** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.da.ru ** http://www.balipost.co.id/BaliPostcetak/2005/3/13/n7.html Pihak Asing Diduga Bermain dalam Sengketa Ambalat Jakarta (Bali Post) - Kasus Ambalat yang memicu panasnya hubungan RI-Malaysia tidak sekadar masalah politik dan hukum. Di balik semua itu, diduga ada motif ekonomi yakni soal minyak bumi yang memiliki nilai strategis bagi masyarakat internasional. Tidak tertutup kemungkinan adanya keterlibatan pihak asing yang sengaja "bermain" untuk menyulut perseteruan antardua negara serumpun ini. ''Meski hanya berupa karang, gugusan Kepulauan Ambalat di Laut Sulawesi sangat kaya minyak. Besar kemungkinannya ada keterlibatan pihak asing yang sengaja menyulut masalah itu menjadi besar. Mereka sangat tahu, Ambalat merupakan bagian dari wilayah Indonesia,'' kata pakar hukum kelautan Undip Semarang Prof. Dr. Dimyati Hartono dalam sebuah diskusi di Jakarta, Sabtu (12/3) kemarin. Menurutnya, konflik di berbagai negara kerap dipicu masalah ekonomi. Hal itu terutama masalah minyak bumi yang merupakan faktor ekonomi yang sangat strategis bagi masyarakat dunia. Alasan inilah yang sengaja ditonjolkan dan dimunculkan Malaysia soal adanya pertentangan hukum atas klaim Ambalat itu. Persoalan hukum itulah yang menunjukkan adanya sponsor di luar Malaysia. Indikasinya bisa dilihat atas ketidakkonsistenan Malaysia terhadap klaim Ambalat. Pasalnya, ketika konvensi hukum laut dilaksanakan 1974-1982, Malaysia tidak pernah mengklaim dirinya sebagai negara kepulauan. Tetapi Indonesia sejak awal menyatakan sebagai negara kepulauan dan akhirnya oleh United Nation The Law of The Sea diakui sebagai negara kepulauan dengan hak dan syarat tertentu. Hak itu untuk menentukan garis dasar diukur dari pulau terluar. Bagian itulah merupakan wilayah Indonesia. Sedangkan negara bukan kepulauan, diukur berdasarkan garis keliling pantainya. Sementara itu, mantan menteri Kabinet Dwikora Muhammad Athadi mengatakan aksi ganyang Malaysia seperti mengingatkannya akan sejarah yang terulang lagi. Ketika itu Malaysia sebagai boneka Inggris, membuat ulah yang merugikan Indonesia sebagai tetangganya. Kini, soal klaim Malaysia atas Ambalat harus disikapi dengan tegas. ''RI jangan sampai melunak. Boleh berunding, tetapi syaratnya dan agendanya adalah Malaysia harus mengakui kedaulatan Indonesia atas Ambalat,'' ujarnya. (kmb3/010) [Non-text portions of this message have been removed] ------------------------ Yahoo! Groups Sponsor --------------------~--> Give underprivileged students the materials they need to learn. Bring education to life by funding a specific classroom project. http://us.click.yahoo.com/4F6XtA/_WnJAA/E2hLAA/BRUplB/TM --------------------------------------------------------------------~-> *************************************************************************** Berdikusi dg Santun & Elegan, dg Semangat Persahabatan. Menuju Indonesia yg Lebih Baik, in Commonality & Shared Destiny. www.ppi-india.uni.cc *************************************************************************** __________________________________________________________________________ Mohon Perhatian: 1. Harap tdk. memposting/reply yg menyinggung SARA (kecuali sbg otokritik) 2. Pesan yg akan direply harap dihapus, kecuali yg akan dikomentari. 3. Lihat arsip sebelumnya, www.ppi-india.da.ru; 4. Satu email perhari: ppiindia-digest@xxxxxxxxxxxxxxx 5. No-email/web only: ppiindia-nomail@xxxxxxxxxxxxxxx 6. kembali menerima email: ppiindia-normal@xxxxxxxxxxxxxxx Yahoo! Groups Links <*> To visit your group on the web, go to: http://groups.yahoo.com/group/ppiindia/ <*> To unsubscribe from this group, send an email to: ppiindia-unsubscribe@xxxxxxxxxxxxxxx <*> Your use of Yahoo! Groups is subject to: http://docs.yahoo.com/info/terms/ ** Mailing-List Indonesia Nasional Milis PPI-India www.ppi-india.uni.cc **