[list_indonesia] [ppiindia] Uang Pangkal, Pangkal Persoalan

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 16 Mar 2005 21:13:42 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.jawapos.co.id/index.php?act=detail_c&id=161805

Rabu, 16 Mar 2005,
Uang Pangkal, Pangkal Persoalan
Oleh Ana Maghfuroh

Perguruan tinggi negeri (PTN) biasanya menjadi pilihan utama para calon 
mahasiswa. Perguruan tinggi swasta (PTS), bagi kebanyakan para calon mahasiswa, 
merupakan alternatif pilihan jika gagal masuk PTN. Untuk bisa masuk PTN, para 
calon mahasiswa melakukan persiapan khusus, seperti mengikuti bimbingan belajar 
di lembaga-lembaga bimbingan belajar untuk menunjang kemampuan agar bisa 
mengerjakan soal-soal ujian dengan cepat dan tepat, meski diperlukan biaya yang 
besar. 

Setidaknya, ada tiga alasan mengapa para calon mahasiswa menjadikan PTN sebagai 
pilihan utama. Pertama, kualitas PTN bisa dikatakan lebih terjamin. Sebab, PTN, 
terutama yang sudah berusia tua, mempunyai fasilitas yang lebih lengkap. 

Kedua, biaya yang harus dikeluarkan relatif lebih murah. Ketiga, mempunyai 
gengsi yang lebih tinggi karena lolos dalam seleksi masuk PTN bukanlah 
pekerjaan mudah. Untuk bisa lolos, seorang calon mahasiswa harus menyingkirkan 
belasan, bahkan puluhan kompetitor, untuk memperebutkan kursi yang jumlahnya 
sangat terbatas. Karena itu, lolos dalam ujian masuk PTN berarti mempunyai 
kemampuan akademik di atas rata-rata para calon mahasiswa lain. 

Karena kelebihan-kelebihan itulah, PTN diperebutkan seluruh kalangan, baik dari 
kalangan ekonomi atas maupun, terutama, bawah. Bagi kalangan ekonomi atas, 
biaya pendidikan jelas bukan masalah. Bagi mereka, masuk PTN lebih merupakan 
karena gengsi. Selain mendapatkan gengsi tinggi, itu adalah langkah ekonomis 
yang sangat tepat untuk menekan pengeluaran biaya pendidikan. 

Namun, bagi kalangan ekonomi menengah ke bawah, PTN adalah harga mati karena 
mereka tidak mungkin masuk ke PTS yang biayanya tidak terjangkau. Dengan kata 
lain, bagi kalangan menengah ke bawah, prinsip yang dipegang dengan terpaksa 
ialah PTN atau tidak sama sekali. Harapan mereka untuk bisa memasuki PTN bisa 
dikatakan lebih besar. 

Dengan adanya jalur khusus masuk PTN, terutama yang telah menjadi BHMN, itu 
mengurangi kesempatan atau peluang para calon mahasiswa yang mengalami 
keterbatasan ekonomi untuk memperoleh pendidikan yang berkualitas dengan biaya 
yang terjangkau. 

Pada kenyataannya, pemberian beasiswa kepada mereka yang tidak mampu sangat 
terbatas. Kalaupun ada, beasiswa itu baru bisa diperoleh setelah masuk PT. 
Padahal, bisa masuk dan terdaftar sebagai mahasiswa di PT adalah kendala. 


Uang Pangkal

PTN menerapkan kebijakan tentang uang pangkal bagi seluruh mahasiswa. Meski 
jumlahnya bervariasi, hal itu tetap memberatkan kalangan ekonomi menengah ke 
bawah. Bagaimana mungkin mereka dapat membayar uang pangkal yang sedemikian 
besar jumlah nominalnya? Sebagai contoh, di UI, mahasiswa yang lulus ujian 
masuk jalur biasa dikenai uang pangkal Rp 5-25 juta. 

Sementara itu, yang melalui jalur khusus bisa sampai Rp 75 juta. Di UGM dan 
Undip, ketentuan membayar uang pangkal tersebut juga diberlakukan. Mahasiswa 
baru reguler di UGM harus membayar Rp 10-20 juta. Di Undip dikenakan tarif 
rata-rata Rp 1,5 juta. Sementara itu, yang melalui jalur khusus di kedua 
universitas tersebut, dikenakan tarikan Rp 25-100 juta.

Dengan demikian, apa pun ceritanya, mekanisme jalur khusus untuk masuk ke PTN 
adalah kebijakan yang sangat tidak berpihak kepada kalangan ekonomi menengah ke 
bawah. Kesempatan mereka terampas orang-orang yang mempunyai kekuatan 
finansial. 

Padahal, kalangan menengah ke bawah sudah kalah start karena mereka tidak 
mempunyai fasilitas belajar sebagaimana dimiliki anak-anak yang berasal dari 
kalangan ekonomi atas yang bisa bersekolah di sekolah-sekolah bersarana 
lengkap. 

Anak-anak yang berasal dari keluarga kelas ekonomi menengah ke bawah, apalagi 
yang tinggal di daerah, tentu tidak dapat menikmati fasilitas pendidikan 
secanggih fasilitas pendidikan menengah yang dinikmati anak-anak orang kaya dan 
tinggal di perkotaan dengan segala fasilitas yang tersedia. 

Mereka juga tidak memperoleh tambahan belajar dari lembaga-lembaga bimbingan 
belajar. Sebab, selain harganya sangat tidak terjangkau, bagi yang tinggal di 
daerah, lembaga bimbingan belajar tentu sulit ditemukan. Membayar biaya sekolah 
saja sudah sangat berat, apalagi untuk membayar lembaga-lembaga bimbingan 
belajar. Dari sini, anak-anak yang berasal dari keluarga kaya sebenarnya sudah 
menang. 


Kemauan politik

Karena kondisi itu, pemerintah harus berpikir bagaimana agar pendidikan tidak 
hanya dinikmati orang-orang kaya. Pijakan dasar yang harus dicermati pemerintah 
adalah pendidikan dan kemiskinan merupakan dua hal yang saling berjalin 
berkelindan dan lingkaran setan. 

Kemiskinan menyebabkan kebodohan, sebaliknya kebodohan menyebabkan kemiskinan. 
Kalau orang miskin tidak mendapatkan kesempatan untuk bisa memperoleh 
pendidikan yang semestinya, tidak akan ada perubahan nasib mereka. 

Mereka pun akan tetap menjadi kaum miskin yang selalu ditindas sistem yang 
tidak memberikan kesempatan untuk melakukan mobilitas vertikal karena 
keterbatasan pendidikan atau pengetahuan. 
Ana Maghfuroh, mahasiswi Jurusan Ekonomi Pembangunan, Universitas Negeri 
Semarang (UNNES)



[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Uang Pangkal, Pangkal Persoalan