** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.kompas.com/kompas-cetak/0503/19/opini/1614774.htm Sabtu, 19 Maret 2005 Soal Pencekalan terhadap Aspinall Oleh Arief Budiman BARU-baru ini saya dikagetkan oleh pencekalan terhadap Dr Edward Aspinall, seorang sarjana ilmu sosial Australia yang ahli tentang Indonesia. Aspinall banyak meneliti Aceh. Ketika tsunami menimpa wilayah ini, Aspinall langsung pergi ke Aceh untuk bekerja sebagai penerjemah bagi dokter- dokter Australia yang membantu rakyat Aceh. Beberapa hari yang lalu, ketika dia tiba di Jakarta dalam rangka perjalanannya menuju Aceh, oleh Imigrasi Indonesia dia tidak diperbolehkan masuk dan diharuskan kembali ke Australia. Ada beberapa hal yang mengejutkan dengan pencekalan ini. Pertama, setelah Reformasi, pencekalan (baca: sensor terhadap orang yang kritis terhadap Pemerintah Indonesia) dianggap sebagai sesuatu yang sudah berlalu. Pencekalan adalah ciri dari rezim Soeharto. Ketika Susilo Bambang Yudhoyono (SBY), seorang jenderal militer, terpilih sebagai Presiden RI, memang ada kekhawatiran bahwa militerisme akan muncul lagi. Namun, ada banyak orang (termasuk saya) yang mengatakan bahwa SBY adalah seorang jenderal yang pemikirannya sangat prodemokrasi. Apalagi civil society sudah bangkit kembali. Akan sulit dibayangkan militerisme akan kembali lagi. Namun, dengan adanya pencekalan ini, muncul kekhawatiran bahwa langkah-langkah kecil ke arah itu mulai lagi terjadi. Orang-orang yang kurang disukai oleh pemerintah mulai dibatasi lagi kebebasannya. Hal kedua yang mengejutkan adalah pencekalan ini terjadi terhadap Aspinall. Kebetulan saya mengenal dia secara cukup dekat. Bahkan, saya adalah salah seorang yang memeriksa tesis doktornya pada tahun 2000. Aspinall menulis tentang gerakan pro-demokrasi pada zaman Suharto di Indonesia. Studi ini kemudian dibukukan menjadi buku setebal 344 halaman dengan judul Opposing Suharto. Compromise, Resistance and Regime Change in Indonesia (diterbitkan tahun 2005 oleh Stanford University Press). Dengan karyanya ini Aspinal menunjukkan bahwa dia adalah seorang sarjana yang bermutu. Analisisnya kritis dan seimbang, serta pengumpulan datanya cermat dan komprehensif. Adanya sarjana seperti Aspinall tidak saja membanggakan Australia, tetapi juga menguntungkan Indonesia. Kita jadi bisa melihat kelebihan dan kekurangan kita dari sudut pandang orang lain. Sebagai manusia, Aspinall merupakan seorang yang tenang dan santun. Dia berbicara dengan nada yang rendah. Bahkan, saya punya kesan bahwa Aspinall pada dasarnya adalah seorang pemalu. Dia jauh dari kesan sombong. Ketiga, meskipun seandainya Aspinall melakukan kritik yang keras terhadap Pemerintah Indonesia, saya tidak akan setuju kalau dia dilarang masuk ke Indonesia. Saya ingat pada tahun 1970-an, ketika bersekolah di Harvard University di AS, Pemerintah Jepang memberikan sumbangan ratusan dollar AS untuk setiap mahasiswa AS yang mau menulis tesis tentang Jepang, tidak peduli apakah tulisan itu bersifat memuji atau mengkritik. Pada saat itu Pemerintah Indonesia di bawah Jenderal Soeharto sedang melarang sarjana-sarjana asing yang mengkritik pemerintah untuk masuk ke Indonesia. Saya tiba-tiba menjadi sadar betapa pintarnya Pemerintah Jepang. Kritik-kritik terhadap Pemerintah Jepang dianggap sebagai masukan gratis yang bisa dipakai untuk memperbaiki negeri ini. Makin banyak masukan, makin baik. Karena itu, pemerintah mau mengeluarkan uang untuk konsultasi "gratis" ini, yang belum tentu tidak berguna. Tampaknya kita harus belajar dari pengalaman-pengalaman ini. Memang kita, orang Indonesia, belum biasa menghadapi kritik. Kita cenderung menuduh orang yang mengkritik kita punya iktikad tidak baik. (Ini memang tidak selalu salah) Tetapi, harus diakui, apa pun iktikadnya, kita selalu bisa belajar dari kritik. Saya pernah mempraktikkan hikmah ini. Ketika saya menjadi salah seorang pengurus Dewan Kesenian Jakarta pada tahun 1960-an dulu, saya mengusulkan supaya ada perlombaan mengarang yang mengkritik Dewan ini. Pemenangnya haruslah seorang yang berhasil melihat kekurangan-kekurangan kita. Rekan-rekan saya memang terkejut mendengar ini, tetapi kemudian setelah dijelaskan, mereka bisa menerimanya. Kembali kepada Aspinall, saya tidak tahu apa latar belakang pencekalan ini. Kalau pencekalan ini disebabkan oleh kritik-kritiknya terhadap pemerintah kita, hal ini sungguh tidak bijaksana. Bahkan, meskipun, misalnya, Aspinall sampai bertemu dengan orang- orang GAM (Gerakan Aceh Merdeka), kita tidak boleh terburu-buru menghukum dia. Karena sebagai sarjana ilmu sosial, dia memang harus bertemu dengan berbagai pihak untuk mendapatkan informasi yang seimbang. Seseorang hanya bisa dicekal kalau dia memang terbukti membantu secara nyata gerakan yang dianggap sebagai pemberontakan. Saya yakin Aspinall tidak termasuk jenis orang ini. Satu hal lagi yang mau saya jelaskan adalah bahwa tulisan ini tidak dimaksudkan untuk mendukung Aspinall secara pribadi. Aspinall memang teman saya. Namun, pencekalan yang kurang tepat alasannya ini adalah sesuatu yang kurang menguntungkan kita sendiri. Dengan tidak melakukan penentangan, kita seakan-akan membiarkan negara kita terseret kembali ke arah sistem pemerintahan yang otoriter. Arief Budiman Guru Besar Studi Indonesia di University of Melbourne [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give the gift of life to a sick child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/lGEjbB/6WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **