** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** Dear All, BBM adalah bisnis besar. Coba dihitung dengan asumsi sederhana saja. Jika tiap hari kita produksi rata-rata 1 juta barel (bpd), maka dengan harga asumsi US$ 40 per barel..adalah bisnis US$ 40 million atau US$ 40 juta. Jika dihitung dalam 1 tahun, tinggal kalikan 365 hari = 14.600 juta US$ alias sekitar US$ 15 milyar per tahun...jadi sekitar Rp 135 T. Lebih dari seperempat APBN. Wajarkan kalau banyak orang yang "menyandarkan" hidupnya dari rentseeking bisnis sebesar itu? HARI GINI....., dimana hidup susah, berkarir juga tidak jaminan karena berbagai permasalahan yang berujung kepada KKN telah mengesampingkan nilai-nilai kerja keras, profesional, dan aktivitas yang berorientasi kepada proses. Jika dirunut lagi, akarnya juga akan mengarah kepada (salah satunya lho..!) rendahnya reward alias rendahnya tingkat upah,baik untuk birokrat maupun sebagian besar swasta. Nah bisnis minyak memiliki daya pukau yang sangat kuat, lihatlah teman sendiri, saudara, ataupun kerabat lainnya yang dibisnis minyak, pasti..kesejahteraannya di atas rata-rata rakyat Indonesia lainnya. Sekali lagi, sementara tingkat upah sangat tidak sepadan dan nyaris tidak pernah diperhitungkan secara proporsional dalam berbagai kebijakan publik, maka...para intelektual, birokrat, dan pengambil keputusan akan berpikir...GUA DAPAT APA...? Sementara kewenangan, kemampuan untuk mempengaruhi kebijakan publik sangatlah besar...dan masalah ini telah dengan SENGAJA DIBIARKAN PEMERINTAH untuk berlarut-larut dan bahkan sengaja dipropagandakan (dulu oleh Budiono mantan Mekeu yang menyatakan,bahwa gaji kecil jangan dijadikan alasan korupsi...!). Dengan kata lain, dalam suatu negara dengan bisnis BBM dan sumber daya alam lainnya begitu besar, kaum intelektual dan birokrat disuruh "pura-pura" gak melihat..., maka lama kelamaan tentu mereka harus mencari jalan keluar. MAKA, JADILAH..bisnis BBM menjadi salah satu lahan baru setelah perbankan diaduk-aduk oleh swasta, dimana pemerintah menarik sendiri pihak swasta tersebut untuk membenahi dalam BPPN. Maaf berbelit..poin saya adalah, BBM dan bisnis mineral lainnya menjadi lahan bagi sebagian besar orang (bisa birokrat, intelektual dlll) untuk menjadi penambah "asap dapur" mereka. Bisa melalui suatu posisi sebagi direksi, komisaris, ataupun secara langsung membuat kajian-kajian yang diharapkan terus menjadi acuan dan tentu juga dengan gizi yang cukup, lebih dari rata-rata. Hal ini bisa dimaklumi, khususnya untuk dunia intelektual..dimana KELEMBAGAAN R&D kita juga terabaikan. Sungguh sangat sedikit orang yang mendedikasikan dirinya untuk meriset saat ini tanpa mengkhawatrikan anaknya yang sakit, akan sekolah dimana, serta berbagai gaya hidup lainnya. Jadi, dengan berbagai situasi yang ada saat ini, ditambah dengan tidak berjalannya good governance (gg), dimana civil society semakin ditinggalkan oleh kaum penguasa dan pengusaha (seperti Orba dulu)...MAKA JADILAH PROSES SUATU PENGAMBILAN KEPUTUSAN KEBIJAKAN PUBLIK MENJADI SANGAT...SANGAT..SANGAT SERAMPANGAN. Oke..coba kita renungkan.....BOLEHKAH RAKYAT SUATU NEGARA MISKIN MEMPEROLEH BBM DENGAN HARGA DI BAWAH HARGA PASAR INTERNASIONAL? Rasanya nalar saya menyatakan, masih layak kita membeli BBM dengan harga dibawah harga internasioanal yang di peg dengan harga MOPS di Singapura. Karena kita memang MISKIN, sekali lagi, KITA MASIH MISKIN LHO MAS, MBAK, BAPAK DAN IBU PEMIMPIN!, lah buktinya..GDP per capita masih dibawah 1000 US$, apa ada yang bisa bantah fakta ini? TERUS, kita bbrp tahun lalu dipaksa, khususnya untuk premium disamakan harganya dengan MOPS alias tidak disubsidi lagi, kecuali Minyak Tanah. Sehingga kita ingat harus membayar Bensin dengan harga Rp 1750 per liter, karena kurs naik kemudian bbrp bulan setelah itu dinaikkan menjadi Rp 1850. Terus kurs dan harga minyak turun, diturunkan pemerintah lagi menjadi Rp 1810. DAN ITU DIBIARKAN BERTAHAN DAN TIDAK DI VARIABELKAN SESUAI JANJI DAN KEBIJAKAN PEMERINTAH UNTUK KURUN WAKTU LEBIH 2 TAHUN????? BUSET !!! (baca dengan gaya salah satu acara tivi) HARUSNYA jika kebijakan harga itu benar, maka sudah semestinya secara bertahap harga BBM, bensin contohnya, juga sudah dinaikkan secara bertahap semisal Rp 1900 pada tahun 2003, kemudian menjadi Rp 2000/liter pada tahun 2004. NAH..KENAPA LANGKAH INI TIDAK DILANJUTKAN? KESIMPULANNYA...KEBIJAKAN PUBLIK YANG SANGAT MENENTUKAN HAJAT HIDUP DAN TINGKAT KESEJAHTERAAN RAKYAT....DIAMBIL SECARA SERAMPANGAN DENGAN MENINGGALKAN KAEDAH-KAEDAH EKONOMI DASAR SEPERTI DIAJARKAN DALAM WELFARE ECONOMICS...yang mempertemukan demand curve, willingness to pay, consumer dan producers surplus dan berbagai aspek lainnya. Untuk kompensasi...APA KITA UDAH PUNYA DATA BASE? Dan apakah tanpa kenaikan BBM kita tidak akan memberikan pendidikan dan kesehatan secara lebih baik? Dan dalam situasi transisi..bagi sebagian orang..ANGGARAN TAMBAHAN ADALAH REZEKI NOMPLOK..., maaf agak sudzon sedikit...STATISTICS CAN NOT LIE! Tentang..thread debat hasil kajian LPEM di Kompas dari Ikhsan, Iman, Chatib dan Oktaviani..." EMANG GUE PIKIRIN " kata rakyat yang sedang kejepit!! Sampai kapan kita akan berubah? HAI INTELEKTUAL INDONESIA.. " JANGAN LAH ANDA MENJADI TONGKAT PEMBAWA REBAH! " Sekedar menyegarkan pikiran bisa dilihat 3 tulisan saya dibawah ini.... 1. www.sinarharapan.co.id/berita/0301/11/opi01.html 2. http://eddysatriya.blogspot.com/2004/07/ketika-kaum-intelektual-berpesta.htm l 3. http://eddysatriya.blogspot.com/2005/03/intelektual-berminyak.html Tulisan lainnya bisa dilihat dalam website atau weblog saya. DUGAAN SAYA, HARGA BENSIN AKAN TURUN KE Rp 2000.-Rp 2100, SEMOGA!!! (Harus tho....) Kalau tidak turun, DPR berarti MEMBLE..dan PEOPLE POWER IS JUST A MATTER OF TIME! Kalau udah begini yang senang...TETANGGA KITA SI MALAYSIA! WASSALAM DAN semoga Allah mengampuni kita. Juga maap kalau ade saleh kate! Ir. Eddy Satriya, MA Email: esatriya@xxxxxxxxxxxxxx Website: www.geocities.com/satriyaeddy ; Blog: www.eddysatriya.blogspot.com , www.spaces.msn.com/members/kritikaku -----Original Message----- From: A Nizami [mailto:nizaminz@xxxxxxxxx] Sent: Monday, March 21, 2005 8:38 AM To: LISI@xxxxxxxxxxxxxxx; ekonomi-nasional@xxxxxxxxxxxxxxx; ppiindia@xxxxxxxxxxxxxxx; sabili Subject: Re: [LISI] Yang menikmati subsidi BBM ... ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **