[list_indonesia] [ppiindia] Pilihannya Perang

  • From: "Ambon" <sea@xxxxxxxxxx>
  • To: <"Undisclosed-Recipient:;"@freelists.org>
  • Date: Fri, 4 Mar 2005 10:02:29 +0100

** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru **

http://www.harianbatampos.com/mod.php?mod=publisher&op=viewarticle&artid=7482

Pilihannya Perang
By redaksi
Jumat, 04-Maret-2005, 08:32:4584 clicks


Konflik lawan Malaysia di Perbatasan
Klaim tumpang tindih antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang terjadi 
di kawasan Laut Sulawesi sudah mendapat perhatian serius dari Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin, Mantan Menkopolkam ini secara 
mendadak memanggil Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto.


JAKARTA - Tiga kepala staf angkatan lainnya juga ikut dipanggil. Mereka 
adalah Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal Djoko Santoso, 
Kepala Staf TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya Slamet Soebijanto, dan 
Kepala Staf TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Djoko Suyanto. Tak 
hanya itu, Presiden juga memanggil Menhub Hatta Radjasa dan Menteri Energi 
dan Sumber Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro.

Sedangkan, Presiden didampingi oleh Seskab Sudi Silalahi. Sekitar satu jam, 
mulai pukul 15.00, para pimpinan TNI itu bertemu dengan presiden SBY di 
kantor Presiden. Seusai pertemuan, Panglima TNI mengakui kalau pemanggilan 
itu terkait dengan wilayah terluar RI yang juga diklaim oleh Malaysia.

Panglima menegaskan kalau Karang Unarang merupakan wilayah terluar RI. 
Dasarnya, Indonesia berpatok pada pada hukum internasional. Dimana dalam 
hukum internasional tidak memberikan hak kepada Malaysia untuk menguasai 
daerah tersebut. Sebab, Malaysia bukan negara kepulauan untuk mengklaim 
lebih dari 12 mil dari garis pantanya. ''Kita berpegang seperti itu (hukum 
internasional)," tegas Panglima kepada wartawan.

Soal keberadaan empat kapal perang yang dikirim ke perairan Sulawesi itu 
memang diakuinya untuk kepentingan menjaga kedaulatan wilayah RI. Ditaya 
apakah itu perintah Presiden SBY, Tarto tidak menjawabnya secara tegas. Dia 
hanya mengatakan kalau pengiriman empat kapal perang disana merupakan tugas 
rutin TNI untuk mengamankan kedaulatan wilayah negara.

''Sama dengan kita melakukan patroli-patroli di seluruh wilayah nusantara. 
Perairan yang kita miliki, pengiriman ke sana itu merupakan bagian dari 
bagaimana TNI menjaga wilayah kedaulatannya," tegas Panglima.
Apa komentar Presiden soal masalah perbatasan tersebut? Panglima 
mengungkapkan kalau Presiden mengharapkan agar klaim tumpang tindih wilayah 
dengan Malaysia tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

wilayah maritim dengan negeri Jiran, terutama di wilayah perairan Pulau 
Sipadan dan Pulau Ligitan.
Malaysia sudah mengklaim perairan Laut Sulawesi di sebelah timur Pulau 
Kalimantan sejak tahun 1979. Saat itu, Malaysia membuat peta yang memasukkan 
perairan tersebut ke dalam wilayah negaranya. Peta itu langsung diprotes 
oleh Indonesia. Protes sudah dilayangkan beberapa kali.

Klaim tumpang tindih antara Pemerintah Indonesia dan Malaysia yang terjadi 
di kawasan Laut Sulawesi sudah mendapat perhatian serius dari Presiden 
Susilo Bambang Yudhoyono (SBY). Kemarin, mantan Menkopolkam ini secara 
mendadak memanggil Panglima TNI Jenderal TNI Endriartono Sutarto.

Tiga kepala staf angkatan lainnya juga ikut dipanggil. Mereka adalah Kepala 
Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) Letnan Jenderal Djoko Santoso, Kepala Staf 
TNI Angkatan Laut (KSAL) Laksamana Madya Slamet Soebijanto, dan Kepala Staf 
TNI Angkatan Udara (KSAU) Marsekal Madya Djoko Suyanto. Tak hanya itu, 
Presiden juga memanggil Menhub Hatta Radjasa dan Menteri Energi dan Sumber 
Daya Mineral Purnomo Yusgiantoro.

Sedangkan, Presiden didampingi oleh Seskab Sudi Silalahi. Sekitar satu jam, 
mulai pukul 15.00, para pimpinan TNI itu bertemu dengan presiden SBY di 
kantor Presiden. Seusai pertemuan, Panglima TNI mengakui kalau pemanggilan 
itu terkait dengan wilayah terluar RI yang juga diklaim oleh Malaysia.

Panglima menegaskan kalau Karang Unarang merupakan wilayah terluar RI. 
Dasarnya, Indonesia berpatok pada pada hukum internasional. Dimana dalam 
hukum internasional tidak memberikan hak kepada Malaysia untuk menguasai 
daerah tersebut. Sebab, Malaysia bukan negara kepulauan untuk mengklaim 
lebih dari 12 mil dari garis pantainya. ''Kita berpegang seperti itu (hukum 
internasional)," tegas Panglima kepada wartawan.

Soal keberadaan empat kapal perang yang dikirim ke perairan Sulawesi itu 
memang diakuinya untuk kepentingan menjaga kedaulatan wilayah RI. Ditanya 
apakah itu perintah Presiden SBY, Tarto tidak menjawabnya secara tegas. Dia 
hanya mengatakan kalau pengiriman empat kapal perang disana merupakan tugas 
rutin TNI untuk mengamankan kedaulatan wilayah negara.

''Sama dengan kita melakukan patroli-patroli di seluruh wilayah nusantara. 
Perairan yang kita miliki, pengiriman ke sana itu merupakan bagian dari 
bagaimana TNI menjaga wilayah kedaulatannya," tegas Panglima.

Apa komentar Presiden soal masalah perbatasan tersebut? Panglima 
mengungkapkan kalau Presiden mengharapkan agar klaim tumpang tindih wilayah 
dengan Malaysia tersebut bisa diselesaikan dengan baik.

Ditanya kemungkinan konfrontasi terbuka dengan Malaysia, Tarto mengatakan 
kalau Indonesia akan berusaha menggunakan dilpomasi yang ada sehingga bisa 
dihindari.

"Tapi, kewajiban TNI tetap melakukan keamanan wilayah. Itu tetap, tapi 
presiden tadi memutuskan bagaimana caranya mencari solusi ini agar bisa 
diselesaikan secara baik-baik tanpa ada akibat yang merugikan kedua negara," 
papar jenderal bintang empat ini. Sayangnya, dia belum bisa mengungkapkan 
solusi yang akand itempuh Indonesia. Dia hanya mengatakan kalau pemerintah 
akan menugaskan Menlu Hasan Wirayuda untuk melakukan diplomasi.

Sebelumnya, Tarto mengungkapkan kalau dirinya pernah melakukan komunikasid 
engan Menteri Pertahanan dan Penglima Tentara Malaysia soal perbatasan di 
Laut Sulawesi tersebut. Bahkan, dalam pembicaraan itu, sudah dicapai sebuah 
kesepakatan meskipun secara lisan bukan tertulis.

''Sejak dulu sudah saya sampaikan ke pihak Malaysia, baik ke menteri 
pertahanannya maupun kepada panglima tentara Malayaianya. Setiap kehdiran 
kapal perang Malaysia dan Indonesia di wilayah yang tumpang tindih itu 
hendaknya saling menginformasikan. Sehingga tidak menjadi konflik yang 
terbuka," ungkapnya. Karena itu, yang akan dilakukannya sekarang adalah 
menimplementasikan kesepakatan lisan itu di lapangan.

Ditanya apakah sudah ada respon dari Malaysia atas penembahan jumlah kapal 
perang di perairan Sulawesi itu, Tarto mengungkapkan kalau pihaknya tidak 
membutuhkan respon Malaysia soal itu. ''Kita memang tidak mengharapkan 
respon dari mereka," katanya.

Menurut Sekretaris Kabinet Sudi Silalahi, Presiden telah meminta Panglima 
tetap melaksanakan tugas pertahanan dengan tidak melakukan hal-hal yang 
ekstrem. ''Panglima TNI diminta tetap melakukan tugas sesuai prosedur tetap 
pertahanan wilayah," tegasnya.

Malaysia Minta Diplomasi
Menlu Malaysia Syed Hamid Albar meminta Indonesia menggunakan saluran 
diplomatik ketimbang ancaman militer dalam penyelesaian masalah tersebut. 
Keinginan yang sama juga disampaikan oleh Panglima TNI Endriartono Sutarto.

