isa dijadikan 
sebagai instrumen untuk mendekatkan kaum Nasrani kepada Tuhan, atau Nabi Isa 
diyakini sebagai anak Tuhan. Meski demikian, selain menjadikan kasus dalam 
agama Nasrani itu sebagai ibrah (pelajaran), tak pernah ada argumen etis di 
mana suatu keterangan dapat menjelaskan bahwa ternyata visualisasi gambar Nabi 
memang dilarang. 

Dari sisi itulah kemudian perlu digali suatu keterangan yang dapat menjelaskan 
setiap persoalan agama yang selama ini hanya sebatas menjadi keyakinan saja. 
Untuk sedikit masuk dalam wilayah itu, mungkin ucapan Abu Bakr Ash Shiddiq 
perlu direnungkan kembali, ketika Umar terguncang atas berita kematian Nabi 
Muhammad di Madinah. Maknanya kira-kira bahwa jika kaum Muslim itu ber-Tuhan 
kepada Nabi Muhammad, maka saksikanlah hari kematiannya, namun jika kaum muslim 
ber-Tuhan kepada Allah, maka Ia kekal abadi. 

Adanya pelarangan pengultusan terhadap Nabi, karena tak ada yang perlu 
dikultuskan dari sesosok Nabi, apalagi hanya mengagung-agungkan gambarnya. Yang 
perlu diteladani dan diikuti adalah ajarannya dan perilakunya yang insan kamil 
(par excellence) yang tertuang dalam teks-teks hadits Nabi. 

Gereja Katolik Roma menanggapi penyebarluasan visualisasi gambar Nabi di 
media-media Eropa itu menyatakan, kebebasan berekspresi bukan berarti bebas 
menyerang agama atau keyakinan beragama. Di dalam hak atau kebebasan menyatakan 
ekspresi dan pemikiran tidaklah mencakup ke-bebasan yang menyakiti para 
penganut agama. Koeksistensi manusia menuntut sebuah iklim yang saling 
menghormati untuk menciptakan tatanan perdamaian di antara manusia dan 
bangsa-bangsa. 

Jadi banyak nilai yang mesti kita ambil untuk kehidupan keberagamaan di masa 
depan dari kasus visualisasi gambar Nabi itu. Di tengah maraknya pemahaman 
terhadap agama yang sempit, di mana hal itu menimbulkan iklim kehidupan 
keberagamaan yang tidak kondusif dan harmonis, terjadi klaim terhadap kebenaran 
(claim of truth). Itu kemudian melegitimasi aksi-aksi kekerasan terhadap 
penganut keyakinan lain yang dianggap menyimpang. Kiranya kita bisa mengambil 
banyak hikmahnya sehingga kehidupan keberagamaan kita menjadi harmonis dan 
tercipta perdamaian di antara manusia dan bangsa-bangsa.*** 

(Penulis adalah penulis buku "Fundamentalisme Progresif,"
mahasiswa jurusan Teologi dan Filsafat
UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta

[Non-text portions of this message have been removed]



***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. 
http://groups.yahoo.com/group/ppiindia
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Reading only, http://dear.to/ppi 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 


** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** Situs Milis: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Beasiswa dalam negeri dan luar negeri S1 S2 S3 dan post-doctoral 
scholarship, kunjungi 
http://informasi-beasiswa.blogspot.com **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Argumen Etis Pelarangan Gambar Nabi