[list_indonesia] [ppiindia] Teologi Memahami Alam

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Wed, 30 Mar 2005 10:48:28 +0200

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/29/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Teologi Memahami Alam
Oleh Happy Susanto 

TRAGEDI kembali menimpa bumi pertiwi. Gempa berkekuatan 8,7 pada skala Richter 
terjadi di sebelah barat Pulau Sumatera, tepatnya di laut antara Pulau Nias dan 
Pulau Simeulue, mengguncang pada Senin (28/3) tengah malam. Ratusan orang 
diperkirakan menjadi korban dan ribuan rumah hancur. 

Gempa yang bisa dirasakan hingga ratusan kilometer dari pusatnya itu telah 
membuat panik penduduk yang tinggal di Sumatera Utara maupun Aceh. Selain rumah 
roboh dan sebagian terbakar, bangunan infrastruktur juga banyak yang rusak. 
Kepanikan akibat gempa juga mengakibatkan kecelakaan kendaraan. Kesengsaraan 
bertambah dengan padamnya aliran listrik dan turunnya hujan. 

Alam rupanya sedang mengingatkan kita. Silih berganti bencana alam menerpa 
bangsa ini. Masih segar dalam ingatan kita, akhir Desember 2004, gempa dan 
tsunami yang menimpa Nanggroe Aceh Darussalam dan Sumatera Utara telah menelan 
korban ratusan ribu jiwa. 

Menyusul kemudian pada akhir Januari, gempa terjadi di Palu, Sulawesi Tengah, 
yang menyebabkan trauma akan datangnya tsunami di daerah itu. Pada pertengahan 
Februari, gempa terjadi di Bau-Bau, Sulawesi Tenggara, yang menimbulkan trauma 
yang sama akan datangnya tsunami. 

Sudah saatnya kita perlu secara serius merefleksikan "teguran" alam yang telah 
berkali-kali menimpa bangsa ini. Peradaban modern yang hanya berusaha 
menawarkan tantangan pada alam, bukan malah mengajaknya bekerjasama adalah 
akibat dari seluruh bencana yang terjadi selama ini. 

Arogansi dan dominasi manusia terhadap alam perlu diperbaiki melalui kesadaran 
baru, salah satunya adalah dengan perspektif teologis (agama) yang pro-alam. 

Kosmologi Baru 

Sains alam modern selalu berbicara pada dataran empirik, positivistif, dan 
kuantitatif. Segala fenomena alam selalu diukur secara materialistik. Padahal, 
di dalam setiap kerja alam pasti menyimpan misteri ilahi akan proses 
penciptaan. Bencana gempa dan tsunami adalah salah satu bukti akan adanya 
misteri ini. 

Kosmologi lama yang berupaya memahami alam semesta secara spekulatif dan 
menganggap bahwa alam semesta ini bersifat statis, telah digantikan oleh 
kehadiran kosmologi baru. Kosmologi yang berkembang belakangan ini didasarkan 
atas teori Big Bang, yang menjelaskan bahwa alam semesta bukan sesuatu yang 
bersifat kekal, melainkan berawal dan berkembang secara evolusioner sejak 15 
miliar tahun lalu, dari titik kepadatan luar biasa dan tingkat kepanasan amat 
tinggi tak terbayangkan. 

Temuan kosmologi baru ini bertentangan dengan pernyataan terkenal Steven 
Weinberg, fisikawan peraih Nobel 1979, "nampaknya semakin alam semesta ini 
dapat dipahami, semakin nyata pula bahwa alam semesta ini nampaknya tak 
mempunyai maksud dan tujuan apa-apa." 

Para kosmolog sekarang ini memiliki bukti bahwa asal-usul alam semesta bukanlah 
kejadian teknis alami yang bersifat kebetulan, tapi sesungguhnya proses alam 
semesta ini sungguh menakjubkan, penuh misteri, dan bukan tanpa tujuan apa pun. 

Pendekatan kosmologi ini juga bisa dijadikan sumber rujukan dalam melihat 
fenomena alam di dalam tubuh bumi. Karena bumi adalah bagian dari tata kosmos 
universal. Dan sesungguhnya temuan kosmologi baru ini memberikan ruang bagi 
permenungan teologis dan metafisis. 

Menurut J Sudarminta (2003), implikasi teologis dari temuan ini memberikan 
justifikasi bahwa semua proses alam telah terjadi dan demikian terjadi, bukan 
karena harus demikian, tetapi karena tindakan bebas Tuhan terdorong oleh cinta. 
Semua itu terjadi karena rencana dan kehendak Tuhan yang "bekerja" secara 
imanen dalam proses evolusi alam semesta. 

Bila dilihat dalam perspektif Islam, kata "alam" di dalam al-Qur'an lebih 
banyak disebut dengan kata kerja "khalaqa" (menciptakan) selama 200 kali 
dibandingkan dengan bentuk kata benda yang hanya sejumlah 53 kali. Dengan 
demikian, alam sangat berhubungan dengan Tuhan dan merupakan hasil dari 
tindakan-Nya yang masih akan terjadi. 

Menurut Seyyed Hossein Nasr (The Encounter Man and Nature, 1984), sesungguhnya 
alam semesta memiliki aspek sakral. Kosmos berbicara pada manusia, dan semua 
fenomenanya memiliki makna. 

Kosmos adalah simbol dari realitas yang lebih tinggi, yaitu Tuhan. Stuktur 
kosmis mengandung sebuah pesan spiritual bagi manusia karena memang tatanan 
kosmos adalah "wahyu" yang sumber asalnya adalah sama dengan agama itu sendiri. 


Dengan demikian, bencana alam seperti gempa dan tsunami di Aceh dan Sumut 
mempunyai pesan spiritual bagi manusia untuk lebih perduli pada eksistensi alam 
dan mengakui akan penciptaan Tuhan yang maha besar. 

Bencana itu adalah hukum alam yang terjadi karena regularitas dan pergerakan 
alam yang selalu bergerak dan berproses. Sedangkan, intervensi Tuhan dalam 
kerja alam itu adalah untuk memberikan peringatan k1 


Teologi Pemihakan 

Betapa manusia sekarang ini begitu sombongnya dalam menapakkan kakinya di muka 
bumi ini. Kisah evolusi alam semesta telah terjadi sejak Big Bang 15 miliar 
tahun yang lalu, demikian halnya pembentukan bumi telah terjadi jauh sebelum 
manusia baru masuk ke dalam panggung sejarah dunia kurang dari 5 juta tahun 
lalu. 

Bencana alam memberikan pelajaran penting bahwa manusia bukanlah satu-satunya 
penguasa dunia. Justru adanya bencana alam bisa menjadi ancaman eksistensial 
bagi umat manusia. 

Hingga detik ini, pasca-tsunami dan gempa yang masih berlangsung di sejumlah 
tempat seperti yang terjadi Senin malam, membuat manusia dilanda rasa ketakutan 
dan dibayang-bayangi akan datangnya bencana alam susulan. Rasa ketakutan adalah 
bentuk krisis eksistensial yang selalu ada dalam diri manusia. 

Memahami alam dari perspektif teologis, menurut Hassan Hanafi (1995), adalah 
sebuah sudut pandang kesadaran manusia. Pendekatan ini juga perlu ditopang oleh 
tuntutan kebudayaan. Sikap dan persepsi manusia menentukan cara berhubungan 
dengan alam. Karena, objek yang hidup seperti alam dan dunia, tidak akan ada 
dan berubah kecuali di dalam persepsi si subjek (manusia) itu sendiri. 

Bila kesadaran manusia hanya melihat bahwa alam harus dikuras semaksimal 
mungkin, tanpa memahami bagaimana akibat yang akan ditimbulkannya, maka alam 
pun akan berbicara atas dasar tindakan manusia itu. Ketika alam dirusak, tentu 
bencana akan datang. 

Ekonomi developmentalism yang menuntut pengurasan terhadap kandungan alam 
menjadi penyebab kenapa sekarang ini banyak terjadi bencana. Kita bisa belajar 
dari bencana di Aceh dan Sumut, ternyata bencana itu mengakibatkan kelumpuhan 
pada tatanan materialistik. 

Jadi, pasti ada cause-effect (hukum alam sebab-akibat). Karena memang di 
mana-mana terbukti terjadi bencana alam. 

Untuk itulah, peran teolog dan agamawan dirasa perlu untuk merumuskan 
pendekatan teologis yang mampu memahami fenomena alam dan juga membentuk 
kesadaran baru bagi manusia dalam berhubungan dengan alam secara harmonis. 

Teologi pro-alam memandang bahwa alam harus dihormati dan dilindungi. Alam 
tidak boleh dirusak dan dicemari. Ketika manusia berhadapan dengan alam, pada 
dasarnya ia juga berhadapan dengan manifestasi dari Ketuhanan, hasil kerja 
Tuhan. 

Alam adalah ciptaan Tuhan. Memperlakukan alam secara baik dan bertanggung jawab 
adalah bentuk keimanan terhadap Tuhan. Merusak alam sama saja merusak hubungan 
kita dengan Tuhan. 

Kita sangat membutuhkan perangkat teologis yang mampu melakukan pemihakan 
terhadap alam dengan melindunginya dari arogansi dan dominasi manusia yang 
tidak bertanggung jawab. 

Teologi konvensional tidak cukup diandalkan karena memang selama ini hanya 
berbicara tentang hubungan antara manusia dan Tuhan. Sedangkan teologi 
pembebasan yang berupaya melakukan pemihakan terhadap kaum tertindas perlu 
dikembangkan untuk merambah pada persoalan pemihakan terhadap alam. 

Di samping agama perlu melakukan pembebasan terhadap kondisi kehidupan umat 
manusia, agama pun wajib membebaskan alam dari kerusakan dan dominasi manusia. 
Inilah yang disebut dengan teologi pemihakan alam. 

Tentunya, teologi pemihakan terhadap alam ini perlu dikembangkan melalui dialog 
dan kerjasama antar-agama. Salah satu tanggung jawab global (global 
responsibility) agama-agama, di samping memperhatikan penderitaan manusia, juga 
perlu memperhatikan penderitaan yang dirasakan alam dan lingkungan. Inilah 
salah satu spirit etika global yang pernah mengemuka beberapa tahun yang lalu. 

Keterlibatan agama-agama dirasa efektif untuk melakukan pemihakan terhadap 
alam. Sudah selayaknya agama tidak tinggal diam dalam melakukan kerja 
partisipatif dalam mengembangkan kesadaran alam dan ekologis pasca-tsunami ini. 


Penulis adalah Aktivis JIMM dan Associate Researcher pada Center for Moderate 
Moslem (CMM) Jakarta 


Last modified: 29/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give underprivileged students the materials they need to learn. 
Bring education to life by funding a specific classroom project.
http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.org
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Teologi Memahami Alam