"Menurut saya, tidak perlu mengirim kapal perang, jika ada masalah, mereka 
bisa menggunakan saluran diplomatik. Selama ini Malaysia dan Indonesia 
memiliki hubungan yang dekat. Karena itu tidak ada yang tidak bisa kita 
bicarakan," ujarnya. "Kami hanya menjalankan hak kami dengan memberikan ijin 
tersebut. Saya harap masalah ini bisa diselesaikan dengan cara yang masuk 
akal tanpa harus emosional," lanjutnya.

"Selama saluran diplomatik kita belum terputus, ini tidak akan mengancam 
atau mempengaruhi hubungan antara Malaysia dan Indonesia," jawabnya ketika 
ditanya apakah sikap Indonesia ini bisa mengganggu hubungan bilateral 
mereka. Ia mengatakan pihak departemen akan membalas nota protes Indonesia 
secepatnya. Malaysia tidak berencana mengirimkan armada apapun kesana namun 
mereka berusaha mencari solusi damai untuk melindungi perdamaian dan 
keamanan nasionalnya.

Sjafrie: Murni Patroli Rutin
Sementara itu, pihak TNI masih menutupi adanya kegiatan unjuk kekuatan di 
Laut Sulawesi untuk menghadapi manuver pasukan Malaysia meskipun Menteri 
PertahananJuwono Sudarsono sudah mengakui hal itu hari Rabu lalu di DPR.

"Menhan boleh-boleh saja menyatakan bahwa keberadaan kapal perang TNI AL di 
Laut Sulawesi sebagai kegiatan gelar kekuatan atau unjuk kekuatan. Tapi, 
kenyataannya, itu hanya bagian dari tugas pokok TNI AL yakni patroli 
keamanan laut yang rutin digelar sepanjang tahun," tegas Kepala Dinas 
Penerangan (Kadispen) TNI AL Laksamana Pertama Abdul Malik Yusuf kepada 
koran ini, kemarin. Menurut Malik, KSAL Laksamana Madya (Laksdya) Slamet 
Soebijanto sendiri belum ada rencana untuk melakukan pemantauan langsung ke 
sana.

Pernyataan lebih tegas dilontarkan Kepala Pusat Penerangan(Kapuspen) Mabes 
TNI Mayjen Sjafrie Sjamsoeddin. Sjafrie mengatakan, keberadaan kapal-kapal 
perang TNI AL di Laut Sulawesi tidak ada kaitannya dengan sengketa wilayah 
perairan, apalagi protes Deplu atas pemberian konsesi minyak yang dilakukan 
Malaysia.

Mantan Pangdam Jaya itu juga membantah kabar yang menyebutkan bahwa saat ini 
komando pengerahan sejumlah KRI di perairan perbatasan dengan Malaysia sudah 
langsung berada di bawah Panglima TNI Jendral Endriartono Sutarto saking 
seriusnya persoalan ini. Panglima TNI, kata dia, tidak akan langsung 
mengambil alih masalah-masalah bersifat taktis seperti pengerahan armada 
rutin.

Sjafrie menjelaskan, bila pengerahan lima armada KRI di Laut Sulawesi 
dipersiapkan untuk konflik terbuka dengan armada Tentara Laut Diraja 
Malaysia, maka instruksinya pasti datang langsung dari Presiden.

"Jadi, tidak ada situasi darurat dan tidak ada ketegangan operasional antara 
militer Indonesia dengan militer Malaysia di sana. Semua murni bersifat 
patroli rutin," terangnya. (jpnn)
 



------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> 
Help save the life of a child.  Support St. Jude Children's Research Hospital's
'Thanks & Giving.'
http://us.click.yahoo.com/mGEjbB/5WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM
--------------------------------------------------------------------~-> 

***************************************************************************
Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg 
Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc
***************************************************************************
__________________________________________________________________________
Mohon Perhatian:

1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik)
2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari.
3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 
4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx
5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx
6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx
 
Yahoo! Groups Links

<*> To visit your group on the web, go to:
    http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/

<*> To unsubscribe from this group, send an email to:
    ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx

<*> Your use of Yahoo! Groups is subject to:
    http://docs.yahoo.com/info/terms/
 



** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **

Other related posts: