[nasional_list] [ppiindia] Apa Kata Alquran Tentang Tsunami?

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 15 Feb 2005 10:19:54 +0100

** Mailing List Nasional Indonesia PPI India Forum **

Republika
Selasa, 15 Februari 2005

Apa Kata Alquran Tentang Tsunami? 


Nasaruddin Umar
Gurubesar Ilmu Tafsir UIN Jakarta dan Wakil Direktur Pusat Studi Alquran




Ketika dalam penerbangan menuju Milan, Italia, di samping saya duduk seorang 
relawan yang baru saja pulang dari Aceh. Ia memperkenalkan diri sebagai 
emergency field co-ordinator pada Medecins Frontieres Arsen Zonder Grenzen, 
Belanda. Saya juga memperkenalkan diri sebagai gurubesar ilmu tafsir di UIN 
Jakarta yang akan mengikuti seminar dan workshop di Bellagio, Italia. Diskusi 
kami menarik karena ia juga aktif mempelajari kitab-kitab suci dan sangat kagum 
terhadap tulisan-tulisan Karel Armstrong, mantan seprofesinya sebagai perawat, 
yang kini menjadi penulis produktif tentang Islam. Di sela-sela perbincangan 
kami ia mendesakkan sebuah pertanyaan, What does the Qur'an really say about 
Tsunami in Aceh?. Ia merasa bingung terhadap pernyataan tokoh-tokoh agama di 
berbagai media di Indonesia. Ada yang mengatakan tsunami sebagai hukuman 
(punishment), yang lain mengatakan musibah biasa meskipun dahsyat (calamity), 
dan ada juga yang mengatakan balabencana (disaster). Sesungguhnya ia i
 ngin menanyakan perbedaan antara azab, musibah, dan bala di dalam Alquran. 
Pertanyaan ini cukup berat, untung saja inti pertanyaan ini baru saja saya 
bahas di dalam khutbah Idul Adha di Mesjid Istiqlal yang baru lalu.

Ketiga istilah tersebut memang sering digunakan agak rancu di dalam masyarakat, 
terutama pascatsunami. Jika pembicaraan diarahkan untuk menyabarkan masyarakat 
yang tertimpa musibah maka peristiwa tsunami diasumsikan mushibah atau bala. 
Jika diarahkan untuk mengingatkan kepada para pendosa dan orang-orang yang 
melampaui batas maka peristiwa tsunami diasumsikan azab. 

Manusia, alam, dan bencana
Di dalam Alquran, ketiga istilah tersebut dapat dibedakan. Azab lebih banyak 
digunakan untuk menyatakan siksaan dan hukuman Tuhan terhadap para pendosa dan 
orang-orang yang melampaui batas. Azab hanya ditujukan kepada para pendosa, 
sedangkan orang yang baik-baik luput dari azab itu. Sedangkan musibah dan bala 
lebih banyak digunakan untuk menyatakan ujian dan penderitaan kepada 
orang-orang, baik kepada para pendosa maupun kepada orang yang baik-baik. 
Perbedaan antara musibah dan bala hanya terletak pada skalanya. Musibah 
skalanya lebih besar dan lebih luas, sedangkan bala skalanya lebih terbatas dan 
umumnya bersifat personal. Sebab musabab musibah terkadang sulit dijelaskan 
karena lebih banyak bersifat makro dan akumulatif, sedangkan bala lebih banyak 
bersifat mikro dan kasuistik, misalnya kecerobohan seseorang berpotensi 
mendatangkan bala.

Dalam beberapa kasus memang agak sulit dipetakan secara skematis. Perilaku 
menyimpang dan dan perbuatan melampaui batas manusia sebagai makhluk 
mikrokosmos seringkali berbanding lurus dengan perilaku ganas alam raya sebagai 
makhluk makrokosmos. Alam raya memang telah ditundukkan (taskhir) untuk 
mengabdi kepada kepentingan manusia sebagai khalifah di bumi (khalaif al-ardl), 
akan tetapi alam raya sepertinya memberi syarat sepanjang manusia menjadi 
khalifah yang baik dan benar. Kapan manusia tidak lagi bersahabat dengan alam, 
bahkan merusaknya, maka alam pun tidak akan bersahabat, bahkan tidak 
segan-segan ''menghukum'' sendiri manusia itu.

Hubungan dialektis antara makhluk mikrokosmos dan makhluk makrokosmos banyak 
diuraikan di dalam Alquran. Antara lain misalnya hujan yang tadinya pembawa 
rahmat (QS al-An'am/6:99), tiba-tiba menjadi sumber malapetaka banjir yang 
memusnahkan areal kehidupan (QS al-Baqarah/2:59). Gunung-gunung yang tadinya 
sebagai pasak bumi (QS al-Naba'/78:7), tiba-tiba memuntahkan debu, lahar panas, 
dan gas beracun (QS al-Mursalat/77:10). 

Angin yang tadinya mendistribusi awan (QS al-Baqarah/2:164) dan menyebabkan 
penyerbukan dalam dunia tumbuh-tumbuhan (Q.S. al-Kahfi/18:45), tiba-tiba tampil 
begitu ganas memorak-porandakan segala sesuatu yang dilalewatinya (QS 
Fushshilat/41:16). Laut yang tadinya begitu pasrah melayani mobilitas manusia 
(QS al-Haj/22:65), tiba-tiba mengamuk dan menggulung apa saja yang dilaluinya 
(QS al-Takwin/81:6). Kilat dan guntur tadinya menjalankan fungsi positifnya, 
melakukan proses nitrifikasi (nitrification process) untuk kehidupan makhluk 
biologis di bumi (QS al-Ra'd/13:12), tiba-tiba menonjolkan fungsi negatifnya, 
menetaskan larva-larva betina (telur hama) yang kemudian memusnahkan berbagai 
tanaman para petani (QS al-Ra'd/13:12). Disparitas flora dan fauna tadinya 
tumbuh seimbang mengikuti hukum-hukum ekosistem (QS al-Ra'd/13:4), tiba-tiba 
tumbuh dan berkembang menyalahi keseimbangan dan pertumbuhan deret ukur 
kebutuhan manusia (QS al-A'raf/7:132).

