[list_indonesia] [ppiindia] Soal Pencekalan terhadap Aspinall

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 18 Mar 2005 21:50:18 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/19/opini/1614774.htm
Sabtu, 19 Maret 2005 


Soal Pencekalan terhadap Aspinall 
Oleh Arief Budiman

BARU-baru ini saya dikagetkan oleh pencekalan terhadap Dr Edward Aspinall, 
seorang sarjana ilmu sosial Australia yang ahli tentang Indonesia. Aspinall 
banyak meneliti Aceh. Ketika tsunami menimpa wilayah ini, Aspinall langsung 
pergi ke Aceh untuk bekerja sebagai penerjemah bagi dokter- dokter Australia 
yang membantu rakyat Aceh.

Beberapa hari yang lalu, ketika dia tiba di Jakarta dalam rangka perjalanannya 
menuju Aceh, oleh Imigrasi Indonesia dia tidak diperbolehkan masuk dan 
diharuskan kembali ke Australia.

Ada beberapa hal yang mengejutkan dengan pencekalan ini.

Pertama, setelah Reformasi, pencekalan (baca: sensor terhadap orang yang kritis 
terhadap Pemerintah Indonesia) dianggap sebagai sesuatu yang sudah berlalu. 
Pencekalan adalah ciri dari rezim Soeharto. Ketika Susilo Bambang Yudhoyono 
(SBY), seorang jenderal militer, terpilih sebagai Presiden RI, memang ada 
kekhawatiran bahwa militerisme akan muncul lagi. Namun, ada banyak orang 
(termasuk saya) yang mengatakan bahwa SBY adalah seorang jenderal yang 
pemikirannya sangat prodemokrasi. Apalagi civil society sudah bangkit kembali. 
Akan sulit dibayangkan militerisme akan kembali lagi. Namun, dengan adanya 
pencekalan ini, muncul kekhawatiran bahwa langkah-langkah kecil ke arah itu 
mulai lagi terjadi. Orang-orang yang kurang disukai oleh pemerintah mulai 
dibatasi lagi kebebasannya.


Hal kedua yang mengejutkan adalah pencekalan ini terjadi terhadap Aspinall. 
Kebetulan saya mengenal dia secara cukup dekat. Bahkan, saya adalah salah 
seorang yang memeriksa tesis doktornya pada tahun 2000. Aspinall menulis 
tentang gerakan pro-demokrasi pada zaman Suharto di Indonesia. Studi ini 
kemudian dibukukan menjadi buku setebal 344 halaman dengan judul Opposing 
Suharto. Compromise, Resistance and Regime Change in Indonesia (diterbitkan 
tahun 2005 oleh Stanford University Press).

Dengan karyanya ini Aspinal menunjukkan bahwa dia adalah seorang sarjana yang 
bermutu. Analisisnya kritis dan seimbang, serta pengumpulan datanya cermat dan 
komprehensif. Adanya sarjana seperti Aspinall tidak saja membanggakan 
Australia, tetapi juga menguntungkan Indonesia. Kita jadi bisa melihat 
kelebihan dan kekurangan kita dari sudut pandang orang lain.

Sebagai manusia, Aspinall merupakan seorang yang tenang dan santun. Dia 
berbicara dengan nada yang rendah. Bahkan, saya punya kesan bahwa Aspinall pada 
dasarnya adalah seorang pemalu. Dia jauh dari kesan sombong.

Ketiga, meskipun seandainya Aspinall melakukan kritik yang keras terhadap 
Pemerintah Indonesia, saya tidak akan setuju kalau dia dilarang masuk ke 
Indonesia. Saya ingat pada tahun 1970-an, ketika bersekolah di Harvard 
University di AS, Pemerintah Jepang memberikan sumbangan ratusan dollar AS 
untuk setiap mahasiswa AS yang mau menulis tesis tentang Jepang, tidak peduli 
apakah tulisan itu bersifat memuji atau mengkritik. Pada saat itu Pemerintah 
Indonesia di bawah Jenderal Soeharto sedang melarang sarjana-sarjana asing yang 
mengkritik pemerintah untuk masuk ke Indonesia.

Saya tiba-tiba menjadi sadar betapa pintarnya Pemerintah Jepang. Kritik-kritik 
terhadap Pemerintah Jepang dianggap sebagai masukan gratis yang bisa dipakai 
untuk memperbaiki negeri ini. Makin banyak masukan, makin baik. Karena itu, 
pemerintah mau mengeluarkan uang untuk konsultasi "gratis" ini, yang belum 
tentu tidak berguna.

Tampaknya kita harus belajar dari pengalaman-pengalaman ini. Memang kita, orang 
Indonesia, belum biasa menghadapi kritik. Kita cenderung menuduh orang yang 
mengkritik kita punya iktikad tidak baik. (Ini memang tidak selalu salah) 
Tetapi, harus diakui, apa pun iktikadnya, kita selalu bisa belajar dari kritik.
Saya pernah mempraktikkan hikmah ini. Ketika saya menjadi salah seorang 
pengurus Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1960-an dulu, saya mengusulkan 
supaya ada perlombaan mengarang yang mengkritik Dewan ini. Pemenangnya haruslah 
seorang yang berhasil melihat kekurangan-kekurangan kita. Rekan-rekan saya 
memang terkejut mendengar ini, tetapi kemudian setelah dijelaskan, mereka bisa 
menerimanya.

Kembali kepada Aspinall, saya tidak tahu apa latar belakang pencekalan ini. 
Kalau pencekalan ini disebabkan oleh kritik-kritiknya terhadap pemerintah kita, 
hal ini sungguh tidak bijaksana. Bahkan, meskipun, misalnya, Aspinall sampai 
bertemu dengan orang- orang GAM (Gerakan Aceh Merdeka), kita tidak boleh 
terburu-buru menghukum dia. Karena sebagai sarjana ilmu sosial, dia memang 
harus bertemu dengan berbagai pihak untuk mendapatkan informasi yang seimbang. 
Seseorang hanya bisa dicekal kalau dia memang terbukti membantu secara nyata 
gerakan yang dianggap sebagai pemberontakan. Saya yakin Aspinall tidak termasuk 
jenis orang ini.

Satu hal lagi yang mau saya jelaskan adalah bahwa tulisan ini tidak dimaksudkan 
untuk mendukung Aspinall secara pribadi. Aspinall memang teman saya. Namun, 
pencekalan yang kurang tepat alasannya ini adalah sesuatu yang kurang 
menguntungkan kita sendiri. Dengan tidak melakukan penentangan, kita 
seakan-akan membiarkan negara kita terseret kembali ke arah sistem pemerintahan 
yang otoriter.

Arief Budiman Guru Besar Studi Indonesia di University of Melbourne

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Give the gift of life to a sick child. 
Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Soal Pencekalan terhadap Aspinall