[list_indonesia] [ppiindia] Humanisasi Peradaban Bangsa

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Tue, 8 Mar 2005 10:14:51 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.sinarharapan.co.id/berita/0503/08/opi02.html

Humanisasi Peradaban Bangsa
Oleh Thomas Koten

Ketika gempa bumi dan gelombang tsunami mengguncang dan menghempas Aceh dan 
Sumatera Utara, Indonesia memang sangat prihatin. "Indonesia menangis".
Sebab, bukan saja gedung dan bangunan serta prasarana fiik hancur, tetapi 
lebih daripada itu, Indonesia kehilangan nyawa anak-anak bangsa lebih kurang 
200.000 banyaknya. Tetapi, sesungguhnya, kita juga harus ingat bahwa badai 
tsunami sosial telah lama menghempas negeri ini. Tsunami sosial itu dalam 
bentuk ketidakadilan sosial, ekonomi, politik, hukum, budaya, gender dan 
lain-lain.
Karena itu, perlu diakui, korupsi dan ket dakadilan serta kekerasan sosial, 
ekonomi dan politik sudah meradang dalam tubuh bangsa ini, bahkan sudah 
menjadi sebuah karakter laten yang mewabah dan berkembang pesat di 
Indonesia.
Kini, ketika ratusan ribu tenaga kerja ilegal asal Indonesia "diusir" dari 
Malaysia, kita semua kembali jatuh dalam keprihatinan yang amat dalam. 
Keprihatinan itu bukan saja karena melihat nasib malang yang menimpa 
saudara-saudara kita, melainkan lebih karena martabat dan harga diri bangsa 
kita kembali terinjak-injak. Kita pun beramai-ramai melakukan protes atas 
berbagai perlakuan tidak adil yang dialami saudara-saudara kita itu. Tetapi, 
apa yang seharusnya menjadi inti keprihatinan kita?
Krisis Peradaban Bangsa ini sesungguhnya telah lama tidak saling menghargai 
satu sama lain, yang merupakan salah satu sumber krisis, yaitu krisis 
peradaban bangsa. Misalnya, di negeri ini kerap terjadi pembunuhan secara 
massal, terhitung sejak G30S/PKI 1965, dan berbagai konflik dan kerusuhan 
berdarah lainnya yang tidak terhitung banyaknya hingga sekarang. Ini 
menunjukkan seolah-olah nyawa manusia dan harga diri setiap insan menjadi 
tidak berarti apa-apa di negeri ini.

Lalu, muncul pertanyaan ironis, bagaimana mungkin kita mengharapkan bangsa 
lain menghargai dan menghormati bangsa kita kalau kita sendiri tidak saling 
menghargai dan saling menghormati? Bagaimana kita mengharapkan majikan di 
negara tetangga berlaku jujur dan bertindak adil alias tidak korupsi 
terhadap gaji karyawan dari tenaga kerja Indonesia, kalau bau amis korupsi 
di negeri ini sudah lama tercium oleh bangsa dan negara lain? Bukankah 
performance, kredibilitas dan harga diri bangsa ini terpancar dari seluruh 
prilaku kita, dan itu akan sangat menentukan sejauh mana bangsa lain segan 
dan hormat terhadap bangsa ini? Itulah problem besar yang dihadapi bangsa 
ini.
Artinya, bangsa ini sedang mengalami krisis peradaban yang sangat parah. 
Ibarat virus, krisis peradaban ini telah meradang dalam paru-paru bangsa 
ini. Apabila krisis peradaban ini tidak diperhatikan untuk dilakukan 
perbaikan, perombakan atau perubahan, atau mengalami suatu proses humanisasi 
baru secara kreatif, maka bangsa ini akan mengalami nasib yang jauh lebih 
terpuruk lagi daripada keterpurukan yang selama ini kita alami.
Krisis peradaban memang bermula dari hilangnya rasa saling menghargai dan 
saling menghormati, saling merendahkan dan saling melecehkan di antara kita 
dalam bentuk yang kecil-kecil seperti korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN) 
dari skala kecil hingga skala besar, yang dilakukan oleh sesama anak bangsa. 
Kemudian, krisis peradaban itu berpuncak pada berbagai tindakan biadab yang 
bertentangan dengan nilai dasar kemanusiaan seperti pemerkosaan, pembunuhan 
dan sebagainya yang bukan saja memutuskan hubungan keharmonisan antara 
manusia dengan manusia saja tetapi juga dengan alam dan Tuhan Sang Khalik.
Ini berarti, bangsa ini membalikan peradabannya ke zaman purba di mana 
naluri kebinatangan terekspresi secara telanjang, "manusia menjadi serigala 
bagi manusia yang lain (homo homini lupus) kata Hobbes, filosof terkenal 
Jerman. Dalam hal mana, dikatakan oleh Charles Darwin, seorang naturalis 
sejati pada paruh kedua abad XIX, yang merumuskan tentang seleksi alamiah 
dan membuka peluang bagi munculnya istilah survival of the fittest bahwa 
hubungan manusia dalam peradaban hingga kini masih tetap dibangun atas 
prinsip persaingan dan penguasaan, dengan berbagai predatornya yang 
menyeramkan. Inilah yang menurut Darwin, sejarah manusia hingga kini 
sesungguhnya adalah sejarah yang penuh luka dan air mata, akibat campur 
tangan "manusia-binatang" dalam terminologi itu. Pertanyaan, bagaimana 
me-rekonstruksi atau meng-humanisasi peradaban bangsa yang sedang mengalami 
krisis ini?