Azab, mushibah, dan bala dalam Alquran memang ada. Azab yang merupakan siksaan 
yang ditujukan kepada umat-umat terdahulu yang melampaui batas, seperti umat 
Nabi Nuh yang keras kepala dan diwarnai berbagai kedlaliman (QS al-Najm/53:52), 
dihancurkan dengan banjir besar dan mungkin gelombang tsunami pertama dalam 
sejarah umat manusia (QS Hud/11:40); umat Nabi Syu'aib yang penuh dengan 
korupsi dan kecurangan (QS al-A'raf/7:85; QS Hud/11:84-85) dihancurkan dengan 
gempa yang menggelegar dan mematikan (QS Hud/11/94); umat Nabi Shaleh yang 
kufur dan dilanda hedonisme dan cinta dunia yang berlebihan (QS 
Al-Syu'ara'/26:146-149) dimusnahkan dengan keganasan virus yang mewabah dan 
gempa (QS Hud/11:67-68). 

Umat Nabi Luth yang dilanda kemaksiatan dan penyimpangan seksual (QS 
Hud/11:78-79) dihancurkan dengan gempa bumi dahsyat (QS Hud/11:82); penguasa 
Yaman, Raja Abraha, yang berusaha mengambil alih Ka'bah sebagai bagian dari 
ambisinya untuk memonopoli segala sumber ekonomi, juga dihancurkan dengan cara 
mengenaskan sebagaimana dilukiskan dalam surah Al-Fil (QS al-Fil/105:1-5).

Cara kerja azab Tuhan di dalam Alquran hanya menimpa kaum yang durhaka dan 
tidak menimpa atau mencederai orang-orang yang shaleh dan taat pada Tuhan. 
Sedangkan cara kerja mushibah dan bala tidak membedakan satu sama lainnya. 
Contoh adzab misalnya Nabi Nuh dan orang-orang taat yang menyertainya selamat 
dari terpaan banjir besar. Nabi Syu'aib dan pengikut setianya selamat dari 
amukan gempa yang menggelegar. Nabi Shaleh dan segelintir pengikut setianya 
selamat dari serangan wabah virus yang mematikan secara massal itu. Nabi Luth 
dan pengikut setianya juga terbebas dari bencana alam yang mengerikan itu. 
Demikian pula virus dahsyat yang dibawa oleh serangga Ababil hanya menghancur 
luluhkan pasukan Abrahah. Dalam riwayat, Abu Thalib, kakek Nabi yang 
menyaksikan bencana itu tidak ikut korban dalam bencana itu.

Bentuk azab yang pernah menimpa umat terdahulu antara lain: 1) banjir besar 
(mungkin ini gelombang tsunami pertama) seperti yang ditimpakan pada umat Nabi 
Nuh; 2) bencana alam dahsyat berupa suara yang menggemuruh seperti yang 
ditimpakan kepada umat Nabi Syu'aib; 3) tanah longsor dahsyat seperti yang 
ditimpakan kepada umat Nabi Luth; 4) Virus hewan yang menular kepada manusia 
secara mengerikan, seperti yang menimpa umat Nabi Shaleh. Menurut Prof Opitz, 
seorang ahli sejarah penyakit, kemungkinan virus ini virus anthrax karena 
gejalanya, sebagaimana disebutkan dalam hadits, hari pertama warna kulit mereka 
berwarna kuning, hari kedua berwarna merah, mungkin karena terjadi pendarahan 
yang hebat sehingga pori-pori mengeluarkan darah, dan hari ketiga berwarna 
hitam, mungkin karena empedu pecah dan seluruh cairan dalam tubuh berwarna 
hitam. Ujung hari ketiga virus ini bekerja pada sistem saraf termasuk sistem 
pendengaran, maka mereka mati bergelimpangan seperti mendengarkan suara ya
 ng amat keras.

Azab lain berbentuk bakteri yang mematikan dibawa oleh serangga sebagaimana 
ditujukan kepada umat pasukan Abrahah. Dalam Tafsir Al-Manar karya Muhammad 
Abduh, kata thair dalam surah al-Fil diartikan dengan serangga yang membawa 
virus dan kata al-hijarah min sijjil diartikan semacam zat yang mematikan. Cara 
kerja virus ini menurut Prof Opitz agak mirip dengan virus Ebola yang 
mengenaskan itu. Azab Tuhan sulit dipredeksi dan tidak akan pernah bisa 
ditangkal oleh kekuatan manusia. Sedangkan musibah dan bala ada kemungkinan 
untuk diprediksi dan diupayakan penangkalnya, antara lain dengan bentuk doa 
sebagaimana diajarkan Rasulullah SAW.


[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Forum Nasional Indonesia PPI India Mailing List **
** Untuk bergabung dg Milis Nasional kunjungi: 
** http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ **
** Website resmi http://www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [nasional_list] [ppiindia] Apa Kata Alquran Tentang Tsunami?