** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.balipost.co.id/balipostcetak/2005/3/24/n1.htm RUU APBN-P Diajukan -- Pemerintah Kesulitan Dana Subsidi Jakarta (Bali Post) - Pemerintah mengajukan RUU Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) Perubahan 2005 ke DPR-RI Rabu (23/3) kemarin. RUU APBN Perubahan 2005 itu diserahkan oleh Menteri Keuangan Jusuf Anwar, diterima oleh Wakil Ketua DPR Soetardjo Soejoguritno didampingi Ketua Panitia Anggaran DPR Emir Moeis. Penyerahan RUU APBN-P itu merupakan respons pemerintah atas hasil rapat paripurna DPR, Senin (21/3) lalu. Saat itu mayoritas anggota Dewan minta pemerintah meninjau kenaikan harga BBM melalui pembahasan APBN Perubahan. Jusuf Anwar berharap Panitia Anggaran DPR segera membahas RUU APBN Perubahan tersebut. Namun, Emir Moeis mengatakan pembahasan baru dilakukan setelah dijadwalkan oleh Badan Musyawarah. Hari ini rencananya Emir Moeis akan melaporkan penyerahan RUU APBN Perubahan itu pada rapat paripurna DPR. Emir Moeis memastikan Panitia Anggaran akan membahas RUU APBN Perubahan itu pada masa persidangan berikutnya, setelah masa reses yang dimulai Jumat besok. Di tempat berbeda, Wakil Ketua Panitia Anggaran DPR A Hafiz Zawawi menegaskan, APBN Perubahan akan dibahas setelah masa reses karena anggota DPR perlu mempelajarinya pada saat masa reses nanti. Hanya masalahnya, katanya, subsidi BBM yang saat ini sudah terpakai Rp 16 trilyun, dari yang diposkan sebesar Rp 19 trilyun akan menyulitkan pemerintah mencarikan dana talangannya. Mengingat, pembahasan baru akan dilakukan pada 2 Mei 2005 dan diperkirakan angka subsidi yang direvisi baru dapat dicairkan pada Juni nanti. ''Kalau menunggu APBN Perubahan selesai Juni, ketika itu pasti subsidi BBM sudah sangat tinggi, lalu bagaimana pemerintah akan menghitungnya,'' katanya. Menurut Hafiz, dalam APBN Perubahan 2005, pemerintah berencana mengubah asumsi harga minyak dari 24 dolar AS per barel menjadi 35 dolar AS per barel, sehingga subsidi BBM akan berubah dari Rp 19 trilyun menjadi Rp 39,8 trilyun. Dia mengingatkan, dengan pembahasan yang menunggu setelah reses ini akan menyebabkan rakyat terpukul dua kali, yakni akibat kenaikan harga BBM dan karena dana kompensasi belum bisa dikucurkan akibat belum dibahas oleh Panitia Anggaran. Hafiz sendiri mengaku terkejut dengan surat dari pemerintah yang hanya menyebutkan DPR diminta mempelajari draf APBN-P selama reses dan sama sekali tidak meminta dilakukan percepatan pembahasan pada saat reses. ''Kalau kita diminta hanya mempelajarinya pada masa reses, maka pembahasannya kemungkinan baru dilakukan Mei, dan paling cepat selesai Juni. Itu kan terlalu lama,'' tandas Hafiz. Menanggapi hal ini, Menteri Keuangan Jusuf Anwar menegaskan bahwa pembahasan APBN Perubahan dan rencana UU perubahan APBN 2005 beserta nota keuangan tetap direncanakan setelah masa reses selesai. ''Harapannya sekarang bagaimana APBN itu setelah reses bisa kita bahas secara produktif dan mudah-mudahan bisa berjalan dengan lancar,'' ujar Menkeu. Ketika ditanya isi dari APBN-P, Menkeu mengaku belum bisa menyebutkan karena belum menjadi public domain dan baru akan menjadi public domain setelah diumumkan melalui sidang paripurna yang akan digelar Kamis (24/3) ini. (039/kmb4/kmb24) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Help save the life of a child. Support St. Jude Children's Research Hospital's 'Thanks & Giving.' http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **