[list_indonesia] Re: [ppiindia] Re: Seksualitas Perempuan Masih Tertindas

  • From: "Carla Annamarie" <Carla.Annamarie@xxxxxxxxxxxxxxxx>
  • To: ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx
  • Date: Thu, 10 Mar 2005 13:05:59 +0700

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **


sexual equality in marriage is a critical thing.., di ''jadul'' era mutual
orgasm is rarely.., it's rule that men's come first..but now i think women
demand an equality..bcs what's the point of making love if women doesnt
have any orgasm.., to serve her husband is just a routine obligation, even
when she is in her period time or emotionally n physically drained, he
claimed his right as a sole proprietor of her wife (body n soul).. i think
many women especially those who lived in suburban area still have this
kinda condition..
sexual oppresion and inequality still rarely exist in the urban area..bcs
women now days have more knowledge and access information abt the subject,
they re more independent sexually, intellectually, financially, and
emotionally..



                                                                                
                           
                      "Ida Z.A"                                                 
                           
                      <abidin_ida@yahoo        To:       
ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx                          
                      .com>                    cc:                              
                           
                                               Subject:  [ppiindia] Re: 
Seksualitas Perempuan Masih        
                      03/10/2005 11:08          Tertindas                       
                           
                      AM                                                        
                           
                      Please respond to                                         
                           
                      ppiindia                                                  
                           
                                                                                
                           
                                                                                
                           






Perempuan, dalam masalah seksual, dalam prakteknya masih byk
tertindas. salah satunya karena ketidaktahuan kedua belah pihak ttg
pengetahuan seks. meski demikian pihak yg paling menderita tetap
perempuan,terutama mereka yg tinggal jauh di pedesaan yg msh memegang
adat lama(they are not allowed to speak).

nampaknya himbauan "larangan merokok' = masalah 'perempuan &
seksualitas' masih perlu disosialisasikan.


--- In ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx, Eko Bambang Subiyantoro <eko@xxxx>
wrote:
> http://www.jurnalperempuan.com/yjp.jpo/?act=berita%7C-323%7CN
> Rabu, 09 Maret 2005
> Seksualitas Perempuan Masih Tertindas
> Jurnalis Kontributor: Latifah
> Jurnalperempuan.com-Yogyakarta. "Saat saya praktek di pedalaman
Kalimantan, ada seorang perempuan dipukuli oleh suaminya karena pada
malam pertama perkawinan mereka, perempuan tersebut tidak
mengeluarkan darah." Suaminya marah karena mengira istrinya tidak
perawan lagi. Kekerasan yang dialami oleh perempuan tersebut
merupakan akibat kurangnya pengetahuan tentang masalah seksualitas.
Dalam hubungan seksual, perempuan masih tertindas. Demikian pendapat
yang dikemukakan oleh dr. Hasto Wardoyo, Sp.OG, pakar medis, dalam
Seminar Peringatan Hari International Women's Day dengan tema
Perempuan dan Seksualitas di Bentara Budaya, Yogyakarta, pada Selasa
(8/3). Acara ini diselenggarakan oleh Rifka Annisa WCC, PKBI, Koalisi
Perempuan Indonesia, dan Bentara Budaya Yogyakarta.
>
> Selanjutnya, Hasto menjelaskan berbagai bentuk ketertindasan
perempuan dalam hubungan seksual. Pertama, istri melayani suami
sebelum bersyahwat atau lubrikasi. Hal ini mengindikasikan tidak
adanya penghormatan atau perhatian suami terhadap istri, yang
mengakibatkan penderitaan fisik bagi istri. Kedua, hubungan seksual
yang diakhiri tanpa memberikan kesempatan bagi isti untuk orgasme.
Hal ini akan mengakibatkan penderitaan psikis bagi istri. Karena itu,
suami harus memperhatikan siklus reaksi seksual istrinya. "Sebenarnya
dalam hadis pun Rasullulah telah memberikan `petunjuk operasional'
bahwa dalam hubungan seksual, suami harus memperhatikan istrinya, "
ujar Hasto. Ketiga, melayani suami saat haid atau keputihan.
Perempuanlah yang akan menanggung akibat yang membahayakan jiwanya
karena organ perempuan rentan infeksi. Keempat, istri melayani suami
selagi menopause dengan sindroma menopause, yang mengakibatkan vagina
kering. "Bagi perempuan rasanya seperti diperkosa," kata Hasto.
>
> Perempuan menanggung penderitaan yang jauh lebih berat akibat
aktivitas seksual. Akibat itu antara lain adalah risiko kehamilan tak
dikehendaki, perdarahan, dan kematian. "Di DIY angka kematian ibu
melahirkan pada 2003 adalah 48, sedangkan kematian bayi adalah 205,"
jelas Hasto. Padahal, fasilitas kesehatan dan tenaga medis di DIY
cukup baik.
>
> Berkaitan dengan fasilitas kesehatan, seorang peserta seminar
mengeluhkan mahalnya biaya yang harus dikeluarkan untuk mengakses
fasilitas kesehatan seperti rumah sakit. Akibatnya, pemeriksaan
kesehatan reproduksi pun tidak menjadi prioritas. Menurut Masruchah,
Ketua Koalisi Perempuan Indonesia Pusat, dalam era globalisasi ini
memang ada tiga kekuatan: pasar, negara, dan masyarakat. "Jangan
sampai negara bersatu dengan pasar sehingga kesehatan mahal. Negara
harus bersatu dengan masyarakat sehingga kesehatan murah," ujarnya.
Logika liberalisme tidak dapat diterapkan dengan semena-mena. Harus
ada perlindungan bagi pihak yang lemah, sehingga hak-hak reproduksi
perempuan tidak terabaikan.
>
> Di samping itu, Masruchah juga mengemukakan bahwa pembicaraan hak
seksual masih dianggap tidak sesuai dengan norma di
Indonesia."Padahal, dokumen HAM jelas-jelas memuat hal itu,"
tegasnya.
>
> Dalam kaitannya dengan HAM, Dr. Hamim Ilyas, Dosen Universitas
Islam Negeri Yogyakarta, memaparkan beberapa macam hak reproduksi
perempuan. Pertama, hak untuk hidup. Faktanya, angka kematian ibu di
Indonesia masih tertinggi di Asean. Salah satunya penyebabnya adalah
ajaran agama yang menyebutkan bahwa ibu yang meninggal saat
melahirkan termasuk mati sahid. Kedua, hak untuk memiliki otonomi
dalam menentukan reproduksi, misalnya menentukan jodoh. Ketiga, hak
menikmati ilmu pengetahuan dan teknologi, misalnya alat kontrasepsi.
Tidak hanya perempuan yang dapat menggunakan alat kontrasepsi, tetapi
juga laki-laki. Keempat, hak untuk tidak didiskriminasi, termasuk
dalam pengambilan kebijakan publik. Dalam hal ini, Hamim masih
memandang faktor budaya etnis masih menjadi penghalang terbesar.
>
> Sebelum seminar dimulai, sebuah pementasan teater dari teater anak
jalanan digelar. Pementasan yang mengangkat masalah-masalah
seksualitas perempuan ini berhasil menarik perhatian penonton. ***






***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru;
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx

Yahoo! Groups Links













------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
DonorsChoose. A simple way to provide underprivileged children resources 
often lacking in public schools. Fund a student project in NYC/NC today!
http://us.click.yahoo.com/5F6XtA/.WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: