** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Hingga saat ini, batas garis kemiskinan yang ditetapkan BPS adalah Rp 122.000 per bulan per orang. Artinya yang pendapatannya di atas Rp 4.000 per hari dianggap kaya. Sementara dari World Bank, batasnya adalah US$ 2 per hari (Rp 18.800). Nah, dengan pendapatan yang cuma bisa beli satu mangkok bakso per hari (tanpa teh botol) atau kurang baru di anggap miskin (padahal mereka perlu transport, sekolah, pakaian, kontrak rumah, dsb) jumlahnya sudah 36 juta lebih. Jika batas miskin dengan standar "binatang" (karena cuma menghitung sekedar bisa makan) menjadi naik akibat kenaikan harga BBM dan lainnya, maka jumlah orang miskin akan bertambah. Sebagai contoh, bis sudah naik dari Rp 1200 menjadi Rp 1500 sekali jalan. Beras Ramos dari Rp 3600 menjadi Rp 4.000 (setelah sebelumnya dari November juga sudah naik). Diperkirakan batas kemiskinan dgn kenaikan biaya hidup akan menjadi Rp 140 ribu - Rp 150 ribu, hingga total orang miskin bertambah menjadi sekitar 60 juta. Sesungguhnya mayoritas rakyat kita orang miskin. Jumlah mobil mewah seperti mercy dan BMW kurang dari 10%. Sementara 700 ribu bis dan angkutan dinikmati sekitar 100 juta rakyat menengah ke bawah dan 24 juta sepeda motor juga bukan orang kaya. Belum lagi para nelayan yang sekarang perahunya tidak lagi bisa melaut karena naiknya harga solar. Oleh karena itu, pernyataan yang mengatakan bahwa subsidi BBM 80% dinikmati orang menengah ke atas adalah pernyataan yang menipu. Karena mayoritas rakyat Indonesia (80%) masih menengah ke bawah. Meski tidak punya kendaraan, mereka tetap butuh BBM untuk transport angkutan umum untuk ke tempat kerja, solar untuk perahu atau distribusi pupuk/pestisida mau pun penjualan hasil panennya. Kompensasi BBM sendiri seperti beras raskin yang harganya Rp 1.000 per liter, tenyata hanya menyentuh 8,6 juta rakyat saja, atau kurang dari 5% total penduduk Indonesia. Oleh karena itu, saya harap intelektual Indonesia yang peduli dengan rakyat mau meluruskan hal ini. --- Wisnu Nugroho <septahedra@xxxxxxxxx> wrote: > Data ini tidak lengkap, karena tidak memperhitungkan > garis kemiskinan. Garis kemiskinan tidak > selalu sama dengan garis pemisah antara quintile > terbawah dengan quintile kedua terbawah. > > Untuk memperhitungkan dampak kenaikan BBM, pertama > kita harus tentukan dimana garis kemiskinannya, > karena kita perduli dengan semua orang di garis > kemiskinan, semua orang dibawah garis kemiskinan, > dan sebagian orang yang diatas garis tapi dekat > sekali. Lalu, kita musti hitung kalau harga BBM > naik seberapa naiknya harga harga lain. Lalu, > berdasar daya beli, kita perhitungkan berapa > banyaknya orang yang sekarang masuk ke bawah garis > kemiskinan. > > Garis kemiskinan ini perlu diperhitungkan karena ini > garis yang menentukan siapa yang berhak > disubsidi. Biasanya policynya yang dibawah garis > perlu disubsidi, yang diatas garis tidak perlu. > > Wisnu > > --- bayu krisnamurthi <ybkrisna@xxxxxxxxxxx> wrote: > > Mohon maaf, karena saya bukan ahli ekonomi BBM, > adakah rekan yang bisa > > mengkonfirmasi data berikut ? Sekedar untuk > iseng-iseng akhir pekan, sambil > > nunggu pentas 'reality show terpanas' minggu ini > di Gedung DPR. > > > > Matur nuwun ... > > > > > > BPS, 2002, berdasarkan Susenas, dari total > penjualan BBM di Indonesia, 43 % > > BBM dibeli oleh 20% rumah tangga (RT) terkaya, 23 > % dibeli oleh RT 20% kedua > > teratas, 16 % dibeli oleh 20% RT ditengah, 11 % > dibeli oleh 20% RT kedua > > terbawah, dan 7 % dibeli oleh 20% RT termiskin. > Jadi 82 % BBM dibeli oleh > > RT perpendapatan menengah keatas, dan 18 % BBM > dibeli oleh RT berpendapatan > > rendah dan miskin. Dengan demikian, dapat > diartikan 82% subsidi BBM selama > > ini dinikmati oleh mereka yang seharusnya tidak > perlu disubsidi. > > > > > > > Bacalah artikel tentang Islam di: http://www.nizami.org __________________________________ Do you Yahoo!? Yahoo! Small Business - Try our new resources site! http://smallbusiness.yahoo.com/resources/ ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Take a look at donorschoose.org, an excellent charitable web site for anyone who cares about public education! http://us.click.yahoo.com/O.5XsA/8WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **