[list_indonesia] [ppiindia] Soal Aceh, I Do Care

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 8 Mar 2005 10:10:27 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.suarapembaruan.com/News/2005/03/07/index.html

SUARA PEMBARUAN DAILY 
Soal Aceh, I Do Care
 

Rosihan Anwar 

PEMERINTAH Susilo Bambang Yudhoyono-Jusuf Kalla telah dua kali -pertama bulan 
Januari 2005, kedua bulan Februari- mengirim wakil-wakilnya ke Helsinki, ibu 
kota Finlandia, untuk bertemu dan berunding dengan pemimpin-pemimpin GAM 
(Gerakan Aceh Merdeka). 

Wakil tersebut terdiri dari Menko Politik, Hukum dan Keamanan, Widodo AS, 
Menteri Hukum dan HAM Hamid Awaluddin, dan Menteri Komunikasi dan Informatika 
Sofyan Djalil. 

Kedua pihak bertemu atas usaha Crisis Management Initiative yang dipimpin oleh 
mantan Presiden Finlandia Martti Ahtisaari yang pernah menjadi perantara 
perdamaian (peace broker) dalam soal Namibia (Afrika) dan soal Balkan (Eropa). 

Tidak banyak yang terbetik keluar dari kedua perundingan di Helsinki, jika kita 
mengikuti pemberitaan dalam pers Indonesia. Delegasi pemerintah tidak 
memberikan keterangan cukup, bahkan terkesan bersifat "tertutup". Apakah 
pemerintah mau melaksanakan perundingan "rahasia", mengikuti pola sikap semula 
ketika menyelesaikan masalah Maluku dan Poso beberapa tahun yang lalu pada 
pertemuan Molino. Mengenai itu kita cuma meraba-raba belaka. Ataukah ada 
anggapan pemerintah bahwa semakin sedikit berita semakin bagus perkembangan, no 
news, good news? 

Wapres Jusuf Kalla, yang memegang peran dalam perundingan di Malino dulu 
menyelesaikan konflik dalam negeri, ternyata di belakang layar mengoordinasi 
tindak tanduk delegasi pemerintah di Helsinki dalam perundingan dengan GAM. 

Pada tanggal 24 Februari 2005, Wapres Jusuf Kalla dalam wawancara dengan 
wartawan The New York Times mengatakan, "Indonesia punya kepercayaan dapat 
mencapai suatu persetujuan perdamaian untuk mengakhiri perang selama hampir 
tiga dasawarsa di Provinsi Aceh, pada pertengahan tahun ini." 

Akan tetapi kendati penilaiannya yang cerah setelah dua kali pertemuan, Kalla 
berkata, dia tidak begitu pasti tentang makna usul GAM bagi self-rule 
(pemerintah sendiri). Pemerintah masih harus mempelajari gagasan tersebut. 
"Saya menaruh kepercayaan pada kemajuan (progress). Saya percaya, sekitar bulan 
Juni-Juli yang akan datang soal ini dapat diselesaikan," kata Wapres. 

Kalaulah delegasi pemerintah pelit memberikan pernyataan bersifat publik, tidak 
demikian halnya dengan pihak GAM yang melakukan good public relations (PR) work 
untuk mencapai tujuan politiknya, dan karena itu rajin berbicara dengan 
wartawan kantor berita internasional, seperti Associated Press (AP), Agence 
France Presse (AFP), dan Reuters. Berikut ini beberapa contoh pernyataan pihak 
GAM. 

* 


SYAHDAN disebut tentang Damien Kingsbury, seorang Indonesia specialist dari 
Australia yang merupakan bagian dari delegasi GAM. Kingsbury dari Deakin Uni- 
versity menyatakan Kepada AP bahwa tuntutan bagi kemerdekaan tidaklah lagi 
diutarakan. Mereka (delegasi GAM) kini meminta self-government (pemerintah 
sendiri) dan orang-orang Indonesia memahami ini dengan sangat jelas. 

Ini adalah sebuah kompromi. Ia bukan special autonomy (otonomi khusus); otonomi 
khusus adalah status quo. Akan tetapi, tulis wartawan AP, tidaklah jelas apakah 
kedua pihak telah dekat pada suatu persetujuan mengenai bagaimana persisnya 
Aceh seharusnya diperintah. Lagi pula, sembarang keputusan untuk melepaskan 
tuntutan kemerdekaan tidak berarti segera berakhir pertempuran. 

Bakhtiar Abdullah adalah juru bicara GAM di Helsinki. Ia berkata kepada 
wartawan AP, "Tentu saya optimistis. Kami sedang bergerak ke arah sebuah 
penyelesaian positif." Kendati ucapan yang tidak keras tadi Abdullah bersikap 
ambigu, apakah GAM telah memutuskan menghentikan perjuangan kemerdekaannya, 
lalu menerima tawaran Jakarta tentang otonomi khusus. 

Ia berkata, "Perjuangan GAM untuk kemerdekaan masih tetap ada. Kemerdekaan 
tidak ada di meja. Jika kami bicara tentang kemerdekaan, maka akan tidak ada 
pembicaraan-pembicaraan. Kami mencari sebuah cara bagi proses supaya berlanjut. 
Ini tidak berarti kami akan menerima otonomi". 

Abdullah berharap, pembicaraan akan membiarkan negosiasi berlanjut dan membantu 
pemerintah Indonesia dan GAM untuk "menjual" kasus perdamaian kepada 
masing-masing pihak, memungkinkan gencatan senjata yang langgeng. 

Kantor Martti Ahtisaari, mantan Presiden Finlandia, yang mengetuai perundingan, 
mengonfirmasi bahwa kemajuan telah dibuat. Akan tetapi tekad GAM tetap kuat 
dalam menyingkirkan 50.000 tentara dan polisi dari Aceh. GAM bersitekan 
diadakannya plebisit yang disupervisi oleh PBB mengenai penentuan nasib sendiri 
(self determination) di daerah Aceh, akan tetapi Jakarta khawatir terulangnya 
jajak pendapat tentang kemerdekaan di Timtim tahun 1999, di mana 80 persen 
penduduk memilih kemerdekaan. 

Damien Kingsbury, spesialis Indonesia asal Australia, mengatakan, GAM akan 
menuntut agar gerakannya, atau suatu partai politik tersendiri yang 
mewakilinya, diizinkan ambil bagian dalam pemilu yang akan datang untuk DPRD. 
Tuntutan ini akan menghendaki perubahan undang-undang Indonesia yang melarang 
parpol-parpol separatis. 

* 


PEMIMPIN GAM Mali Maimed yang kini tinggal di Swedia dan serupa Hasan Tiro, 
sudah menjadi warga negara Swedia, lebih berhati-hati sikapnya. Dia berkata 
kepada wartawan, "Mereka akan membicarakan apa saja yang akan membawa 
perdamaian di Aceh." Tapi dia tidak memberi komentar mengenai tawaran 
pemerintah Indonesia tentang otonomi khusus bagi Aceh. Sedangkan Bakhtiar 
Abdullah menegaskan lagi di konferensi pers setelah selesai pembicaraan, bahwa, 
"GAM mencari suatu penyelesaian tapi soal melepaskan tuntutan kemerdekaan tidak 
dibicarakan". 

Ahtisaari berkata, "Sebuah proses serius telah dimulai. Hal itu pada dirinya 
merupakan suatu terobosan. Kini kita telah berlari mungkin sepertiga dari 
marathon. Soal membuang klaim kemerdekaan tidak diutarakan. Saya tidak 
menanyakan kepada siapa pun untuk melepaskan sesuatu". 

Dia mengatakan dalam pembicaraan berikut, bulan April, akan dibicarakan soal 
bagaimana kedua pihak akan menarik mundur tentaranya dan siapa yang akan 
memonitor penarikan mundur itu. Monitor tidak akan dilakukan oleh PBB, karena 
Jakarta menganggap sengketa Aceh sebagai suatu urusan domestik (dalam negeri) 
dan menentang pemantau-pemantau internasional. 

Akan tetapi organisasi regional seperti Uni Eropa atau ASEAN akan akseptabel 
bagi Indonesia dan Ahtisaari memberitahukan jalannya perundingan di Helsinki 
kepada Javier Solana, Wakil Agung Uni Eropa untuk urusan luar negeri dan 
sekuriti. 

Unsur pokok untuk mencapai perdamaian di Aceh adalah sikap TNI. GAM meminta 
penarikan mundur sepihak dari pasukan, suatu tindakan yang tidak bisa diterima 
oleh TNI. Selama dua tahun belakangan ini GAM menderita kekalahan berat, di 
beberapa daerah kehilangan sebanyak 50 persen dari pejuang-pejuangnya, demikian 
menurut Edward Aspinall, ilmuwan politik pada Universitas Sydney yang sedang 
menulis sejarah tentang konflik di Aceh. Panglima TNI Jenderal Endriartono 
Sutarto mengatakan, "Jika pembicaraan perdamaian berakhir dalam kegagalan, saya 
berharap pemerintah tidak akan segan-segan mengambil tindakan keras terhadap 
GAM." 

Dengan cerita tadi, berdasarkan pemberitaan media internasional kiranya 
diperoleh sekadar informasi tentang apa yang berlangsung dalam perundingan di 
Helsinki. Sampai di mana kebenarannya, wallahu alam. Bahwa pemerintah bersikap 
"tertutup", sejauh ini untuk mencegah adanya pernyataan publik yang membuat 
situasi sulit, dapat dimengerti. 

Kita berharap Jusuf Kalla dan delegasi yang berunding akhirnya sukses 
menyelesaikan masalah Aceh. Sebab sikap kita dalam soal Aceh ialah "I do care, 
I care". 


Penulis adalah wartawan senior 



--------------------------------------------------------------------------------
Last modified: 7/3/05 

[Non-text portions of this message have been removed]



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Soal Aceh, I Do Care