Humanisasi Peradaban
Filosof Karl Poper dalam bukunya "The Open Society and It's Enemies," 
mengatakan sejarah peradaban manusia kini sesungguhnya tidak bisa lagi 
beralan secara alamiah, -ala Charles Darwin-. Karena itu, apabila peradaban 
sebuah bangsa mulai jatuh maka perlu segera direkonstruksi-pemanusiaan. Dan 
dalam proses pemanusiaan ini dalam bahasa Sutan Sjahrir, bapak bangsa kita, 
dikatakan sebagai proses humanisasi peradaban. Artinya, dalam kaitan dengan 
perkembangan rasa, karsa, cipta manusia berdinamika baik individu maupun 
sebagai societes menuju humanisme, yaitu perjuangan peradaban yang menaruh 
harkat kemanusiaan pada nilai prima, pada nilai tujuan.
Karena itu, menurut Sjahrir ketika dalam pembuangan Digul dalam catatan 21 
Maret 1936, bahwa pergulatan untuk meng-humanisasi-kan peradaban, 
pertama-tama harus mengalahkan "kebiadaban naluri kebinatangan dalam diri 
manusia sendiri."
Bagaimana proses humanisasi itu berlangsung dalam lapis-lapis humanisme itu? 
Menyitir Mudji Sutrisno (1993), sesungguhnya humanisasi adalah proses umat 
manusia, yang dengan kendaraan peradaban mau semakin menaruh hormatnya pada 
sesama manusia dalam ruang lingkungan sesama peziarah menuju Sang Asal dan 
tujuan hidup manusia; Allah sendiri.
Tetapi, bisakah ini disebut sebuah ziarah humanisasi? Untuk itulah 
sesungguhnya ikhtiar humanisasi peradaban selalu mengingatkan kita untuk 
menyadari bahwa semua pertanyaan mendasar tentang peradaban adalah sumbangan 
apa yang bisa diberikan untuk kesejahteraan manusia seluruhnya? Sejauh mana 
masyarakat sebuah bangsa dapat saling menghargai satu sama lain untuk tetap 
menjaga harga diri atau martabatnya lewat pengikisan ketidakdilan sosial, 
ekonomi, politik, hukum, gender dan sebagainya.
Ketika dikatakan di atas bahwa KKN, pemerkosaan, pembunuhan sebagai 
pemutusan hubungan-keharmonisan antara manusia, alam semesta dan Sang 
Khalik, maka humanisasi peradaban mengundang kita untuk menyadari kembali 
siapakah manusia dalam hubungan dengan sesama, alam dan Sang Khalik. Manusia 
adalah makhluk yang terluhur bila dibandingkan dengan makhluk-makhluk lain 
di dunia.
Keluhuran martabat manusia terletak dalam kesadarannya mengusahakan cinta 
atau kesanggupannya untuk mencintai. Mencius (371-28) berpendapat, yang 
membedakan manusia dari makhluk hidup lain tampaknya kecil, cinta ilahi yang 
memberi kesadaran kepada manusia. Cinta ilahi yang merembes ke hati manusia, 
juga membawa kebijaksanaan dan kesadaran surgawi sehingga manusia tidak 
hanya sanggup untuk ada seperti makhluk hidup lain, tetapi juga bisa meniru 
Langit dan Bumi dalam mencintai, memberi dan menghimpun makhluk-makhluk 
ciptaan lain menuju kesatuan besar dalam kosmos.
Jadi, humanisasi peradaban bangsa berpangkal pada upaya saling menghargai 
dan saling menghormati dan bertindak jujur terhadap sesama, alam semesta dan 
Sang Khalik.


Penulis adalah direktur The Justice Advocates Indonesia

Copyright © Sinar Harapan 2003







 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts:

  • » [list_indonesia] [ppiindia] Humanisasi Peradaban Bangsa